Alergi pada Bayi

Alergi pada Bayi

Bayi ialah makhluk mungil dan menggemaskan nan masih rentan terhadap gangguan virus, bakteri, bibit penyakit, biang alergi, dan sebagainya. Semua itu merupakan kelompok penyebab alergi pada bayi , nan disebut dengan allergen .



Tentang Alergi

Alergi sebenarnya bukanlah penyakit, namun reaksi penolakan tubuh atas stimulasi atau rangsangan dari luar ataupun dari dalam tubuh bayi. Penyebabnya dapat bermacam-macam. Zat penyebab alergi disebut dengan allergen . Reaksinya disebut dengan alergi . Sedangkan zat-zat nan dikeluarkan oleh tubuh buat melawan agresi alergi disebut dengan zat histamine .

Alergi merupakan kejadian biasa, tapi tidak dapat ditangani dengan cara biasa. Apabila tak ditangani secara baik, maka akibat dari alergi kulit ini bisa merambat ke mana-mana. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Seperti dampak kondisi cuaca, volume udara, serta kelembaban nan tak stabil pada iklim di Indonesia. Sehingga bukan hanya alergi saja, lebih jauh lagi bisa memunculkan berbagai penyakit lainnya.

Tingkat reaksi alergi pada manusia dewasa tentu saja akan berbeda dengan reaksi alergi nan ditunjukkan oleh kanak-kanak. Terutama pada bayi. Karena bayi termasuk kelompok nan cukup rentan terhadap agresi alergi. Alergi pada bayi bisa timbul dari luar tubuh, nan muncul dari dalam tubuh bayi, ataupun nan masuk ke dalam tubuh melalui makanan.



Alergi pada Bayi

Alergi pada bayi terjadi jika sistem imunitasnya tak mampu mengatasi dampak negatif dari kontak dengan allergen, yaitu zat penyebab alergi. Bila tubuh bayi bersentuhan dengan allergen melalui pernapasan, sentuhan, makanan, atau suntikan, ia akan mengeluarkan zat histamine dan bahan-bahan kimia lainnya buat melawan agresi tersebut

Alergi nan terjadi pada bayi bukan sebuah penyakit namun reaksi biasa. Yang berhubungan dengan masalah kekebalan tubuh. Tubuh bayi bereaksi atas paparan, terpaan atau kontak langsung. Atas benda-benda asing nan menjadi penyebab reaksi. Penyebab alergi biasanya ialah sebab faktor keturunan, makanan, dan faktor dari luar tubuh bayi, seperti cuaca, iklim dan lain sebagainya.

Para orang tua harus jeli menangkap gejala-gejala alergi dan menanggapinya dengan serius, sebab alergi dapat berdampak fatal pada kesehatan bayi. Beberapa jenis alergi nan paling sering dialami bayi ialah alergi kulit, alergi susu, alergi makanan, dan alergi terhadap suatu zat. Tanda-tanda nan sering timbul ialah gatal-gatal, muntah, pucat, kemerahan pada kulit, kadang-kadang diare, bahkan kesulitan bernapas.



Penyebab Alergi pada Bayi

Banyak penyebab alergi pada bayi. Dan penyebab utamanya dikelompokkan menjadi kelompok primer sebagai berikut :

Alergi Dampak Asupan Susu

Alergi susu dapat terlihat dengan kemunculan rasa gatal pada kulit paras dan tangan. Lidah dan langit-langit mulut bayi pun akan berubah rona menjadi putih. Bahkan, bayi dapat menderita mencret. Penyebab alergi ini ialah bayi sangat sensitif (intoleran) terhadap susu formula, baik nan berbahan dasar susu sapi maupun susu kedelai.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak buat mendiskusikan pilihan susu nan tak menyebabkan alergi. Sangat disarankan pula buat memberikan ASI tertentu kepada bayi Anda.

Dewasa ini banyak sekali dijual di mall-mall maupun supermarket, susu bayi nan jenisnya menyesuaikan dengan kebutuhan si bayi. Ada susu buat bayi normal, susu bayi nan rendah lemak dan glukosa, susu bayi anti diare, dan susu bayi instan dan formula pada umumnya.

Kini orangtua bisa dengan leluasa memilihkan susu buat bayi sinkron dengan kondisi kesehatan buah hati, juga sinkron dengan kemampuan kocek Anda pula tentunya. Karena begitu banyak pilihan jenis susu, merk susu dengan varian harga nan cukup kompetititf.

Alergi Dampak Asupan Makanan

Alergi makanan dapat terlihat dengan timbulnya gangguan pencernaan berupa diare atau sembelit. Beberapa jenis makanan nan kerap menyebabkan alergi pada bayi di antaranya telur, susu, kacang tanah, dan buah-buahan seperti tomat atau stroberi.

