Selektif

Selektif

Dahulu kematian lebih banyak disebabkan oleh perang, kini justru lebih disebabkan oleh penyakit. Jumlah kematian dampak penyakit bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun dengan cepat. Sejumlah jenis penyakit naik pamornya dan menjadi penyebab kematian utama. Orang-orang mencoba mengatasi fenomena itu dengan kembali ke alam dan menjalani cara hayati sehat alami .

Isu kembali ke alam atau back to nature , memang marak dikampanyekan. Pilihan alternatif sebagai cara menangani dan mengatasi makin merajalelanya perkembangan penyakit. Apalagi munculnya majemuk dan banyak jenis penyakit ditengarai lebih disebabkan pola hayati nan memang tak sehat dan tak alami.



Prinsip Keseimbangan

Secara alami, Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dalam prinsip keseimbangan. Begitu juga dalam tubuh Anda, telah dianugerahkan sistem imun dan daya tahan tubuh secara alami. Selain menciptakan penyakit, Tuhan tentunya juga menciptakan obat. Obat paling alami nan diberikan kepada makhluk-Nya ialah sistem kekebalan tubuh, nan dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.

Manusia tidak dapat lepas dari pengaruh toksik dan zat-zat berbahaya nan ada di sekitarnya. Toksik masuk dalam tubuh melalui berbagai cara, baik sebab asupan makanan, terhirup dalam pernafasan, maupun dalam bentuk radiasi. Begitu terserang zat beracun, tubuh akan melakukan perlawanan dengan mengeluarkan sejumlah horman penangkal. Pertarungan ini akan didukung kondisi tubuh dengan menaikkan suhunya buat membunuh za-zat beracun itu, sehingga Anda merasa layaknya demam.

Namun tubuh tentu akan mengalami kesulitan menangkal toksik apabila diluar batas kemampuan tubuh itu sendiri. Apalagi bila toksik dan zat beracun nan masuk dalam tubuh jumlahnya sangat banyak dan berlangsung terus-menerus. Radiasi ultraviolet dari sinar matahari maupun bahan radioaktif lainnya, polusi udara, zat-zat kimia nan terbawa dalam makanan dan minuman kemasan, rokok, alkohol, dan sebagainya akan menyerang tubuh Anda dalam kualitas dan kuantitas diluar kemampuan tubuh buat menangkalnya.



Selektif

Cara hayati sehat alami mengajak Anda buat mengembalikan fungsi tubuh sebagai sistem imun dan penangkal berbagai penyakit. Dalam kaitan ini, kebutuhan tubuh terhadap zat-zat gizi nan diperlukan, juga harus berasal dari sumber alami dan bukan hasil protesis pabrik. Daging, ikan, sayur-sayuran, maupun buah-buahan merupakan sumber gizi alami nan krusial bagi tubuh.

Untuk menjaga kandungan gizi dalam makanan nan dikonsumsi, Anda harus teliti dan memperhatikan proses produksinya. Penelitian juga menemukan besarnya disparitas kualitas buah atau sayuran hasil pertanian organik dengan pertanian konvensional, nan banyak menggunakan pupuk kimia. Pendek kata, cara hayati sehat alami akan membimbing Anda buat selektif terhadap bentuk asupan apapun nan Anda makan dan masuk ke dalam tubuh.



Senyawa Antikanker dalam Kubis

Banyak cara nan dapat kita tempuh buat menerapkan cara hayati sehat alami . Tahukah Anda jika dalam kubis mengandung senyawa antikanker? Jika Anda ragu mengonsumsi kubis-kubisan, sebaiknya mulailah memperhatikannya. Di Amerika, satu dari lima kematian disebabkan oleh kanker.

Data dari American Cancer Society menunjukkan bahwa kematian dampak kanker pada wanita didominasi oleh kanker payudara (19%), kanker paru (16%), serta kanker kolon dan rektum (15%). Sementara itu, pada pria, kanker nan dominan sebagai penyebab kematian ialah kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum (12%), serta kanker prostat (10%).

Pada studi epidemiologis, diet kaya lemak menunjukkan kaitan erat dengan munculnya kanker usus maupun kanker payudara. Diketahui bahwa kandungan lemak nan rendah dan konsumsi serat nan tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, menyebabkan rendahnya insiden kanker. Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan nan rendah lemak tidak jenuh ganda.

Hormon eksklusif mungkin ikut beranggung jawab pada munculnya tumor. Pengeluaran hormon tersebut dipicu oleh konsumsi lemak nan tinggi. Sebagai contoh, ternyata hormon prolactin (serum) nan merangsang pertumbuhan tumor semakin meningkat jika kita mengonsumsi makanan nan kaya akan lemak.

Ada kemungkinan bahwa makanan mengandung penyebab atau pencegah kanker sekaligus. Sejauh mana ekuilibrium antara kedua komponen tersebut tercapai akan sangat menentukan apakah kita akan berisiko terkena kanker atau tidak. Petunjuk gizi dari The Committee on Diet, Nutrition, and Cancer USA berikut ini bisa dipraktikkan buat mengurangi risiko tersebut, yaitu:

  1. Kurangi intake lemak dari 40% menjadi 30%.
  2. Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah.
  3. Kurangi makanan awetan dan makanan nan diasap.
  4. Kurangi merokok.
  5. Hindari minuman beralkohol.

