Fosil Mematahkan Legenda

Fosil Mematahkan Legenda

Fosil dapat berbicara banyak tentang sejarah. Fosil-fosil manusia purba nan ditemukan di beberapa loka di tanah air mengungkapkan karakter kehidupan nan mereka pilih. Bahkan dari fosil bisa diketahui apa nan menjadi penyebab kematian dan gaya kehidupan manusia-manusia purba tersebut. Fosil nan ditemukan di Cina bahkan disebut Red Deer sebab setelah diteliti, ternyata para manusia purba tersebut ialah pemakan rusa merah. Fosil memang loka belajar tentang kehidupan.



Fosil Milik Charles Darwin

Charles Darwin ialah ilmuwan nan percaya kepada evolusi manusia. Dia bahkan mengatakan bahwa manusia berasal dari monyet. Teorinya ini tentu saja banyak ditentang oleh banyak orang. Walaupun Charles Darwin telah memperlihatkan majemuk fosil nan memperlihatkan bagaimana manusia berevolusi dari monyet menjadi manusia modern saat ini, tetap saja bahwa teori tersebut terlalu pendek dan hanya berdasarkan logika keilmuan saja.

Bagaimanapun kontrovesial nan diungkapkan oleh Charles Darwin, apa nan telah dilakukannya masih tetap menjadi bagian dari ilmu pengetahuan nan patut dicermati dan dipelajari. Ketekunannya dalam mengumpulkan majemuk fosil tumbuhan, hewan, cukup memberikan kontribusi terhadap keilmuan modern saat ini.

Catatan perjalanan dan ungkapan perasaannya juga menjadi satu pelajaran nan memperkaya khasanah keilmuan. Dengan teliti, Charles Darwin mengelompokan semua fosil tumbuhan dan hewan nan ditemukannya dalam slide. Slide-slide tersebut juga ditandatanganinya. Cara Charles Darwin bekerja ini menunjukkan kualitasnya sebagai seorang ilmuwan. Dia sangat detail.

Apa nan telah ditemukan dan dikumpulkan Charles Darwin memang masih dapat dipelajari saat ini. Namun demikian, ilmu apa pun nan dipelajari memang tak dapat hanya mengandalkan logika dan bukti otentik nan masih diraba-raba keterkaitannya terhadap teori evolusi. Oleh sebab itu, belajar fosil juga harus belajar ilmu logika spiritualitas agar tidak terjebak kepada konklusi semu nan hanya bersandar pada logika keilmuan semata.



Fosil Hewan dan Tumbuhan - Petunjuk Kehidupan

Fosil hewan dan tumbuhan berubah menjadi mineral nan berguna bagi kelangsungan kehidupan manusia. Fosil hewan itu menjadi bahan mentah dari terbentuknya minyak bumi. Inovasi fosil hewan tersebut mau tak mau membuat banyak ilmuwan di bidang Geologi dan perminyakan terus berupaya mencari suatu ilmu dan teknologi nan memungkinkan menyedot sumur-sumur tua peninggalan orang-orang terdahulu.

Penemuan fosil-fosil hewan purba membuat manusia tahu kalau zaman dahulu hewan-hewan bertubuh begitu besar. Bila hewan bertubuh besar, itu artinya tumbuhan pun menjulang tinggi. Ketika hewan dan tumbuhan berukuran besar, manusia pun bertubuh cukup besar.

Fosil-fosil hewan banyak ditemukan di sedimen laut, garis pantai, dan bahari dangkal. Itulah sebagai citra mengapa banyak sumber-sumber minyak ditemukan di dasar bahari dan di lepas pantai. Tanah nan dulunya lautpun diyakini mengandung simpanan minyak dan gas bumi.

Selain itu, bebatuan fosil nan ditemukan tersebut bisa mengungkapkan apa nan terjadi di loka inovasi fosil batu tersebut. Misalnya, fosil nan ditemukan di sekitar Candi Borobudur mengungkapkan bahwa kemungkinan loka berdirinya Candi Borobudur tersebut dahulunya dikelilingi oleh air atau danau. Itulah sebabnya Candi Borobudur didirikan di atas bukit.

Fosil-fosil manusia purba nan ditemukan di Goa Harimau di daerah Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan memperlihatkan bentuk tubuh nan tak terlalu tinggi dengan mata sipit dan berambut panjang lurus. Ini juga menjadi petunjuk mengapa orang-orang orisinil Sumatera Selatan banyak nan bertubuh pendek, bermata sipit, berambut lurus, dan panjang. Sifat genetik nan menurun tersebut tak menutup kemungkinan memang berasal dari manusia-manusia purba nan pernah singgah di daerah Sumatera Selatan.

