Terjadinya Siklus Batuan

Terjadinya Siklus Batuan

Daerah Indonesia nan dikenal dengan kekayaan alamnya, oleh karenanya siklus batuan mungkin banyak terjadi di Indonesia. Siklus batuan sendiri merupakan rangkaian dari setiap proses perubahan nan terjadi di satu material bumi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Proses ini merupakan citra dari proses geologi nan menerangkan kejadian pada lempengan tektonik dan menggambarkan perubahan-perubahannya hingga menjadi batuan.



Terjadinya Proses Pembentukkan Batu

Terdapat tiga jenis batuan di bumi, di antaranya adalah batuan beku, batuan sedimen dan juga batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah betuk, dari satu bentuk ke bentuk nan lainnya. Perubahan nan dialami oleh batuan-batuan ini majemuk seperti mengalami pelapukan dan erosi. Seperti contohnya suatu batuan dapat berubah menjadi batuan sedimen ataupun dapat berubah menjadi lelehan magma nan kemudian membeku menjadi batuan lain lagi.

Proses-proses dalam pembentukan batuan ini, dapat kita telusuri hingga pembentukkan nan paling akhir yaitu dengan kembalinya ke pembekuan magma cair nan berasal dari letusan gunung nan menghasilkan magma tersebut. Siklus dari pembentukkan ini terjadi selama ribuan atau ratusan tahun. Sehingga kita tak dapat memastikan kapan awal atau dimulainya proses itu terjadi dan bagaimana akhirnya itu.

Dalam siklus batuan ini, magma terdiri dari unsur dan senyawa nan terdapat pada bentuk batuan. Magma ini bisa kita temukan di bawah kerak bumi nan biasa disebut dengan mantel bumi. Seperti nan sudah kita ketahui, magma ini terbentuk di dalam bumi dengan berbagai material bumi nan terkandung pada bagian dalam sebuah gunung di antara batas lempengan nan ada di perut bumi.

Setelah magma keluar dari letusan gunung tersebut, selanjutnya magma akan mengalami pembekuan atau pengkristalan saat mendngin di permukaan bumi. Selain membentuk batuan, magma ini juga akan membentuk suatu basalt nan terdapat di sisi suatu gunung merapi tersebut. Pembekuan atau pengkristalan ini terjadi dikarenakan perpindahan suhu dari panas menjadi dingin atau normal.

Siklus batuan ini membentuk batuan nan mengkristal atau nan biasa disebut dengan batuan beku. Batuan beku ini sangat kuat adanya sehingga juga dapat disebut dengan igneous rocks. Terdapat beberapa jenis batuan beku atau igneous rocks ini. Di antaranya adalah intrusive igneous rocks.

Intrusive igneous rocks ini merupakan batuan nan terbentuk pada permukaan dari dalam litosfer atau dapat dikatakan juga bahwa terbentunya batuan beku jenis ini terjadi di bawah permukaan, contoh dari batuan ini adalah gabbro. Batuan beku ini terjadi sebab magma atau unsur dan senyawa batuan tersebut dibawa ke permukaan bumi oleh beberapa proses tektonik bumi.

Batuan beku selanjutnya ialah batuan beku ekstrusif. Batuan ini terjadi melalui proses kristalisasi di atas permukaan bumi. Dalam bahasa asing, batuan beku ini disebut dengan extrusive igneous rocks. Batuan ini biasanya keluar ketika magma keluar dari gunung nan meletus sehingga melakukan pengkristalannya sendiri. Jenis batuan beku ini bentuknya seperti basalt.

Batuan basalt nan berasal dari magma ini berada di taraf atas di permukaan bumi. Batuan nan berada di permukaan bumi ini akan terkena atmosfer dan cuaca sehingga mempengaruhi proses pembentukkan tersebut. Batuan basalt tersebut melakukan pembekuan dengan faktor atmosfer dan cuaca, batuan nan disebut dengan gabbro melalui proses erosi sehingga mengalami pengaruh terhadap atmosfer dan cuaca.



Terjadinya Siklus Batuan

Reaksi-reaksi pada proses pembekuan batuan ini melewati reaksi kimia maupun fisika. Reaksi-reaksi ini melibatkan hubungan melalui udara, air, dan organisme-organisme biologi lainnya nan menyebabkan batuan melapuk.

Proses pelapukan batuan tersebut, akan menyebabkan terjadinya erosi nan akibatnya akan membawa material-material tersebut terbawa ke sungai atau pun terkubur melalui angin, genre air, dan gletser.

