95 Dalil dan Pemberontakan

95 Dalil dan Pemberontakan

Salah satu tokoh agama Kristen nan paling terkenal ialah Martin Luther. Pria kelahiran Eisleben, 10 November 1483 ini ialah salah satu motor penggerak Reformasi Gereja. Bahkan, bisa disebutkan bahwa adalah nan menciptakan tradisi baru Nasrani.

Ia melawan penguasaan Paus nan saat itu melakukan defleksi dengan--salah satunya--mengesahkan indulgensia atau penghapusan sanksi (sepenuhnya atau hanya sebagian) atas dosa seseorang setelah kesalahannya dihapuskan melalui absolusi , pernyataan imam gereja bahwa dosa orang tadi telah dihapuskan.



Awal Karier Menuju Seorang Reformis

Martin Luther mendapatkan kesadaran buat mendalami Alkitab lewat sebuah kejadian pada musim panas 1505. Saat itu, terjadi badai diselingi petir nan menyambar tanpa henti. Martin Luther nan ketakutan berjanji, jika selamat, ia akan menjadi biarawan. Martin Luther selamat. Oleh sebab itu, ia menepati janjinya.

Bukan perkara mudah bagi Martin Luther buat menjadi biarawan. Ia harus meninggalkan kuliah hukumnya di Universitas Erfurt, membuat sang ayah--yang hanya bekerja sebagai buruh tani--menelan kekecewaan mendalam. Maklum, sang ayah ingin Martin Luther menjadi pegawai negeri dan membuat keluarganya menjadi keluarga terpandang.



Penjualan Dosa dengan Uang

Sejak saat itulah, Martin Luther memasuki kehidupan “biara”. Selanjutnya, sepanjang darma buat gereja, Martin Luther mulai menyadari ada nan tak beres. Martin memahami bahwa ada oknum-oknum gereja nan memanfaatkan indulgensia demi kepentingan pribadi.

Oknum-oknum tersebut “menjual” indulgensia kepada orang-orang nan membutuhkan peleburan doa. Hal ini jelas sangat memalukan sebab dengan demikian seolah-olah gereja hanya berpihak pada orang-orang kaya nan dapat membeli indulgesia.

Faktor jelek lainnya, dapat jadi seorang Nasrani tak akan peduli lagi dengan pengakuan dosa nan sebenarnya. Jika dosa dapat dibayar dengan uang, buat apa mereka benar-benar bertaubat? Toh, semua dapat diselesaikan asal mereka kaya.



95 Dalil dan Pemberontakan

Lama-kelamaan, praktik penyelewengan kekuasaan menerbitkan indulgensia semakin keterlaluan. Akhirnya, Martin Luther menerbitkan 95 dalil nan isinya mengutuk tindakan-tindakan gereja nan bertentangan dengan Alkitab.

Kabarnya, 95 dalil tersebut dipakukan di pintu Gereja Kastil, loka Martin Luther bernaung. Tentu saja, gereja memandang Martin Luther sebagai penyesat. Perlawanan Martin Luther tak berhenti di sana. Luther juga berkata bahwa sistem kepausan bukanlah sesuatu nan tak bisa diubah; dan tak ada dalam hakikat gereja nan asli.

Awalnya, Luther mengira perjuangannya akan berhasil. Akan tetapi, Paus menganggap bahwa ia ialah orang sesat dan mengucilkannya dari lingkungan gereja pada 1520.

Sejak saat itu, Luther berjanji tak akan patuh kepada gereja kecuali mereka mau mendengar ucapan-ucapannya. Bahkan, Luther juga membakar ijazahnya sebagai bentuk protes terhadap Paus. Hingga akhir hayatnya, pada 1546, Luther tetap dikenal sebagai pemberontak nan berani melawan tatanan gereja.



Tokoh Agama Kristen di Indonesia

Di global ini, keberagaman umat manusia dalam beragama merupakan satu dari sekian banyak hak asasi manusia nan tak dapat diganggu gugat. Tiap-tiap orang bebas meyakini agama nan akan dipercayainya, sebab pada dasarnya semua agama mengajarkan hal nan baik. Di Indonesia sendiri, masyarakat mengenal lima sistem kepercayaan. Lima sistem kepercayaan tersebut terdiri dari Islam, Kristen Katolik dan Protestan, Hindu, serta Buddha.

Setiap agama tentu saja memiliki sistem peribadatan, wahana peribadatan, loka peribadatan, dan tokoh agama nan berbeda. Para tokoh agama biasanya akan menjadi panutan bagi siapa pun, terutama dalam agamanya. Para tokoh agama Kristen misalnya, mereka tak melulu harus identik dengan melakukan berbagai macam ceramah. Mereka juga dapat dikatakan tokoh, bila apa nan dilakukannya bisa menginspirasi orang banyak buat melakukan berbagai kebaikan.

Di Indonesia, tokoh-tokoh keagamaan tersebut memegang peranan nan cukup krusial dalam kehidupan bermasyarakat. Kolaborasi nan terjadi di antara para tokoh agama dapat mencerminkan keakraban nan memang juga terjadi antara umat beragama di Indonesia. Berikut ialah beberapa tokoh agama Kristen nan ada di Indonesia.

1. Sam Ratulangi

Beliau ialah tokoh agama sekaligus politikus nan berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sam Ratulangi terlahir dengan nama lengkap Genungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Lahir di Sulawesi Tenggara, tepatnya daerah Tondano pada 5 November 1890 dan meninggal pada 30 Juni 1949 di Jakarta. Beliau terkenal dengan filsafatnya nan mengatakan bahwa manusia baru bisa disebut sebagai manusia, jika sudah memanusiakan manusia.

