Penyakit Malaria: Siklus Hayati Plasmodium

Penyakit Malaria: Siklus Hayati Plasmodium

Penyakit malaria termasuk salah satu penyakit kuno. Malaria sudah ada sejak tahun 2600 SM (menurut buku kedokteran Cina). Walaupun usianya sudah sangat tua, penyakit malaria tetap menjadi pembunuh terbesar sepanjang masa. Hal ini sebab penyakit malaria merupakan penyakit nan paling banyak mengakibatkan kematian di setiap tahunnya.

Dari fakta tersebut Anda tentu menjadi bertanya-tanya, bagaimana dapat penyakit nan sudah ada selama itu masih menjadi penyebab kematian terbesar di setiap tahun? Tidak adakah obat dan teknologi nan mampu mengatasi penyakit malaria? Jawaban kepenasaranan Anda akan terjawab dalam uraian berikut ini.



Definisi dan Penyebab Penyakit Malaria

Malaria ialah penyakit nan disebabkan oleh suatu parasit nan bernama Plasmodium (sejenis hewan bersel satu) dengan perantaraan ( vector) gigitan nyamuk Anopheles. Penyakit malaria dapat menular dari manusia nan satu ke manusia nan lain hanya dengan gigitan nyamuk Anopheles nan mengandung Plasmodium. Tak hanya oleh gigitan nyamuk Anopheles saja, penyakit malaria juga dapat menular dari ibu hamil terhadap bayinya serta dapat juga melalui transfusi darah.



Penyakit Malaria: Siklus Hayati Plasmodium

Saat nyamuk menggigit kulit manusia, Plasmodium berada dalam fase sporozoit. Sporozoit kemudian akan menuju ke hati (liver) dan membentuk merozoit dalam jumlah nan sangat banyak. Bentuk inilah nan kemudian masuk ke dalam genre darah dan menginfeksi sel-sal darah merah. Dalam termin ini, manusia sudah disebut menderita penyakit malaria.

Jika nyamuk Anopheles menggigit manusia nan sedang terkena penyakit malaria, nyamuk tersebut akan dimasuki oleh merozoit. Akan tetapi di dalam tubuh nyamuk, merozoit akan menghasilkan sel-sel gamet (sel kelamin betina dan jantan) nan kemudian akan kawin dan membentuk zigot. Zigot lalu berkembang menjadi sporosit.

Dan jika nyamuk ini menggigit manusia lain, sporosit akan masuk ke dalam tubuh manusia tersebut dan membentuk merozoit lagi. Begitu seterusnya. Lamanya siklus dari saat pertama nyamuk menggigit manusia hingga menimbulkan gejala penyakit malaria hanya terjadi dalam waktu 48 hingga 72 jam saja.



Macam-macam Plasmodium Penyebab Penyakit Malaria

Ada 4 jenis Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia hingga menyebabkan penyakit malaria.

  1. Plasmodium vivax, yaitu Plasmodium yang banyak tersebar di India dan Amerika Selatan (di negara lain juga ditemukan tetapi tak banyak). Masa inkubasinya (masa dari penggigitan di tubuh manusia hingga menimbulkan penyakit) ialah sekitar 8-13 hari. Infeksi parasit ini dapat sampai ke bagian limpa. Parasit tipe ini dapat bersembunyi dai dalam hati dan kembali lagi setelah kondisi memungkinkan.

  2. Plasmodium ovale, yaitu Plasmodium yang sporadis dan hanya ditemukan di Afrika. Masa inkubasinya ialah selama 8-17 hari. Parasit tipe ini juga dapat bersembunyi di dalam hati dan kembali saat kondisi memungkinkan.

  3. Plasmodium malariae, yaitu Plasmodium yang banyak terdapat di mana-mana. Masa inkubasinya 2-4 minggu. Jika tidakdiobati, infeksi dapat bertahan dalam waktu tahunan.

  4. Plasmodium falciparum, yaitu Plasmodium yang paling banyak mengancam kehidupan. Hal ini sebab parasit ini sering kebal terhadap berbagai macam obat dan antibiotik. Masa inkubasinya ialah selama 5-12 hari.


Gejala Penyakit Malaria

Gejala nan terjadi saat manusia terkena penyakit malaria di antaranya ialah kurang darah (kurang darah sebab sel darah merah diinfeksi Plasmodium yang berada dalam fase merozoit); kedinginan; koma; demam; sakit kepala; sakit kuning; sakit otot; mual; kotoran berdarah; terus berkeringat; dan muntah-muntah. Itulah sekilas mengenai gejala penyakit malaria.