Kemungkinan, alkohol berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, secara langsung, alkohol bisa menjadi racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol bisa menjadi sarana buat ditumpangi ko-karsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Bukti ilmiah alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih diragukan. Namun, tampaknya, tak diragukan lagi bahwa alkohol bisa menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.

Semua kubis-kubisan tergolong dalam kelompok crucifera. Kelompok tersebut dikenal sebab kandungan sulforaphane dan indoles nan berkhasiat sebagai antikanker. Riset tentang indoles membuktikan kemampuannya mendeaktivasi metabolit estrogen nan menyebabkan tumor, terutama pada sel-sel payudara. Pada saat nan sama, indoles meningkatkan senyawa eksklusif nan bersifat protektif terhadap kanker.

Selain menekan pertumbuhan sel tumor, kehebatan indoles nan terkandung dalam kubi-kubisan ialah bisa mengurangi proses metastatis sel kanker. Metastatis ialah konvoi sel-sel kanker ke bagian tubuh nan lain, sehingga terjadi penyebaran sel tumor.

Sementara itu kandungan kubi-kubisan lainnya, sulforaphane berperan dalam meningkatkan peran enzim nan bertanggung jawab dalam detoksifikasi atau penetralan racun. Dengan semakin optimalnya detoksifikasi, substansi karsinogenik sebagai penyebab kanker bisa lebih cepat disingkirkan.



Kiat Gizi Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Kita juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dalam menjalani cara hayati sehat alami. Fungsi kekebalan tubuh akan mulai menurun seiring dengan bertambahnya usia. Turunnya kekebalan tubuh itu ditandai oleh merosotnya jumlah dan aktivitas sel-sel T nan antara lain berfungsi melawan virus. Selain itu, sel-sel T nan berkurang juga akan mengurangi efektivitas sel darah putih buat menyingkirkan bakteri.

Ilmuwan nan pernah memenangi hadiah Nobel sebanyak dua kali, Dr. Linus pauling, meninggal dalam usia 93 tahun. Dengan bersemangat, ia pernah mengatakan dirinya telah sukses menunda kematian, sekurang-kurangnya selama 20 tahun sebab mengonsumsi vitamin C takaran tinggi. Saat ini, semakin disadari bahwa fungsi vitamin C tak hanya sekadar buat antisariawan, tetapi juga buat meningkatkan kekebalan tubuh.

Agar tubuh kita mampu menangkal penyerbu-penyerbu asing (virus, kuman, dan bakteri), limfosit (sel darah putih) harus tersedia dalam jumlah nan cukup. Mengonsumsi vitamin C takaran tinggi diketahui bisa meningkatkan produksi limfosit. Di dalam tubuh, vitamin C bekerja seperti antibiotika nan menghancurkan virus penyebab penyakit.



Manfaat Vitamin C dan E buat Kekebalan Tubuh

Cara hayati sehat alami dapat dengan mengonsumsi vitamin C. Vitamin C juga akan meningkatkan kadar glutation di dalam tubuh. Glutation ialah antioksidan di dalam tubuh nan bisa menjaga sistem kekebalan tubuh. Mengonsumsi vitamin C 500 mg sehari bisa meningkatkan kadar glutation tubuh hingga 50%.

Terkait dengan SARS nan menyerang saluran napas, termasuk paru-paru, ternyata, vitamin C juga mampu memperbaiki sistem kerja paru-paru. Peluang orang-orang nan rajin mengonsumsi vitamin C buat menderita bronkitis kronis lebih rendah.

Kebiasaan merokok bisa berakibat jelek terhadap pemanfaatan vitamin C. Merokok 1,5 bungkuns menyebabkan vitamin C dalam tubuh berkurang sebesar 30%. Kondisi badan nan selalu didera stres juga akan menguras berbagai vitamin atau mineral, termasuk vitamin C.

Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa ketika diekspos dengan virus flu, 27% di antara orang-orang nan stres ringan langsung terserang flu. Sementara itu, pada orang nan stres berat, jumlah subjek nan terserang flu lebih besar, yaitu 47%. Stres bisa merusak kelenjar timus, sehingga produksi sel darah putih buat kekebalan tubuh terganggu. Hal itu menunjukkan adanya interaksi sinergis antara stres, pengurasan vitamin C, dan merosotnya kekebalan tubuh.

Kondisi nan juga bisa memperburuk status vitamin C dalam tubuh ialah Norma marah-marah. Orang nan amarahnya meledak akan memboroskan vitamin C dari tubuhnya dalam jumlah besar. Jadi, di tengah situasi endemik SARS, sebaiknya, konduite mudah marah dikurangi dan lebih baik lagi jika kita berlatih sabar.

Perbaikan sistem kekebalan tubuh juga bisa dihasilkan oleh kehadiran vitamin E. Sel limfosit dan mononuclear di dalam tubuh manusia mengandung konsentrasi vitamin E nan paling tinggi. Hal itu mengungkapkan betapa pentingnya vitamin E di dalam fungsi kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, konsumsi vitamin E nan cukup akan bermanfaat buat pembentukan antibodi, sekaligus mengurangi morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian).