Pewarna Makanan dan Fungsi dalam Makanan

Pewarna Makanan dan Fungsi dalam Makanan

Makanan memang merupakan salah satu kebutuhan manusia nan tak dapat digantikan oleh apapun. Kandungan gizi nan terdapat pada setiap bahan makanan ialah faktor primer dari itu semua. Lalu, apa kabar dengan penggunaan bahan tambahan pada makanan, seperti pengawet makanan, perasa tambahan, juga pewarna makanan ?



Pewarna Makanan dalam Kehidupan Masyarakat

Ya, kehadiran zat-zat tambahan makanan, seperti pewarna makanan sebagai salah satunya, memang ikut eksis bersamaan dengan makanan itu sendiri. Bagaimana tidak, jika makanan dengan rona menarik mata memiliki nilai rasa nan lebih dibandingkan dengan makanan dengan rona nan biasa saja.

Usaha masakan sepertinya sudah cukup menjadi usaha favorit bagi sebagian besar masyarakat. Alasannya ialah usaha ini tak peka zaman. Wajar, sebab makanan ialah hal primer nan dibutuhkan oleh manusia. Selama dapat mempertahankan kualitas, maka usaha bisnis masakan Anda akan tetap maju. Permasalahan nan kemudian muncul adalah, penggunaan bahan tambahan makanan seperti pewarna makanan tak dapat dihindari.

Tidak ada nan salah dengan hal tersebut. Penggunaan pewarna makanan memang bertujuan buat mempercantik hidangan. Rona bahan makanan nan berubah selama dalam proses pengolahan sehingga membuat nafsu makan menurun ialah sebagian alasan mengapa pemakaian pewarna makanan menjadi hal nan lumrah. Selain itu, nyatanya memang ada beberapa zat tambahan nan diperbolehkan buat dicampurkan dalam makanan. Tentu saja dengan catatan tak dikonsumsi dengan batas nan abnormal.

Ketika membicarakan tentang pewarna makanan, nilai lain dari sebuah makanan pun ikut diperbincangkan. Dalam hal ini, makanan bukan lagi hanya memiliki fungsi sebagai hal nan bisa membuat perut nan lapar menjadi kenyang, tapi lebih dari itu. Ada kandungan nilai estetik di situ. Bahwa makanan bukan hanya bisa memanjakan lidah dan perut, tapi juga mata.

Zat pewarna makanan tentu saja berdampak pada bentuk visual dari makanan itu sendiri. Rona alami dari bahan makanan semakin cerah dan menarik ketika sudah "bersinggungan" dengan pewarna makanan. Dan itu sangat menarik dipandang mata. Berbeda dengan rona pucat nan disebabkan oleh proses pengolahan makanan itu sendiri.

Hal ini kemudian menjadi krusial ialah ketika makanan tersebut menjadi makanan nan harus ditebus manusia lainnya dengan uang, alias dibeli. Konsumen, siapapun dia, niscaya ingin memilih makanan dengan tampilan nan menarik bukan? Ya, dan pewarna makanan ialah jalan keluar bagi sebagian produsen.

Hal ini seperti menjadi sebuah kenyataan tersendiri di masyarakat. Mengetahui bahwa makanan dengan rona lebih jreng mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, serta mendatangkan keuntungan, banyak dari produsen memanfaatkan hal tersebut buat berbuat curang. Akibatnya pewarna makanan dalam tanda kutip pun banyak digunakan.

Keuntungan nan besar dengan kapital nan sedikit rasanya menjadi impian setiap manusia. Sayangnya itulah nan terjadi belakangan ini. Kualitas jajanan atau makanan nan dijual bebas semakin tak terjaga. Meskipun tak sedikit nan tetap setia pada komitmennya buat menjaga kualitas. Penggunaan zat-zat makanan tambahan seperti pewarna tambahan nan tak layak dicampurkan di makanan sudah semakin mudah ditemui.



Pewarna Makanan dan Fungsi dalam Makanan

Warna-warni makanan nan berasal dari bahan pewarna makanan memang dapat menyamarkan rasa. Apalagi, bahan pewarna makanan tersebut berasal dari bahan sintetis (buatan). Selintas, akan sangat menggoda pandangan kita sebab warna-warnanya begitu mencolok. Terlebih jika diberikan dalam porsi nan berlebih.

Bahan pewarna makanan memang menjadi pilihan krusial buat pembuatan makanan hingga makanan semakin menarik disantap. Meskipun demikian, ada kalanya, bahan pewarna makanan tersebut justru memberikan rasa kurang sedap jika dicampurkan dalam dosis berlebih. Hal itu akan membuat makanan menjadi kurang sedap dimakan meskipun warnanya membuat mata silau.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan buat menggunakan bahan pewarna makanan seperlunya. Bahkan, tak perlu ditambahkan bahan pewarna makanan jika hidangan makanan Anda sudah memiliki rona alami. Selain lebih menyehatkan, akan memelihara keaslian rasa makanan tersebut.

