Beberapa Cara Pengolahan Bahan Makanan

Beberapa Cara Pengolahan Bahan Makanan

Anda bisa menyiasatinya dengan pengolahan bahan makanan nan tepat sehingga masih dapat dikonsumsi dalam jangka waktu nisbi panjang. Kita sering memiliki bahan makanan segar jenis eksklusif dalam jumlah melimpah, seperti sayur-mayur dan buah-buahan. Pada saat panen, harga sayur dan buah cenderung murah sehingga kita membeli dalam jumlah besar.



Sejarah pengolahan bahan makanan

Setelah manusia purba memasuk zaman meramu makanan, mereka mengenal cara mengawetkan makanan hasil buruannya. Tujuan mengawetkan makanan ialah buat disimpan sebagai cadangan pangan menjelang musim kemarau, dan musim dingin. Karena pada kedua musim tersebut sangat sulit mendapatkan hewan buruan dan apalagi bercocok tanam. Oleh sebab itu manusia purba menyiapkan logistic pangan dengan cara diawetkan.

Proses pengawetan makanan dilakukan dengan sederhana yakni diasapi atau dijemur hingga kering. Bahan pangan nan berupa daging mamalia dan daging ikan biasanya diasapi hingga kandungan airnya kering. Sedangkan buat bahan pangan nan berasal dari tumbuhan misalnya jagung, beras, gandum, dan umbi-umbian caranya dijemur sampai kering. Bahan pangan tersebut dapat awet disimpan hingga berbulan-bulan lamanya.

Cara berikutnya ialah difermentasikan atau diperam. Proses seperti ini kerap dilakukan oleh bangsa Korea dan Cina. Masyarakat Korea menjelang musim dingin ramai-ramai membuat kimchi atau sayuran nan difrementasikan. Kimchi dibuat dari sawi putih, bayam dan lobak. Kebiasan-kebiasan ini dilakukan turun temurun sampai sekarang ini.

Seiring perkembangan zaman, proses pengawetan makanan menggunakan donasi mesin dan unsure kimia seperti natrium benzoate, benzadin dan sejenisnya. Bahkan nan mengkewatirkan ada sejumlah produsen dan pedagang nan nakal, mencampurkan bahan pengawet berbahaya seperti formalin dan boraks dalam makanannya.



Beberapa Cara Pengolahan Bahan Makanan

Bahan makanan mengandung air dengan jumlah tertentu. Kandungan air inilah nan menyebabkan bahan makanan mudah rusak dampak aktivitas biologi di dalam bahan makanan atau masuknya mikroorgnisme ke dalam bahan makanan. Semakin tinggi kadar air dalam bahan makanan, semakin mudah dan cepat bahan makanan tersebut rusak.

Maka dari itu, salah satu cara pengolahan bahan makanan ialah mengurangi kadar air dalam bahan makanan. Beberapa cara buat mengurangi kadar ait tersebut ialah sebagai berikut.

1. Pendinginan

Pendinginan ialah menyimpan bahan makanan dalam temperatur nan sangat rendah. Ada dua cara pendinginan nan bisa Anda lakukan, yaitu pendinginan pada temperatur -20 derajat Celcius sampai +10 derajat Celcius dan pembekuan pada temperatur -120 derajat Celcius sampai -24 derajat Celcius.

Pendinginan akan membuat bahan makanan tahan sampai beberapa hari dan minggu. Sementara pembekuan, bisa mengawetkan makanan sampai beberapa bulan. Bahkan, tahun. Namun, pendinginan dan pembekuan tak membuat mikroorganisme dalam bahan makanan mati. Mereka hanya tertidur.

Ketika bahan makanan dicairkan, proses pertumbuhan mikroorganisme bisa berlangsung cepat. Maka dari itu, Anda harus cermat memilih dan mengolah bahan makanan nan didinginkan atau dibekukan.

2. Pengeringan

Pengeringan artinya menghilangkan atau mengurangi kadar air dalam bahan makanan dengan menggunakan panas. Pengeringan, selain membuat bahan makanan awet, akan mengecilkan volume bahan makanan sehingga mudah dikemas atau dibawa.

Kopi, teh, dan aneka biji-bijian, umumnya diolah dengan cara pengeringan. Namun, pengolahan bahan makanan dengan pengeringan juga bisa mengubah sifat kimia dan fisika bahan makanan. Agar pengeringan berlangsung baik, pemanasan harus terjadi di semua bagian dan kadar air harus berkurang dari semua permukaan bahan makanan.

Kebiasaan menjemur bahan makanan biasa dilakukan oleh masyarakat Gunung Kidul dan Wonogiri, karakter tanah kedua daerah ini nan cenderung kering, tumbuhan nan dapat ditanam ialah ketela dan jagung saja, selebihnya tidak dapat sama sekali. Bahan makanan pokok di kedua daerah itu ialah gaplek dan nasi jagung. Jadi ketika panen ketela dan jagung, sebagian hasil panennya dijemur hingga kering agar awet disimpan. Saat musim kemarau penduduk desa tidak kehabisan bahan makanan utamanya. Mereka tinggal mengambil seperlunya di lumbung pribadinya.

