Dongeng Lain Sebelum Tidur

Dongeng Lain Sebelum Tidur

Apakah waktu kanak-kanak, Anda sering didongengi cerita sebelum tidur oleh orang tua? Wah, tentunya asyik ya dapat mengingat pengalaman latif tersebut. Ada dongeng cerita si Kancil, cerita Bawang Putih Bawang Merah, Aladdin, cerita Cinderella dan masih banyak lagi. Kebiasaan orangtua mendongeng ini ternyata merupakan warisan kebudayaan lisan nenek moyang.

Di dalam dongeng cerita ini pula kita mendapatkan petuah-petuah bijak, nilai-nilai moral kebijaksanaan dalam kehidupan. Dan tak salah jika kemudian sampai dengan dewasa sekarang, dongeng dan cerita ini masih berbekas dalam ingatan.

Masa kanak-kanak ialah masa nan penuh keindahan, memori anak-anak sangat kuat, dan nilai-nilai apapun dapat langsung terekam dalam ingatan jangka panjang seorang anak, hingga ia dewasa.



Sebuah Kisah Romantis Kebaikan dan Ketabahan Hati dari Cerita Cinderella

Cinderella ialah seorang gadis nan tinggal bersama Ibu tiri dan dua kakak tirinya nan jahat. Ia hanya diberi makan sehari sekali dan disuruh mengerjakan pekerjaan-pekerjaan nan berat dan kotor. Cinderella sendiri artinya ialah gadis nan kotor dan penuh debu.

Cerita tentang perubahan jalan hayati Cinderella dimulai ketika pangeran kerajaan mengundang setiap putri buat datang ke kerajaan merayakan pesta. Kedua kakak tiri dan Ibu tiri Cinderella pun menyambut hal tersebut dengan suka cita. Mereka bersiap-siap menghadiri undangan, tanpa mengajak Cinderella nan dianggap gadis udik nan kotor, dan hanya akan merusak suasana pesta nantinya.

Hal ini membuat hati Cinderella menjerit, dan menangis dalam kesedihan. Dalam kesedihannya nan dalam, datanglah seorang peri nan membawa kabar bahagia. Cinderella diminta mencari 4 ekor tikus dan 2 ekor kadal. Setelah Cinderella sukses menemukan hewan-hewan tersebut, peri pun menyihir hewan-hewan itu menjadi 4 ekor kuda putih, dan 2 orang sais kereta kuda.

Peri pun mengubah Cinderella menjadi putri nan sangat cantik dengan gaun mahal dan sepatu kaca. Cinderella sangat bahagia. Peri pun memerintahkan Cinderella buat berangkat ke pesta tersebut, tapi harus segera pulang sebelum jam 12 malam. Pada jam tersebut, seluruh sihir sang peri akan musnah. Cinderella pun berangkat menuju pesta kerajaan.

Sesampainya di istana kerajaan, seluruh mata memandang takjub terhadap kedatangan Cinderella. Bahkan kedua saudara tiri dan ibu tirinya tak menyangka kalau itu Cinderella. Kecantikan dan keanggunannya nan luar biasa saat turun dari kereta, membuat sang pangeran kerajaan mendekatinya dan mengajaknya berdansa. Hal ini membuatnya sangat berbahagia, hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Saat mengetahui waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, Cinderella pun terburu-buru pamit meninggalkan istana, sebab terburu-burunya, Cinderella tak sempat mengambil kembali sepatu kaca nan terlepas ketika ia berlari. Meskipun hanya sesaat, ia sangat senang sebab sudah dapat berangkat ke pesta itu.

Pangeran nan sangat terpesona dengan Cinderella mengejarnya, namun tak dapat menemukan Cinderella. Hanya sepatu kaca nan tertinggal. Akhirnya sayembara pun diadakan, bahwa bagi siapapun gadis nan dapat pas menggunakan sepatu kaca, maka akan diangkat menjadi permaisuri sang pangeran. Sayembara ini membuat seluruh gadis bersiap-siap termasuk kedua kakak tiri Cinderella.

Suatu hari, datanglah pasukan kerajaan ke rumah Cinderella. Kedua kakak Cinderella pun diminta mencoba sepatu kaca oleh pasukan kerajaan. Tapi ternyata ukuran kakinya tak sesuai. Saat melihat Cinderella, anggota pasukan itu meminta Cinderella mencoba mengenakan sepatu kaca. Hal itu dicegah oleh Ibu tiri dan dua kakak tiri Cinderella, bahwa ialah hal nan sangat tak mungkin jika kaki Cinderella mencoba sepatu itu.

Namun ternyata, sesuatu terjadi di luar dugaan Ibu tiri dan kedua kakak tiri itu. Sepatu kaca itu sangat pas dikenakan Cinderella. Pasukan kerajaan ini pun sangat senang, dan menyatakan bahwa Cinderella-lah nan dicari oleh sang Pangeran selama ini.