Fosil-fosil bebatuan nan ditemukan di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, menunjukkan bahwa dahulunya daerah Gunung Kidul merupakan pegunungan purba nan mengalami patahan. Patahan tersebut dapat menyebabkan gempa. Saat ini, di daerah Kali Suci, Gunung Kidul bahkan masih ditemukan tumbuhan berupa pohon purba nan berada tersembunyi di dalam goa yang dalam.

Teknologi modern bahkan dengan cepat dapat menganalisa suatu fosil sehingga konklusi dan pengaitan satu temuan dengan temuan nan lain dapat dilakukan dengan segera.



Fosil Mematahkan Legenda

Fosil nan ditemukan juga dapat mematahkan legenda nan selama ini diyakini oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Danau Toba nan ada di Sumatera Utara, menurut legenda terbentuk oleh kisah ikan nan menjelma menjadi manusia setelah terpancing oleh seorang nelayan. Karena sang nelayan tak menepati janji, sang ikan berubah menjadi ikan lagi dan loka mereka berteduh selama ini terkenang air hingga membentuk danau yang luas nan di tengah-tengahnya ada satu pulau nan sekarang dikenal dengan Pulau Samosir.

Dari penelitian terkini, disebutkan bahwa Danau Toba terbentuk oleh letusan gunung berapi. Hal ini juga dibuktikan dengan inovasi sedimen bebatuan nan ada di sekitar Danau yang latif tersebut. Begitupun dengan legenda Tangkupan Perahu. Dari sisi keilmuan diyakin bahwa Gunung Tangkupan Bahtera juga pernah meletus dan membentuk satu cekungan kaldera nan berbentuk seperti perahu.

Legenda kadang dibuat sebagai bagian dari pembentukan kepribadian, tetapi ketika legenda tersebut ternyata menyalahi kebiasaan agama, maka legenda itu harus disikapi dengan bijaksana. Misalnya, Sangkuriang nan bersahabat dengan kaum jin. Hal inilah nan tak diperbolehkan.



Fosil Pithecantropus Erectus

Salah satu fosil manusia purba nan paling sering disebut ialah Pithecantropus Erectus . Pithecantropus Erectus ialah manusia kera nan berjalan sudah seperti manusia sekarang, yaitu dengan cara berdiri atau tegak. Tinggi badan manusia nan disebut Pithecantropus Erectus ini dapat mencapai 180cm. Hal ini selain diketahui dari fosil rahang nan ditemukan juga bagian tubuh lainnya serta volume otaknya.

Fosil Pithecantropus Erectus banyak ditemukan di Trinil, Jawa Tengah. Pertama kali fosil tersebut ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1891. Sejak saat itu hingga sekarang masih banyak fosil nan ditemukan termasuk fosil gading gajah purba.

Masyarakat sekitar pun menjadikan menggali fosil sebagai mata pencarian. Walaupun akhirnya tak banyak nan dapat diharapkan dari pekerjaan mencari fosil itu, masyarakat tetap berharap bahwa suatu hari kelak fosil nan mereka temukan akan membuat mereka kaya raya.

Pihak pemerintah seolah kewalahan menangani para penggali dan pencari fosil ini. Dana buat mengganti fosil nan ditemukan oleh masyarakat memang tak mencukupi. Oleh sebab itulah, masyarakat lebih sering menjual langsung fosil nan mereka temukan. Ketidaktahuan masyarakat betapa pentingnya nilai fosil tersebut dalam kerangka keilmuan telah membuat mereka berbuat seperti itu.



Fosil Homo Sapiens

Fosil manusia purba nan disebut homo sapiens memberikan pengetahuan migrasi manusia dari satu loka ke loka lainnya. Pengetahuan ini membuat ilmuwan mengambil konklusi mengapa ciri-ciri manusia nan menghuni nusantara saat ini berbeda-beda.

Setiap suku hampir mempunyai karakteristik nan sangat menyolok. Misalnya, manusia nan berasal dari Pulau Jawa, mempunyai tubuh nan kuat, berkulit gelap. Manusia nan menghuni Pulau Nusa Tenggara, Pulau Papua, mempunyai kulit nan menyerupai orang Afrika. Manusia nan mendiami Pulau Kalimantan mempunyai kulit dan perawakan seperti orang Cina. Semua itu sebab adanya migrasi nan dilakukan oelh orang-orang purba.

Fosil-fosil nan ditemukan tersebut memang dapat membukakan mata bahwa kehidupan memang berbeda tetapi apa nan menjadi kebutuhan hayati mulai dari makan, minum, berpakaian, dan mempunyai loka berteduh, ialah kebutuhan pokok manusia.