Cara Mencegah/Mengobati Angin Duduk

Cara Mencegah/Mengobati Angin Duduk

Apakah nan Anda ketahui tentang angin duduk ? Sebelum mengetahui lebih jauh, mari kita simak kisah berikut. Terlepas kisah ini konkret atau tidak, tapi cerita tentang penyakit angin duduk ini semoga ada manfaatnya. Pada suatu hari sebut saja namanya Susi, berumur 32 tahun nan meminta ijin kepada atasannya buat dapat pulang lebih awal dari kantornya. Dia mengeluh pusing dan mual. Badannya terasa tak enak. Dia juga menelepon suaminya terkait kondisi kesehatannya.

Begitu sampai rumah, Susi memesan bubur ayam serta teh panas buat mengusir rasa tak enak pada tubuhnya. Habis makan dilanjutkannya dengan kerokan dan kemudian mengoleskan minyak kayu putih ke sekujur tubuhnya. Kemudian, tidur.

Menjelang senja, Susi belum bangun juga. Irwan suaminya nan baru pulang dari kantor mendapati istrinya masih tertidur pulas. Begitu dibangunkan istrinya sudah tak bernyawa! Saat itu paras susi berwarna kebiruan nan tampaknya menandakan kalau Susi menahan rasa sakit sebelum meninggal.

Rasa panik menyelimuti suaminya. Selain panik juga bingung. Pasalnya, selama ini Susi terlihat baik-baik saja bahkan termasuk sebagai wanita nan gesit dengan segudang aktivitas setiap harinya. Kalau begitu penyakit apa nan kira-kira menjadi penyebab meninggalnya Susi? Apa nan terjadi pada Dina dapat jadi dampak agresi angin duduk atau nan dalam istilah medis disebut sebagai Angina pactoris.

Bisa jadi dinamakan angin duduk sebab si penderita dapat meninggal secara mendadak, bahkan ketika sedang duduk-duduk. Gejala dari Angina patoris ini mirip dengan gejala masuk angin biasa. Hanya saja kadarnya sedikit lebih berat dari masuk angin. Karena tanda-tandanya mirip dengan masuk angin, tak sporadis penyakit ini cenderung dianggap remeh. Sebenarnya penyakit ini tak boleh disepelekan sebab ini ialah gejala penyakit jantung koroner.

Jika masuk angin sebab adanya penyakit jantung koroner ini tak segera ditangani, maka akan berakibat fatal. Dalam rentang waktu 15-30 menit setelah agresi pertama, jika penderita tak segera mendapat pertolongan, dapat berujung kepada kematian. Jika menilik ke kasus Susi, kematiannya tak disebabkan oleh aktivitas kerokannya atau sebab dia mengoleskan minyak kayu putih keseluruh tubuh.

Penyebab meninggalnya ialah sebab penyakit jantung nan tak terdeteksi atau tak disadari oleh si penderita. Berandai-andai saja, misalkan sepulang dari kantor Susi langsung menuju rumah sakit untuk check-up kesehatan, mungkin nyawanya masih dapat diselamatkan.

Sekilas tanda-tanda seseorang nan terkena angin duduk atau Angina pectoris akan mengalami gejala nan sama seperti masuk angin biasa, yakni adanya perasaan mual, perut kembung, dan juga terasa pusing. Hanya saja ada beberapa hal nan membedakannya. Ciri-ciri nan tak dialami oleh mereka nan menderita masuk angin ialah dada terasa sesak, keluar keringat dingin bermunculan sebesar jagung, ada rasa nyeri di bagian ulu hati, serta suhu badan terasa dingin.

Tanda-tanda ini ialah adanya penyakit jantung nan sudah termasuk dalam kategori kritis. Penyakit jantung ialah bentuk gangguan pada jantung nan disebabkan adanya kelainan pada pembuluh koroner sehingga darah tak mampu lagi mentransfer zat-zat nan dibutuhkan oleh jaringan dinding rongga jantung.

Artinya jika penyakit ini tak terdeteksi sejak mula, maka ada kemungkinan si penderita mengalami kematian mendadak atau sudden death seperti nan terjadi pada Susi. Angin duduk selain dikenal sebagai Angina pectoris dalam bahasa latinnya, di global kedokteran Indonesia diidentikkan sebagai Sindrom Agresi Jantung Koroner Akut (SSJKA).

Bedanya SSJKA dengan SJK (Serangan Jantung Koroner) atau infark mokard adalah jika pada SJK, angin duduk terjadi sebab adanya pnyumbatan pembuluh darah dampak aktivitas fisik nan diforsir. Sementara, pada SSJKA angin duduk terjadi dampak sumbatan tak total nan mengenai penderita saat sedang beristirahat.

Jika seseorang terkena angin duduk maka nan terjadi ialah hadirnya perasaan tak nyaman selama lebih dari 5 menit. Hal ini sebab kemampuan tekanan darah buat memompa jantung menurun drastis sehingga menyebabkan jantung membutuhkan suplai oksigen lebih banyak dibanding biasanya.