Pada saat pembentukan batu ini, puing-puing dari hasil pelapukan tersebut kemudian mengendap dan menjadi endapan dari siklus batuan nan terjadi. Proses nan didominasi dengan proses geologi ini tentunya mengakibatkan terbentuknya batuan dengan sedimentasi nan tinggi dan bisa membentuk jenis batuan nan baru.

Proses pembentukan batuan- batuan tadi disebut juga dengan batuan metamorf. Proses pembekuan batuan ini bisa kembali lagi dengan memodifikasi batuan tersebut dengan proses tektonik nan terjadi di bumi dan kembali lagi dengan membentuk magma nan mencair dengan melalui pencairan terlebih dahulu. Selanjutnya pencairan nan menjadikannya magma tersebut kemudian membentuk batuan-batuan nan lainnya.

Dalam siklus batuan ini, pembentukan batuan digambarkan dengan proses dimodifikasi, ditransportasinya batu tersebut, kemudian melalui proses dekomposisi atau pencampuran material-material dan kemudian dibentuk sinkron dengan internal dan eksternal bumi pada saat itu.

Siklus batuan ini terjadi secara sambung menyambung dan tak terputus. Proses ini, merupakan suatu kenyataan nan terjadi di dalam kerak atau bagian bawah bumi nan berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer.

Fenomena ini tentunya didukung dengan energi alami dari matahari.
Kerak bumi nan terbawa oleh udara, selanjutnya akan mengalami pelapukan dan mengalami perubahan nan akan melibatkan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer tadi. Selanjutnya proses erosi kemudian dilakukan dan kemudian mengendapkan proses pelapukan tersebut menjadi batuan sedimen.

Setelah proses tersebut, batuan mengalami kompaksi atau penimbunan dan disebutlah batuan tersebut dengan batuan sedimen. Dalam siklus batuan dari pembentukkan batuan sedimen ini, selanjutnya akan menjadi batuan metamorf. Kemudian penimbunan nan terjadi pada batuan metamorf ini akan menyebabkan naiknya suhu dan panas dan menyebabkan batuan tersebut meleleh dan membentuk magma.

Kemudian magma tersebut membentuk batuan baru dengan bentuk batuan nan baru. Pada proses nan satu ini, kerak bumi nan keluar akan mengalami pelapukan dan erosi.

Batuan-batuan ini terbentuk melalui pengulangan-pengulangan nan terjadi dari magma menjadi batuan beku kemudian batuan sedimen dan menjadi batuan metamorf dan kemudian menjadi magma kembali. Pembentukkan batuan ini terus terjadi di setiap prosesnya dan menjadi batuan baru kembali.

Prosesnya pun tak jauh dari erosi, pelapukan, dan kemudian mencair menjadi magma. Proses-proses inilah nan terjadi di setiap pembentukan batuan nan terjadi.

Perubahan-perubahan nan terjadi dalam pembentukkan batuan ini, tentunya dengan maksud buat menemukan mineral-mineral nan bisa membentuk batuan baru. Agar mencapai susunan mineral nan baru ini dibutuhkan ekuilibrium suhu dan tekanan dalam siklus batuan ini. Hal ini dikarenakan bisa mempengaruhi bentuk dari batuan tersebut.

Dari apa nan sudah kita jelaskan mengenai siklus batuan tersebut, maka bisa kita simpulkan bahwa batuan sedimen ini khususnya bisa terbentuk dari berbagai jenis batuan lainnya. Batuan-batuan nan bisa membentuk batuan sedimen ini dapat dari batuan beku maupun batuan metamorf, bahkan batuan sedimen pun bisa terbentuk dari batuan sedimen itu sendiri.

Batuan-batuan dari jenis batu tersebut terbentuk dengan sendirinya dari letusan gunung merapi nan menghasilkan cairan magma nan kemudian membeku dan menghasilkan batuan dengan berbagai proses.

Siklus batuan ini memang menjadi salah satu hal nan menarik buat kita pelajari. Bentuk-bentuk batuan nan terbentuk dari magma tersebut bisa berbentuk seperti layaknya terpahat oleh manusia. Bahan-bahan material nan membentuk batuan-batuan itu sendiri memang berasal dari cairan magma nan membeku dengan proses nan sudah dijelaskan tadi.

Terkadang batuan-batuan nan tercipta dari proses siklus batuan dari magma tersebut membentuk batuan nan bernilai tinggi. Batuan nan bernilai tinggi ini biasanya digunakan buat perhiasan atau saat ini menjadi trend interior desain rumah minimalis nan menggunakan batu alam. Batu alam ini memang sebelumnya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk batuan nan diinginkan. Oleh sebab itu, batuan-batuan nan berasal dari alam sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan.