Ciri-Ciri Perubahan Fisik pada Lansia

Ciri-Ciri Perubahan Fisik pada Lansia

Perubahan fisik pada lansia ialah sebuah keniscayaan. Perubahan ini ialah salah satu fase nan niscaya dialami oleh manusia. Perubahan pada lansia meliputi perubahan pada sisi fisik, psikis, maupun spiritual. Perubahan nan bisa kita lihat secara kasat mata ialah perubahan fisik.



Pengertian Lansia

Lansia (lanjut usia) ialah suatu fase kehidupan di mana kemampuan akal dan fisik mulai menurun nan ditandai dengan adanya beberapa perubahan. Ada beberapa pengertian lansia dilihat dari berbagai sudut pandang.

Menurut UU No. 4 Tahun 1965 lansia ialah seseorang berusia 55 tahun. Pada fase ini seseorang dianggap tak berdaya mencari nafkah sendiri dan menerima nafkah dari orang lain. Menurut UU No 12 Tahun 1998 seseorang dianggap lansia ketika berumur di atas 60 tahun.

Menurut WHO lansia terbagi menjadi 4 macam. Usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90 tahun), dan lansia sangat tua ( > 90 tahun).

BKKBN melihat lansia dari tiga aspek. Dari aspek biologis lansia tergolong usia dengan proses penuaan nan ditandai turunnya daya tahan fisik. Penurunan kualitas fisik mengakibatkan usia ini rentan terhadap agresi penyakit.

Dari aspek ekonomi lansia dipandang sebagai beban ekonomi bagi sumber daya. Banyak nan berpersepsi bahwa masa tua tak bisa memberi manfaat. Bahkan sering menjadi beban bagi keluarga.

Sedang dari aspek sosial lansia menempati satu kelompok tersendiri. Di Indonesia lansia menempati lapisan sosial atas. Dalam lapisan ini lansia harus lebih dihormati orang nan lebih muda. Perkembangan lansia (lanjut usia) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.



1. Periode lansia ialah periode kemunduran

Periode lansia ialah periode kemunduran fisik dan mental. Kemunduran ini secara bertahap, dikenal dengan nama senescence , yaitu masa proses menjadi tua.



2. Disparitas individual pada imbas menua

Proses menua memiliki pengaruh berbeda pada setiap orang. Ada nan menganggap pensiun ialah berkah dan keberuntungan. Di lain pihak ada nan menganggapnya kutukan.



3. Berbagai stereotipe pada lansia

Prasangka terhadap manusia dewasa taraf lanjut dinamakan ageisme. Stereotipe ini lebih kepada subordinat nan menyakitkan kepada lansia.



Ciri-Ciri Perubahan Fisik pada Lansia

Perubahan fisik dimulai dari taraf sel sampai ke semua sistem organ tubuh. Sistem organ tubuh nan mengalami perubahan meliputi sistem pendengaran, sistem pernafasan, penglihatan, sistem pengaturan tubuh, kardiovaskuler, muskoloskeletal, gastrointestinal, endokrin, pencernaan, sistem jaringan kulit, genitor urinaria, serta penurunan seksual. Untuk lebih jelasnya perubahan pada sistem organ tersebut akan dijelaskan berikut ini.



1. Perubahan pada Sistem Pernafasan

Perubahan ini ditandai dengan menurunnya elastisitas paru-paru. Penurunan ini akan mempersulit pernafasan, sehingga muncul rasa sesak dan tekanan darah meningkat.

Otot pernafasan mulai melemah. Pernafasan menjadi cepat dan dangkal sebab kurangnya volume udara. Alveoli berkurang jumlahnya dan mengalami pelebaran. Jumlah oksigen pada arteri berkurang. Sebaliknya tak ada pergantian jumlah CO2. Akibatnya CO2 bisa menjadi racun bagi tubuh.



2. Perubahan pada Pendengaran

Telinga bagian dalam mulai menurun kemampuannya terutama pada beberapa suara, yaitu terhadap nada tinggi, suara nan kurang jelas serta kesulitan memahami perkataan. Penurunan ini biasanya dialami lansia berusia 65 tahun.



3. Perubahan pada Penglihatan

Perubahan ini terjadi penurunan daya pandang. Hilangnya daya akomodasi mata dan keruhnya lensa mata. Kornea berbentuk skeris. Penurunan daya dalam membedakan rona biru atau rona hijau. Biasanya lansia juga mengalami rabun dekat.



4. Perubahan pada Indera Pengecap, Pembau, dan Peraba

Kepekaan bau dan rasa berkurang. Kepekaan sentuhan juga berkurang. Menurunnya kemampuan mengecap dan membau menyebabkan penurunan nafsu makan. Kemampuan indera peraba menurun dalam merasakan sakit, tekanan, serta rasa panas dan dingin.



5. Perubahan pada Sistem Syaraf

Hubungan persyarafan menjadi turun. Penurunan ini mengakibatkan lambat dalam merespon dan waktu buat berfikir. Syaraf panca indera mengecil. Indera perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.



6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Perubahan ini terjadi pada organ jantung. Katub jantung menjadi tebal dan kaku. Akan terjadi penurunan memompa sebanyak 1% per tahun pada jantung ketika umur di atas 20 tahun. Tekanan darah naik dan elastisitas pembuluh daran turun.