Hati-hati memberikan makanan buat bayi. Salah memberi, maka bayi Anda akan terkena alergi. Apabila bayi memang masih usia buat mengkonsumsi susu, maka berikan ASI hingga usia dua tahun. Apabila ASI kurang lancar bisa memberikan susu tambahan divariasikan dengan makanan bayi.

Saat ini banyak sekali makanan bayi instan nan dijual di swalayan. Namun apabila Anda memiliki waktu nan cukup banyak, sebaiknya Anda mempersiapkan sendiri makanan buat bayi Anda. Karena biar bagaimanapun makanan nan disiapkan oleh sang ibu, jauh lebih baik dan lebih bersih, bukan?

Anda hanya tinggal sedikit kreatif buat mencoba berbagai macam olahan makanan bayi. Anda dapat melihat-lihat resepnya di internet.

Perhatikan juga sumber-sumber makanan bayi. Jangan sampai dari bahan makanan tersebut menimbulkan alergi.

Alergi Dampak Lingkungan Sekitar

  1. Udara

Alergi pada kulit ditunjukkan dengan bintik-bintik atau ruam berwarna kemerahan pada lipatan-lipatan kulit bayi. Penyebabnya ialah udara panas dan lembap di beberapa bagian tubuh, misalnya paha, ketiak, pantat, leher, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, apabila bayi Anda banyak berkeringat, sering-sering membasuh lipatan-lipatan kulitnya dengan lap basah nan diikuti dengan pengeringan menggunakan handuk. Penggunaan bedak juga dapat membantu menyerap keringat berlebih.

  1. Debu

Alergi debu sangat lazim ditemui, sebab partikel-partikelnya menempel di barang-barang nan ada di sekitar bayi, meskipun kita telah mengupayakan lingkungan sebersih mungkin. Alergi debu menyebabkan bersin-bersin dan gatal pada hidung serta mata berair. Untuk mengatasinya, Anda dapat meningkatkan baku kebersihan buat loka tinggal bayi dan berkonsultasi dengan dokter buat penggunaan obat.

  1. Serbuk sari ( pollen )

Alergi serbuk sari (pollen) dan spora jamur banyak terjadi pada bayi-bayi nan tinggal di daerah pesawahan atau peternakan. Serbuk sari dan spora jamur dapat menimbulkan reaksi alergi berupa pilek. Anda sebaiknya rutin membersihkan rumah dengan alat penyedot debu dan menggunakan tudung kelambu bagi loka tidur bayi.



Tips Untuk Mengetahui dan Mencegah Alergi

A. Tips mengetahu reaksi alergi

Untuk mengetahui secara jelas mengenai alergi, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau klinik-klinik kesehatan. Anda juga dapat membawa bayi buat melakukan tes alergi di laboratorium atau prick test . Dalam tes tersebut, esktrak allergen akan dimasukkan ke dalam kulit bayi menggunakan jarum. Dengan demikian, dapat diketahui zat apa saja nan tak dapat ditolerir oleh tubuh buah hati Anda.

Apabila bayi Anda rentan terhadap alergi, maka akan muncul ruam merah pada kulit nan disuntikan allergen suspect tadi. Pada luas area tertentu, akan mudah diketahui bayi alergi atau tak terhadap allergen suspect tersebut. Tetapi bila tak melampaui area tertentu, maka bayi kondusif dari reaksi alergi.

B. Tips pencegahan alergi pada bayi

Berikut ada beberapa tips berguna bagi Anda nan masih memiliki balita atau batita.Kulik informasinya sebagai berikut :

  1. Mengenali jenis kulit bayi. Dan harus selektif dalam memilih perlengkapan mandi bayi. Pilihlah perlengkapan shampoo, sabun mandi, body cologne, bedak, dan hair cologne nan sinkron dengan jenis kulitnya. Apakah kulit kering, lembab, atau berminyak. Meski rata-rata kulit bayi terjaga kelembabannya.
  2. Kurangi intensitas membawa bayi keluar rumah atau ruangan. Hindari pula membawa bayi saat waktu-waktu tertentu. Semisal saat malam hari, atau dini hari. Karena suhu pada saat tersebut sangat ekstrim.
  3. Selalu jaga kebersihan bayi dan lingkungannya. Baik loka tidur, baju nan dikenakan, maupun loka bermain bayi nan mulai merangkak.

Nah! Semoga kini Anda terlalu kuatir terhadap bayi Anda, dengan cara mengetahui gejala alergi pada bayi Anda.