Dikarenakan jantung sudah tak bisa memompa dengan sempurna, maka pembuluh darah melakukan reaksi pemulihan dengan cara berkontraksi buat mencukupi kebutuhan oksigen di jantung tadi. Adanya kontraksi ini nan menimbulkan adanya keringat dingin sebesar butiran jagung.



Penyebab Angin Duduk

Orang awam menyebutnya angin duduk. Global kedokteran menyebutnya sebagai Angina pectoris nan menandakan adanya penyempitan pembuluh darah pada jantung (vasokonstriksi). Berkaitan dengan angin duduk ini ada 4 hal nan dapat menjadi penyebabnya, yaitu:

  1. Adanya infeksi nan terdapat di pembuluh darah.

  2. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah nan diakibatkan oleh kejang nan terjadi secara terus menerus.

  3. Adanya sumbatan (trombosis) oleh thrombus atau sel darah beku.

  4. Aterosklerosis atau adanya timbunan lemak dalam pembuluh darah dampak mengkonsumsi makanan nan mengandung kolesterol tinggi.



Cara Mencegah/Mengobati Angin Duduk
  1. Memperbaiki Gaya Hayati ( Lifestyle )

    Masyarakat modern saat ini banyak nan memiliki risiko besar terkena penyakit jantung nan menduduki peringkat nomor satu penyakit pembunuh di Indonesia. Kebiasaan makan junk food yang selama ini menjadi bagian dari gaya dalam bersosialisasi harus dikurangi.

    Pola makan harus diusahakan nan bersahabat dengan aspek kesehatan serta sering memperbanyak mengonsumsi sayuran dan buah. Jika perut Anda buat nan wanita mendekati angka 80 cm dan buat laki-laki 90 cm, itu berarti anda harus lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan. Hal ini sebab perut menjadi loka nan nyaman buat lemak berkumpul.

  2. Mengondisikan Stres

    Kondisi stres dapat mengenai semua manusia. Namanya hayati ada saja nan menjadi beban pikiran. Karena sangat sulit manusia dapat terhindar dari stres seterusnya, nan harus dilakukan ialah mengatur stres biar tak berlarut-larut. Stres nan berlarut-larut dapat memicu penyakit jantung.

    Hal ini disebabkan sebab ketika orang dalam kondisi stres, kinerja tubuh sama otak akan dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya. Imbas berikutnya tubuh akan merasa sering letih sedang di sisi lain waktu buat istirahat berkurang. Berkurangnya masa istirahat dapat menyebabkan pengentalan darah nan bisa meningkatkan hormon adrenalin, sehingga potensi terkena agresi jantung lebih besar.

  3. Menstabilkan Emosi

    Orang-orang nan memiliki emosi labil perlu lebih memperhatikan serta mengatur ritme emosinya. Orang nan mudah marah berpotensi menderita sakit jantung lebih besar daripada orang nan stabil emosinya.

  4. Memperbanyak Olahraga

    Kurangnya berolahraga akan menghambat proses metabolisme tubuh. Karena sporadis dibuat gerak, maka dapat menyebabkan adanya pengendapan lemak nan dapat menghambat laju darah ke jantung.

  5. Menjaga Tekanan Darah

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan agresi Angina pectoris sebab dengan tekanan darah nan tinggi dapat menyebabkan kebutuhan terhadap oksigen meningkat.

  6. Menjaga Kadar Gula Darah

    Tingkat kadar gula nan tinggi dapat menyebabkan tersumbatnya jalan oksigen nan menuju jantung.

  7. Minum Obat

    Jika ada penderita nan mengetahui bahwa nan bersangkutan memiliki kelainan jantung, diusahakan kemanapun perginya, diharapkan membawa tablet platelet. Apa itu? Tablet platelet ialah obat buat mencegah terjadinya pembekuan darah.

    Selain itu juga dapat membawa obat antikoagulan nan memiliki kegunaan buat mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Obat antiplatelet nan paling murah alias terjangkau orang awam ialah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama buat meredakan nyeri di dada dapat juga buat melonggarkan sel pembuluh darah nan awalnya tersumbat sebab adanya thrombosit atau platelet.

  8. Memantau Kolesterol

    Tingkat kolesterol harus terus dipantau sebab penumbat nan generik nan sering ditemukan di pembuluh darah ialah lemak atau plak. Melakukan medical check-up buat mengetahui kadar gula darah, taraf kolesterol darah, serta tekanan darah buat meminimlakan resiko terkena angin duduk.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebuah prinsip nan mengandung kebenaran nan konkret adanya. Dengan inspeksi dini, maka jika seseorang memiliki potensi terkena penyakit dapat segera diobati sebelum semuanya terlambat. Karena jika sudah terlambat, nyawalah taruhannya.