7. Sistem Genito Urinaria

Sistem ini berhubungan dengan urine dan sistem organnya. Ginjal mengecil sebab genre darah ke ginjal menurun. Otot kandung kemih melemah dan kemampuannya menampung turun hingga 200ml. Akibatnya frekwensi kencing meningkat.



8. Sistem Endokrin/ Metabolik

Produksi semua hormon menurun. Menurunnya sistem imun berakibat tubuh rentan terhadap alergi dan penyakit. Perubahan hormonal juga mengakibatkan hipotirodism, menipisnya sumsum tulang, dan adanya ketidakmampuan mengatasi depresi.



9. Sistem Pencernaan

Indera pengecap menurun, kehilangan gigi, serta turunnya sensitivitas terhadap rasa lapar. Liver mengecil dan sering timbul sembelit.



10. Sistem Muskoleskeletal

Tulang pada lansia mulai merapuh. Resiko terjadinya fraktur, kifosis, serta persendian besar dan kaku. Pinggang, lutut, dan terbatasnya konvoi jari tangan.



11. Sistem kulit dan Jaringan Ikat

Kulit menjadi keriput dampak hilangnya jaringan lemak. Kulit kering dan kurang elastis. Kelenjar keringat tak berfungsi sinkron fungsinya, sehingga daya tahan pada panas bertemperatur tinggi menurun. Menurunnya genre darah mengakibatkan lambatnya penyembuhan luka. Kuku pada jari kaki dan tangan menjadi ringkih dan tebal.



12. Sistem reproduksi dan Kegiatan Seksual

Pada wanita selaput lendir pada vagina menurun. Ovarium dan uterus menciut. Pada laki-laki, testis mengalami penurunan fungsi secara bertahap walau sebenarnya masih menghasilkan sel sperma.

Demikianlah perubahan fisik nan dialami lansia. Lansia tentu butuh perawatan dan perhatian lebih atas perubahan-perubahan tersebut. Pada bahasan berikutnya akan dibahas bagaimana merawat lansia.



Tips Merawat Lansia

Di sekitar kita niscaya ada lansia, baik itu orang tua ataupun saudara kita. Sikap baik nan sudah seharusnya dilakukan ialah ikut merawat mereka. Ada beberapa hal nan bisa kita lakukan buat merawat lansia.



1. Pelayanan Fisik

Pelayanan fisik meliputi pelayanan akan kebutuhan makanan, sandang, dan papan. Selain kebutuhan pokok tersebut, lansia juga memerlukan pelayanan akan kesehatan.

Tentunya semua itu disesuaikan dengan kemampuan orang-orang di sekitar lansia. Dalam pelayanan fisik, kebutuhan gizi sebaiknya diperhatikan. Ada beberapa hal nan harus diperhatikan dalam menyusun gizi buat lansia, yaitu sebagai berikut.

  1. Menu makanan sebaiknya beragam.
  1. Konsumsi kalori sebaiknya separuh dari jumlah hidrat arang kompleks.
  1. Jumlah lemak dibatasi antara 25-30%.
  1. Jumlah protein sebaiknya 8-10% dari total kalori.
  1. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar dan dikonsumsi secara bertahap.
  1. Hindari bahan makanan beralkohol.
  1. Penggunaan bahan makanan kalsium tinggi, misalnya yoghurt, ikan, dan susu nonfat.
  1. Bahan makanan sebaiknya nan mudah dikunyah.
  1. Makanan mengandung zat besi seperti bayam, sayuran hijau, daging, hati, dan kacang-kacangan.
  1. Porsi makanan jangan terlalu kenyang, lebih baik makan dalam jumlah kecil, namun sering.
  1. Batasi penggunaan garam pada makanan.
  1. Sumber gizi berasal dari makanan nan masih segar dan mudah diterima pencernaan lansia.
  1. Lebih dianjurkan buat mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang. Kurangi pengolahan dengan cara digoreng.


2. Pelayanan Psikis

Konduite lansia kadang kekanak-kanakan, rewel, mudah tersinggung, dan lain-lain. Sebaiknya lansia dirawat oleh kerabat nan mengerti dan memahami lansia. Lansia bisa ditemani ngobrol, didengar nasehatnya dan didengar keluhannya. Sebaiknya kerabat sering mengunjungi dan membawa oleh-oleh kesukaannya.



3. Pelayanan Sosial

Sebaiknya kerabat sering mengunjungi, memberikan kabar tentang keluarganya dan lingkungannya. Antarlah lansia buat berjumpa dengan teman sebayanya.



4. Pelayanan Ekonomi

Bagi lansia nan masih potensial bisa diberi kesempatan kerja bersama kerabat. Salah satunya melakukan keterampilan buat memperoleh penghasilan. Bagi nan tak potensial kerabat bisa memberikan uang atau bahan makanan.



5. Pelayanan Spiritual

Sediakan wahana ibadah. Jauhkan anak-anak dan melarang agar tak gaduh. Kerabat juga bisa menemani saat ibadah .

Demikian informasi mengenai perubahan fisik pada lansia nan bisa terjadi pada siapa saja. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda.