Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono
Analisis puisi bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan unsur-unsurnya. Unsur puisi meliputi unsur fisik dan unsur batin. Struktur fisik, meliputi: diksi ( diction ), pencitraan, kata nyata ( the concentrate word ), majas ( figurative language ), dan bunyi nan menghasilkan rima dan ritma ( rhyme and rytem ). Sedangkan analisis puisi lainnya dalam struktur batin, meliputi: perasaan ( feeling ), tema ( sense ), nada ( tone ), amanat ( atention ).
Pemahaman terhadap unsur-unsur analisis puisi tersebut bukan saja akan bermanfaat buat menganalisis sebuah puisi, melainkan juga ketika kamu akan menulis puisi. Kesatuan dan kepaduan struktur tersebut bisa melahirkan karya puisi nan mempunyai nilai seni dan nilai makna nan tinggi. Tidak mudah memang buat membuat analisis puisi, sebab dibutuhkan pemahaman puisi itu sendiri, baik dalam struktur isinya maupun gaya penulisannya.
Analisis Puisi – Pesan nan Ada dalam Untaian Puisi
Analisis puisi ini krusial dibuat mengingat seringkali pembaca tak mengerti apa nan dimaksudkan oleh pembuat puisi. Jika puisi nan dibuat dengan menggunakan bahasa nan sederhana dan mengalir, mungkin dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Namun, bagaimana dengan puisi nan dibuat dengan menggunakan bahasa nan filosofis, memasukkan kata-kata kiasan dan gaya penulisan nan tak seperti biasanya? Dibutuhkan analisis puisi nan memadai dalam menerjemahkan makna di dalamnya, supaya dimengerti oleh pembaca.
Membuat puisi buat sebagian orang tidaklah sulit, namun mungkin sulit buat sebagian orang lainnya. Demikian juga dengan analisis puisi nan akan dibuat, mungkin tak begitu mudah, terutama bagi orang nan masih awam dengan global puisi dan sastra. Pada umumnya pembaca hanya melihat dari segi estetika sebuah puisi apakah dikatakan latif atau tidaknya, sedangkan dari segi makna dan pesan nan disampaikan terkadang tak “terbaca” dengan jelas. Jadi, perlu adanya analisis puisi nan dapat dijadikan sebagai kacamata pembaca buat memahami isi puisi.
Puisi nan dibuat dikategorikan dalam beberapa bentuk, di antaranya ialah berdasarkan tema puisi. Kita mengenal ada puisi nan dibuat dalam tema cinta, persahabatan, kasih sayang, perjuangan, religius, keuhanan, keindahan, filosofis, , dan masih banyak tema nan lainnya. Tema puisi tersebut tentu saja mengandung analisis puisi nan berbeda. Satu hal lagi nan tak boleh dilupakan terkait dengan analisis puisi ini ialah persepsi pembaca dalam menilai isi puisi. Untuk memahami serta membuat analisis puisi, persepsi bukanlah faktor semata-mata, tetapi juga segi suasana hati dari pembaca.
Tidak semua pembaca dapat membuat analisis puisi sebaik pengamat puisi dan karya sastra. Untuk mengungkapkan pesan dan makna nan akan disampaikan oleh pembuat puisi dibutuhkan pemahaman nan di atas rata-rata orang awam. Menilai atau membuat sebuah analisis puisi tak hanya dilihat dari segi estetika dari puisi itu sendiri, tetapi lebih dari itu. Puisi nan dibuat sudah tentu memiliki keterkaitan dengan pembuatnya. Artinya, ada interaksi entah itu emosional, pengalaman, pemikiran, serta penafsiran dari pembuat puisi terhadap rangkaian kata dan ungkapan jiwa nan akan dituangkannya. Oleh sebab itu, analisis puisi juga harus memperhatikan pengaruh atau interaksi pembuat puisi dengan karyanya.
Analisis Puisi – Unsur-Unsur Puisi nan Dianalisis
Seperti nan sudah disinggung sedikit di atas, bahwa ada beberapa unsur nan dapat dijadikan baku atau panduan dalam membuat analisis puisi. Setidaknya ada dua unsur puisi nan dijadikan panduan buat membuat analisi puisi, yaitu unsur nan ada dalam struktur fisik dan struktur batin dalam sebuah puisi. Dengan kata lain buat membuat analisis puisi melihat dari apa nan termuat dalam kedua struktur tersebut.
Membuat analisis puisi menggunakan kedua struktur dalam unsur puisi nan akan dianalisis sangat penting. Analisis puisi nan akan dibuat itu sebaiknya tak dari satu unsur saja, sebab jika membuat analisis puisi hanya dari satu unsur saja akan membingungkan pembaca, sebab tak mendapatkan makna nan lengkap. Ibarat melihat lukisan sketsa tanpa rona nan sudah cantik, tetapi akan lebih latif lagi jika diberi dengan sentuhan warna.