Saat itulah sang peri datang dan menyihir baju dan penampilan Cinderella menjadi seorang putri nan sangat cantik. Ibu tiri dan kedua saudara tiri tersebut hanya dapat heran dan bengong. Namun takdir sudah menggariskan bahwa akhirnya sang Pangeran menyunting Cinderella menjadi permaisurinya, dan mereka pun hayati bahagia.



Pesan Moral

Cerita Cinderella ini, tentu sudah diketahui oleh banyak orang. Ada kisah nan implisit dalam cerita itu. Penokohan Cinderella menyiratkan sosok seorang anak nan sabar, tabah, baik hati dan akhirnya dengan kebaikan hati, kesabaran dan ketabahannya tersebut, Tuhan memberikan kebahagiaan mempertemukannya dengan sang pangeran. Dan mereka pun hayati berbahagia.

Cerita Cinderella ini kadang diceritakan oleh seorang Ibu atau Ayah kepada anak-anaknya sebelum tidur. Pesan moral nan berusaha disampaikan ialah tentang kebaikan, ketabahan hati sang Cinderella. Pesan inilah nan dapat ditanamkan ke alam bawah sadar seorang anak sehingga menjadi satu masukan atau pelajaran nan sangat krusial buat bekal kehidupannya kelak.

Cerita Cinderella ini mampu mewakili pesan moral tersebut. Kuasa Tuhan nan dihadirkan lewat tokoh Peri ialah satu bentuk pesan spiritual nan sangat penting. Bahwa Tuhanlah nan dapat mengubah takdir. Tugas manusia ialah buat berikhtiar, namun hasil akhir dari ikhtiar itu ialah hak tertentu Tuhan sebagai penentu semuanya.



Dongeng Lain Sebelum Tidur

Ada banyak dongeng cerita lain nan dapat didongengkan ke anak, selain dongeng cerita Cinderella. Dongeng cerita ini semua memberikan pesan moral eksklusif kepada anak. Tradisi lisan nan masih tersisa ini sangat layak dan harus dilestarikan. Tidak banyak orang nan dapat mengerti dan mau menggunakan media dongeng buat mendidik anak-anaknya.

Secara psikologis, kondisi sebelum tidur ialah kondisi dinding-dinding critical area mulai melemah, dan terbukalah gerbang pencerahan bawah sadar. Dalam wilayah bawah sadar inilah, segala macam pesan dapat diolah dan diproses buat dijadikan nilai-nilai dalam kehidupan. Apalagi pada anak-anak nan mayoritas belum mempunyai dinding critical area yang tebal.

Pada fase inilah, Anda dapat memprogram karakter dan kelakuan anak. Pada fase inilah, tanamkan nilai-nilai kebaikan, ketabahan, dan pesan-pesan baik lainnya demi kebahagiaan anak tersebut.

Ada banyak dongeng, selain cerita Cinderella nan mempunyai muatan-muatan pendidikan nan bagus. Cerita nan senada dengan cerita Cinderella ialah Bawang Putih Bawang Merah, dan Upik Abu. Selain tema-tema seperti itu, ada lagi tentang cerita kecerdikan. Hal ini dapat diwakili oleh cerita Abunawas, kemudian juga cerita si Kancil nan berlomba lari melawan siput dan masih banyak lagi.

Memberikan dongeng sebelum tidur terhadap anak, ialah kegiatan nan melibatkan berbagai aspek. Aspek pendidikan, aspek spiritual dan aspek psikologis.Tradisi ini sangat mulia, dan merupakan hal nan harus dilestarikan. Interaksi emosional nan terbangun antara anak dan orangtua akan membawa pengaruh nan sangat baik bagi perkembangan kejiwaan anak di masa depan.

Cerita Cinderella, mempunyai aspek-aspek tersebut di atas. Dari sisi pendidikan, ada pendidikan mengenai keluhuran budi, dan menjauhi sifat iri dengki. Ada pendidikan mengenai kesabaran, cinta kasih dan agama.

Dari sisi psikologis, anak akan dapat membedakan karakter manusia. Karakter dursila dari Ibu tiri dan dua kakak tiri Cinderella ialah model karakter nan harus dihindari oleh orang nan ingin meraih hayati bahagia. Untuk hayati senang dibutuhkan Norma buat berpikir positif dan berperasaan positif.

Dari sisi spiritual keagamaan, anak akan dapat diajari mengenai kekuasaan Tuhan, bahwa jika Tuhan sudah berkehendak, cukup "kun fa yakun" apa nan seharusnya terjadi, niscaya terjadilah. Sosok peri dapat diasumsikan malaikat Tuhan nan menjelma dan membantu orang-orang baik.

Sosok peri ini tak harus mewujud menjadi sosok nan dapat dilihat, namun dengan selalu berpikir positif, berperasaan positif, tulus ikhlas membantu orang lain, alam semesta pun akan membalas kebaikan kita dengan hal-hal baik.

Demikianlah pesan nan dapat kita tangkap dari cerita Cinderella. Semoga tulisan ini bermanfaat!