3. Pengemasan

Pengolahan bahan makanan dengan cara mengemasan bertujuan buat menghindarkan bahan makanan dari kerusakan secara mekanis dan mencegah perubahan kadar air. Kemasan plastik, karton, aluminium, bisa digunakan buat pengemasan. Di rumah, Anda bisa menyimpan bahan makanan dalam wadah plastik rapat udara sehingga makanan tahan sampai beberapa hari. Kemasan plastik rapat udara, tujuannya agar makanan bebas dari bakteri dan biang jamur nan menyebabkan busuk.

Setelah makanan dimasukan dalam plastik rapat udara, langkah selanjutnya dimasukan ke dalam almari pendingin / fresser. Tujuannya agar beku dan dapat disimpan sampai lama. Kita bahan makanan akan dimasak, tinggal direndam dalam air panas.

Walaupun demikian bahan makanan mentah seperti daging, ikan dan buah ada batas kadaluarsanya. Daging merah dan ikan, tidak lebih dari dua bulan sudah tidak layak konsumsi. Sedang buah-buahan batas maksimunnya tiga minggu.

4. Penggunaan Bahan Kimia

Beberapa bahan kimia bisa membuat bahan makanan lebih tahan dari agresi mikroorganisme. Selain itu, bahan kimia bisa memberikan rasa dan rona tertentu. Beberapa jenis zat kimia nan bisa digunakan ialah asam cuka (asam asetat), fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory yang biasanya dipakai pada buah dan sayur agar tahan lama.

Sebaiknya, Anda tak menggunakan bahan kimia tersebut jika kurang paham penggunaannya. Menggunakan gula atau garam atau menjadikan bahan makanan sebagai manisan atau asinan lebih baik daripada menggunakan bahan-bahan kimia.

Pengawetan bahan makanan dengan zat kimia kerap digunakan pada industry makanan sekala besar. Tujuannya agar bahan makanan dapat dijual dalam jangka waktu lama. Termasuk minuman kemasan juga menggunakan bahan pengawet jenis natrium benzoate. Namun jangka waktu kadaluarsa makanan dan minuman nan menggunakan bahan pengawet tidak lebih dari dua tahun. Selebihnya sudah tidak layak konsumsi dan harus ditarik dari pasaran buat dimusnahkan. Pemerintah melalui BPOM, secara ketat mengawasi peredaran makanan dan minuman nan menggunakan bahan pengawet.

5. Fermentasi

Salah satu cara pengolahan bahan makanan dan sekaligus baik buat kesehatan ialah fermentasi. Bakteri laktat ( lactobacillus ) nan biasa dipakai buat proses fermentasi akan menghasilkan asam laktat dengan nilai keasaman atau pH 3,4 hingga 4.

Nilai pH ini bisa menghambat pertumbuhan sejumlah bakteri nan membuat bahan makanan busuk dan rusak. Proses fermentasi juga menghasilkan vitamin-vitamin tertentu, misalnya B-12.

Beberapa contoh bahan makanan hasil fermentasi ialah asinan sayuran dan buah-buahan, kecap, tauco, terasi, bekasam atau bekacem dari Sumatera Selatan. Berbagai jenis tapai juga merupakan hasil fermentasi nan sering kita konsumsi sehari-hari.

Plus Minus Makanan Awetan

Kita sebagai konsumen nan kerap mengonsumsi makanan olahan dan awetan, perlu mencermati kelebihan dan kekurangan makanan tersebut. Tujuannya semata-mata agar makanan nan kita konsumsi bermanfaat bagi kesehatan. Sekali-kali kita boleh mengonsumsi makanan awetan nan tujuannya buat variasi saja. Namun makanan awetan kalau dikonsumsi monoton ternyata tidak baik bagi kesehatan.

Makanan awetan kalau ditinjau proses pembuatannya sudah mengalami berbagai tahapan hingga menjadi makanan siap saji. Kalau dilogika, kandungan nutrisi pada makanan awetan sudah banyak berkurang dan tidak lengkap lagi. Apalagi makanan nan diawetkan menggunakan zat kimia, jika dikonsumsi hiperbola dapat mendatangkan bibit penyakit berbahaya pada tubuh manusia.

Misalnya mie insant nan menggunakan bumbu kimia, jika dikonsumsi kadang kala mungkin dapat mengusir rasa lapar. Namun jika mie instant dikonsumsi terus menerus tanpa diselingi sayuran dan makanan alami, akibatnya menjadi racun bagi organ pencernaan manusia. Racun nan berasal dari zat pengawet makanan berdampak mengganggu kinerja liver dan lambung. Sehingga mengakibatkan liver meradang dan bengkak.

Kelebihan makanan awetan ialah harganya mungkin lebih murah dari pada makanan segar. Dari penyajiannya lebih praktis dan simple,dan mudah dimasak atau dimakan begitu saja. Makanan awetan sangat cocok buat kegiatan outdoor misalnya mendaki gunung, traveling dan hal-hal nan bersifat urgent.

Konsumen nan bijak mengerti mana makanan nan sehat dan makanan nan tidak layak konsumsi. Jangan sampai kita menerapkan pola makan nan tidak sehat. Sebaik-baiknya makanan, dipilih dari bahan-bahan nan segar dan alami. Demikianlah sedikit tentang seluk beluk bagiamana Pengolahan Bahan Makanan agar Tahan Lama.