Setiap puisi nan dibuat dapat dibuat analisis puisinya dengan menggunakan unsur atau unit analisis puisi . Jadi, semua puisi dapat kita untuk analisis puisinya, tanpa terkecuali dan buat semua tema puisi nan dibuat oleh para penyair. Dengan kata lain semua unsur nan tergabung dalam unit analisi puisi bersifat generik atau general, sebab diperlukan dalam setiap analisis puisi nan akan dibuat. Lalu apa saja unsur analisis puisi nan dibutuhkan buat mendapatkan hasil analisis puisi nan lengkap? Untuk membuat analisis puisi nan lengkap setidaknya memenuhi unsur nan tergabung dalam struktur fisik dan batin sebagai berikut:
- Unit Analisis Puisi dari Struktur Fisik nan terdiri dari diksi ( diction ), pencitraan, kata nyata ( the concentrate word ), majas ( figurative language ), dan bunyi nan menghasilkan rima dan ritma ( rhyme and rytem ).
- Unit Analisis Puisi dari Struktur Batin nan terdiri dari perasaan ( feeling ), tema ( sense ), nada ( tone ), amanat ( atention ).
Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono
Kita dapat melihat berbagai analisis puisi di media-media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan buku. Bahkan Anda dapat mendapatkan kumpulan analisis puisi dalam buku ontologi puisi dari berbagai penyair puisi. Jadi, jika selama ini kita hanya membaca puisinya saja tanpa mengetahui apa nan terkandung di dalamnya, nah melalui buku ini kita dapat mengetahui analisis puisinya, sehingga lebih dapat memahaminya.
Setiap puisi nan dibuat oleh para penyair puisi tentu memiliki makna dan arti di dalamnya nan tak diketahui secara implisit. Anda mau tahu bagaimana analisis puisi dari salah satu penyair puisi? Berikut salah satu contoh analisis puisi dengan pendekatan unsur batin puisi. Adapun puisi nan akan dibahas berjudul ’Pada Suatu Hari Nanti’ karya Sapardi Djoko Damono:
PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti
Jasadku tidak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Suaraku tidak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tidak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
***
1991. Karya Sapardi Djoko Damono
Sumber: Hujan Bulan Juni , 2003
Ada empat unsur hakikat puisi nan harus diperhatikan ketika akan membuat analisis puisi. Keempat unsur tersebut ialah tema ( sense ), perasaan penyair ( feeling ), nada atau sikap penyair terhadap pembaca ( tone ), dan amanat ( intention ). Keempat unsur itu menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair dalam puisi.
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus bisa dihayati pembaca. Melalui pembacaan nan baik, kita sebagai pendengar bisa merasakan suasana perasaan tersebut. Demikian halnya dengan membuat analisis puisi dari apa nan dirasakan oleh penyair puisi tersebut.
Adapun analisi puisi dari sikap penyair kepada pembaca dalam puisinya disebut nada puisi. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka analisis puisi dalam bentuk suasana ialah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Nada dan suasana puisi saling berhubungan dalam analisis puisi. Nada duka nan diciptakan penyair bisa menumbuhkan suasana iba hati pembaca. Begitu pula nada religius bisa menimbulkan suasana khusyuk di hati pembaca.
Analisis puisi dalam suasana dan nada nan tergambar dalam puisi ”Pada Suatu Hari Nanti” tersebut ialah suasana khusyuk, sedih, namun menyiratkan sebuah sikap optimisme kepada pembaca.
Struktur dalam analisis puisi nan selanjutnya ialah amanat atau pesan. Amanat biasanya implisit di balik kata-kata nan disusun. Amanat berhubungan dengan makna karya sastra nan bersifat interpretatif, artinya setiap orang mempunyai penafsiran terhadap makna puisi nan berbeda-beda. Demikian juga dengan analisis puisi nan dihasilkan dari interpretasi setiap orang akan berbeda meskipun menggunakan puisi nan sama.
Adapun analisis puisi dalam bentuk tema nan menjadi dasar puisi tersebut ialah perasaan cinta terhadap seseorang. Perasaan cinta tersebut diungkapkan dengan pernyataan bahwa saya lirik tak akan meninggalkan seseorang tersebut meskipun sudah meninggal dunia.
Analisis puisi dalam bentuk amanat nan terkandung dalam puisi tersebut ialah penulis ingin menyampaikan pesan kepada orang-orang terdekat, orang-orang nan selama ini dicintai dan mencintainya bahwa dirinya akan selalu ada meskipun secara jasad sudah tiada. Analisis puisi selanjutnya nan dapat dilihat ialah keberadaan dirinya akan selalu dirasakan melalui karya-karya puisi nan ditulisnya. Puisi-puisinyalah nan nantinya akan menemani setiap orang nan merindukannya.
Isi puisi ini mengingatkan aku pada puisi ”Aku” karya Chairil Anwar. Meskipun disajikan dalam suasana dan nada nan berbeda, tetapi berdasarkan hasil analisis puisi nan ada, implisit pesan nan sama bahwa ”Aku ingin hayati seribu tahun lagi.” Keberadaan Chairil Anwar terus hayati sampai sekarang, karena karya-karyanya tidak pernah berhenti dibacakan dan dibicarakan.