Bahan pewarna makanan diperlukan jika hidangan nan disajikan kurang menampilkan warna-warni bahan dasar pembuatannya. Meskipun memiliki kadar gizi cukup tinggi, makanan nan kurang menarik tetap tak akan menggugah selera. Selain itu, bahan pewarna makanan diperlukan buat memperbaiki penampilan makanan hingga tampak lebih menggugah selera.

Misalnya, Anda memanggang kue terlalu lama hingga nyaris gosong. Dengan menyiram seluruh permukaan kue menggunakan larutan cokelat, akan memperbaiki penampilan juga rasa kue tersebut. Larutan cokelat sedikit banyak juga mengandung pewarna makanan.



Jenis Bahan Pewarna Makanan

Bahan pewarna makanan terdiri atas dua jenis, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. Bahan pewarna alami merupakan jenis pewarna nan terbuat dari tumbuhan tertentu, seperti kunyit, daun suji, atau buah bit. Bahan pewarna sintetis merupakan homogen bahan-bahan kimia nan biasa dipakai buat mewarnai makanan, contohnya tartrazin, sunset yellow, karmoisin, atau brilliant blue.



Bahan Pewarna Makanan Alami

Bahan pewarna makanan alami sangat mudah didapat. Di dapur, di pekarangan rumah, atau di warung-warung terdekat. Berbeda dengan zat pewarna makanan sintetis nan cenderung hanya dapat ditemui di toko-toko kue tertentu. Lalu, bagaimana cara mendapatkan rona dari pewarna alami tersebut? Berikut ini ialah beberapa cara nan dapat dan biasa digunakan.

  1. Mendapatkan Zat Pewarna Alami dengan Cara Menghaluskan

    Cara buat memperoleh rona dari pewarna makanan alami di antaranya dengan menghaluskan tumbuhan nan dipakai buat mewarnai, misalnya kunyit. Dari kunyit, Anda bisa memperoleh rona kuning alami nan cerah. Biasa dipakai buat mewarnai hidangan nasi tumpeng, nasi kuning, atau ayam goreng.

  2. Untuk digunakan sebagai pewarna makanan, setelah dikupas, kunyit dihaluskan dengan diparut, ditumbuk, atau di blender . Selanjutnya, kunyit nan sudah halus dilarutkan dalam air dan disaring sehingga diperoleh air kunyit nan berwarna kuning. Banyaknya kunyit nan dihaluskan dan air buat melarutkannya, disesuaikan dengan kebutuhan.

  3. Mendapatkan Zat Pewarna Alami dengan Cara Merebus

    Cara lain buat memperoleh rona alami dari zat pewarna makanan alami ialah ialah dikukus. Misalnya, dari untuk bit akan diperoleh rona merah. Buah bit dikukus, kemudian dihaluskan setelah dikupas kulitnya. Setelah halus, dilarutkan dalam air dan disaring buat diambil airnya. Air buah bit biasa dipakai buat mewarnai makanan, seperti kue-kue. Banyaknya buah bit dan air sebagai pelarut disesuaikan dengan kebutuhan.

  4. Mendapatkan Zat Pewarna Alami dengan Cara Merendam

    Terakhir, cara memperoleh rona alami dari zat pewarna makanan alami ialah dengan merendam tumbuhan nan akan dipakai. Contohnya, daun suji nan akan memberikan rona hijau alami. Daun suji nan dipakai buat mewarnai biasanya diambil beberapa helai, kemudian dicabik-cabik kasar. Setelah itu, seluruh cabikan dilarutkan dalam air sambil diremas-remas sehingga diperoleh rona hijau nan diinginkan.

    Apabila sudah memperoleh cukup banyak air larutan daun suji, Anda bisa menyaringnya sehingga diperoleh larutan berwarna hijau. Air larutan daun suji ini biasa dipakai buat mewarnai kue-kue, di antaranya bolu kukus. Daun suji ini merupakan pewarna makanan alami nan menghasilkan rona hijau cantik.



Bahan Pewarna Makanan Sintetis

Bahan pewarna makanan sintetis bisa diperoleh langsung dengan cara membeli di toko bahan-bahan pembuat kue atau makanan. Pemakai bisa secara langsung menggunakan bahan pewarna tersebut, sinkron kebutuhan. Pewarna sintetis sebaiknya dipergunakan lebih berhati-hati sebab pemakaian berlebih akan menimbulkan imbas penumpukan dalam tubuh. Dalam jangka panjang, akan merusak organ pencernaan, seperti ginjal.

Selain itu, perlu diperhatikan pula pemakaian bahan pewarna sintetis mana nan sudah mendapat izin pemakaian sebab banyak bahan pewarna makanan nan tak diizinkan buat dipakai, tetapi tetap beredar di pasaran. Untuk mengetahuinya, Anda tinggal mengecek kemasan bahan pewarna tersebut, apakah mencantumkan izin peredaran dari badan POM atau tidak.