Penyakit Malaria dan Penyebaran Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles banyak tersebar di daerah beriklim tropis dan subtropis (sedang/temperata). Pada daerah beriklim tropis, nyamuk dan parasit dapat terus ada sepanjang tahun. Akan tetapi pada loka beriklim subtropis, nyamuk akan terus ada tetapi parasitnya ( Plasmodium) akan wafat saat musim dingin.

Di beberapa negara, nyamuk Anophles kebal terhadap insektisida. Itu sebabnya, nyamuk ini susah diberantas. Tak hanya nyamuknya, parasitnya juga kebal terhadap antibiotik. Dan tentu saja hal inilah nan mengakibatkan penyakit malaria susah dikendalikan.



Pengobatan Penyakit Malaria

Sejak 1638, penyakit malaria sudah diatasi dengan getah pohon cinchona atau dikenal dengan nama kina. Sebenarnya, getah ini beracun dan menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Pada 1930, pakar obat-obatan Jerman sukses menemukan atabrine (quinacrine hydrochloride) nan dianggap lebih efektif sebab kadar racunnya lebih sedikit. Setelah Perang Global II berakhir, klorokuin dianggap lebih efektif menekan jenis penyakit malaria dibandingkan atabrine atau quinine .

Beberapa waktu nan lalu, strain plasmodium falciparum , organisme nan menyebabkan penyakit malaria tropika, menunjukkan adanya daya tahan terhadap klorokuin dan obat anti malaria sintetik lain. Strain jenis ini dijumpai di Vietnam, semenanjung Malaysia, Afrika, dan Amerika Selatan. selain itu, kina pun semakin tak efektif terhadap strain plasmodium falciparum.

Di beberapa negara tropis, kasus penyakit malaria meningkat jumlahnya sebab beberapa jenis nyamuk pembawa (anopheles) memiliki daya tahan terhadap insektisida seperti DDT. Dampaknya ialah kasusu penyakit malaria juga mangalami peningkatan di kalangan turis Amerika dan Eropa nan berkunjung ke Asia serta ke Amerika Tengah. Para turis nan terkena penyakit malaria nan sedang menyebar, biasanya diberi obat anti malaria seperti profilaksis (obat pencegah).

Sampai saat ini, para pakar masih berupaya menemukan vaksin buat penyakit malaria. Vaksin-vaksin nan dianggap memenuhi standar, kini sedang diuji coba klinis demi keamanan dan keefektifan. Sementara itu, ahli-ahli lainnya juga sedang berusaha buat menemukan vaksin lainnya. Penelitian juga sedang dilakukan buat mencari obat dengan bahan dasar artisemin (digunakan oleh pakar obat-obatan Cina buat mengobati demam). Artisemin telah terbukti efektif terhadap plasmodium falcaparum, tetapi masih sulit sekali buat digandakan jumlahnya.

Pengobatan penyakit malaria, terutama penyakit malaria nan disebabkan oleh Plasmodium falciparum , biasanya harus dirawat di rumah sakit. Obat nan paling banyak digunakan ialah chloroquine; quinidine; quinine; doxycycline; tetracycline; clindamycin; atovaquone; proguanil (malarone); mefloquine; artesunate; serta kombinasi pyrimethamine dan sulfadoxine.



Pencegahan Penyakit Malaria

Pencegahan penyakit malaria bisa dilakukan dengan cara meminum obat eksklusif sebelum sebelum seseorang akan pergi ke daerah loka banyak terdapatnya nyamuk Anopheles. Obat ini harus dimakan 2 minggu sebelum pergi.

Misalnya saja jika akan pergi ke Amerika Selatan, Afrika, India atau Pasifik Selatan, Anda harus meminum obat mefloquine, doxycycline, choroquine, hydroxychoroquine, atau malarone 2 minggu sebelum pergi. Bahkan wanita hamil juga harus meminum obat ini. Adapun risiko obat bagi bayi akan sedikit lebih ringan dibandingkan jika sang ibu terkena penyakit malaria.



Artemisia - Obat Pennyakit Malaria

Artemisia ialah salah satu alternatif obat penyakit malaria nan sudah dimanfaatkan di berbagai negara di dunia, khususnya di Afrika dan Asia. Hasil riset pada 1972 di Cina, membuktikan bahwa artemisia mangandung bahan aktif primer berupa artemisinin, sedangkan bahan lainnya ialah artesunate dan artemether (efektif terhadap Plasmodium falciparum, yaitu penyebab penyakit malaria).

Rasa obat penyakit malaria ini getir sebab mengandung absinthin dan anabsinthin . Di alam bebas, hasil artemisinin cukup bervariasi, yaitu 0,1-1.8 persen. Sementara itu, kadar artemisinin dapat mencapai 0,3-0,9 persen di Vietnam.