2. Robert Wolter Monginsidi

Beliau lahir 14 Februari 1925. Lahir dari sebuah keluarga besar tak lantas membuat Robert Wolter Mangonsidi atau panggilan akrabnya “Bote” menjadi anak nan kekurangan kasih sayang. Sedari kecil, Bote ialah sosok nan berani, percaya diri, jujur dan tegas.

Masa mudanya dihabiskan buat membela negara Indonesia dari agresi penjajah. Ia bersama rekannya membentuk sebuah forum bernama LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi), dan ia menjabat sebagai sekjen.

Ia meninggal saat membela negara dengan usia nan masih sangat muda, 24 tahun. Tepatnya, 5 September 1949. Ada sebuah tulisan nan ditemukan dalam selipan Alkitab nan dibawanya pada saat eksekusi penembakan oleh pihak Belanda. Tulisan tersebut berbunyi, “setia hingga terakhir dalam keyakinan”.

3. Rahib H. L.Senduk

Beliau ialah tokoh di balik berdirinya Gereja Bethel Indonesia. lahir di Jakarta pada 4 Agustus 1917 dan meninggal pada 26 Februari 2008 lalu. Seluruh hidupnya ia baktikan buat agamanya. Ia memimpin GBI sekaligus mendirikan Komplotan Injil Indonesia (PII).

4. Gilbert Lumoindong

Beliau lahir di Jakarta 26 Desember 1966. Seluruh hidupnya benar-benar ia persembahkan buat agamanya. Bahkan sejak usianya 10 tahun. Semua itu bermula dari kesembuhan dari penyakit saraf nan dideritanya. Saat ini ia tergabung dalam pelayanan Gospel Overseas (GO). Karakteristik khasnya ialah isi dari khotbah-khotbahnya nan sering diselipi dengan candaan.

Para tokoh agama Kristen tersebut menjalankan pemikirannya dengan baik dan sangat khitmat, terutama pada umat kristiani. Tidak sporadis pula buah pemikiran para tokoh agama tersebut menjadi panutan bagi pengikutnya. Para tokoh agam juga sangat berperan krusial dalam menjaga keutuhan umatnya supaya tak mudah terprovokasi oleh oknum nan tak bertanggung jawab.

Kita tentu masih ingat dengan kasus kerusuhan di beberapa daerah di Indonesia nan diisukan sebab latar belakang agama. Salah satunya ialah kerusuhan Ambon tahun 1999 lalu, nan disinyalir sebab isu agama, di mana pada waktu itu kelompok nan bertikai ialah pemeluk agama Islam dan Kristen. Padahal kerusuhan tersebut terjadi sebab aparat nan tak dapat menyelesaikan permasalahan warga kala itu dengan baik sehingga melebar menjadi isu agama.

Pada dasarnya setiap agama mengajarkan kebaikan, termasuk dalam agama Kristen. Jika kita melihat sepak terjang para tokoh agama Kristen di atas, tentu tak ada nan percaya jika agama ini suka dengan kekerasan. Terkadang ada pihak atau oknum nan sengaja melemparkan isu agama dengan tujuan mengoyahkan keutuhan umat bergama di Indonesia. Di sinilah peran tokoh agama sangat diperlukan di tengah masyarakat nan madani.

Para tokoh agama dapat dikatakan pengayom sekaligus pengawas dalam kerukunan hayati beragama, baik dalam urusan ibadah masing-masing ataupun interaksi dengan pemeluk agama nan lainnya.Bila sudah menyangkut agama sudah tentu sangat sensitif sebab menyangkut hal nan sangat prinsip. Oleh sebab itu, tokoh agama setidaknya dapat menempatkan dirinya pada posisi nan tepat. Siapapun tentu saja tak ingin terjadi perpecahan antar agama, termasuk dengan para tokoh agama Kristen.

Mungkin umat Kristiani dapat belajar dari para tokoh agamanya terdahulu dalam menjalankan keyakinan mereka. Meskipun banyak hal nan dapat menimbulkan disparitas pendapat atau pemahaman, sekiranya buat meluruskannya tak dilakukan dengan cara nan ekstrem. Setiap agama tentu saja memiliki cara tersendiri dalam menangani disparitas pendapat ini, sehingga tak jikalau terjadi perubahan tak akan sampai menimbulkan huru hara.

Apa nan telah dilakukan oleh para tokoh agama di atas patut direnungi oleh umatnya. Setiap tokoh agama menjalankan perannya sinkron dengan caranya tersendiri. Tetapi nan jelas, buat hak keyakinan merupakan sesuatu nan absolut harus diperjuangkan. Melalui tokoh agama inilah kehidupan beragama dalam sebuah negara dapat berjalan baik atau tidak. Dari sini kita dapat melihat arti krusial dari kehadiran tokoh agama, yaitu sebagai berikut:

  1. Tokoh agama termasuk agama Kristen merupakan mengayom atau panutan bagi umat Kristen.
  1. Lewat tokoh agama, konfrontasi dapat dinetralkan, namun sekaligus juga dapat semakin melebar jika tokoh agama salah memilih jalan keluar.
  1. Tokoh agama biasanya memberikan sebuah kesadaran ataupun perubahan menuju kebaikan, dan tentunya sinkron dengan ajaran agama nan dianut dan diyakininya.