Penugasan Manusia sebagai Khalifah
Semua kreasi nan telah allah ciptakan semuanya itu tak sia-sia dan juga tak main-main. Contohnya dijelaskan di alquran surah al-Mu’minun ayat 115 disebutkan: Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tak akan dikembalikan kepada Kami? Allah Swt. menciptakan manusia sebagai Khalifah .
Sejarah dari proses Manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini ialah dengan penciptaa Adam. Adam ialah bapak sekalian manusia serta merupakan khalifah pertama nan allah swt telah ciptakan. Di jelaskan dalam alquran bahwa bahan standar nan dipakai allah swt dalam penciptaan Adam banyak istilahnya nan sangat bergam yaitu : thin (saripati tanah), shalshal (tanah kering), hama’in (lumpur hitam), fakhkhar (tanah tembikar), serta turab (tanah)
Ciptaan allah yaitu keturunan Adam dibuatnya dari ma’ (air) hal ini tercantum dalam alquran surah al-Furqan ayat 54. Ma’ dalam ayat tersebut maknanya yaitu air mani atau sperma, istilah lainnya yaitu nuthfah (surah an-Nahl ayat 4).
Bila Anda ingin tahu proses penciptaan allah swt menciptakan manusiasebagai khalifah ini tercantum dalam alquran di surah al-Mu’minun ayat 12 – 14.
"Dan sungguh, Kami menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari anah Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam loka nan kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu nan melekat, lalu sesuatu nan inheren itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk nan (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta nan paling baik.
Manusia sebagai khalifah kejadiannya semakin tambah paripurna saat allah swt meniupkan ruh buat manusia nan dijelaskan dalam alquran surah al Hijr ayat 29. Setelah itu allah swt menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin nan tercantum dalm alquran surah yasin ayat 36
Penugasan Manusia sebagai Khalifah
Dalam alquran surah At-tin ayat 14 dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia itu delam bentuk nan sebaik-baiknya. Selain itu allah swt juga memberikan kunggulan nan lain kepada manusia sebagai khalifah nan mempunyai keungulan nan tertinggi daripada mahluk lain nan allah telah ciptakan nan tercantum dalam alquran surah Al-isra ayat 70. Allah swt mempunyai alas an menjadikan manusia sebagai khalifah ialah buat menjadi pengganti atupun wakil-Nya buat enjaga segala maca nan ada di muka bumi ini.
Dalam alquran surah al-Baqarah ayat ke 30 juga dijelaskan mengenai proses penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang nan merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa nan tak kamu ketahui".
Manusia di loka ini berperan sebagai khalifah nan memiliki sifat penguasa, pengganti serta pemimpin. Tapi bukan berarti pengganti nan dimaksud adlah menggantikan posisi allah swt. Memang dijadikan pengganti nan berfungsi buat bertanggung jawab terhadap muka bumi dengan mengaturnya serta menjga bumi nan sinkron denagn anggaran allah swt nan dijelaskan lewat rasul maupun nabi-Nya bukan unuk disembah.
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini diciptakan oleh allah swt dari bumi atau tanah serta memberikan tnggung jawab kepada mereka agar membuat bumi ini akmur da sejahtera sinkron degan nan tercantum dalam alquran surah hud ayat ke 61. Alasannya manusia nan dapat mengemban amanat lewat menginsafi resiko nantinya setelah allah menawarkan amanah tersebut kepada mahluk nan lainnya, yaitu gunung-gunung, langit serta bumi nan tercantum dalam alquran surah al Hazab ayat 72.
Bagi manusia sebagai khalifah , tugas mengemban amanah ini merupakan ibadah kepada Khaliq atau Penciptanya (surah az-Zariyat ayat 56).
Tugas pokok bahkan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yg dilakukan oleh manusia dan sebagai apa pun dia seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya yg artinya “Dan Aku tak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.”
1. Manusia Golongan Kanan dan Golongan Kiri
Tidak semua manusia sebagai khalifah memiliki sikap istiqamah (teguh pendirian) dalam mengemban amanah Allah Swt. Sepanjang sejarah, sejak zaman Nabi Adam as banyak manusia nan berkhianat terhadap amanah nan dipikulnya tersebut.
Pada akhirnya, manusia sebagai khalifah terbagi dalam dua golongan besar, yakni golongan kanan ( ashhabul maymanah atau ashhabul yamin ) dan golongan kiri ( ashhabul masy’amah atau ashhabusy syimal ).
Golongan kanan ialah golongan orang-orang nan istiqamah melaksanakan amanah atau golongan orang-orang nan bersyukur. Adapun golongan kiri ialah orang-orang nan tak melaksanakan amanah atau golongan orang-orang nan kufur.
Kelak di akhirat, oleh Allah Swt. golongan kanan akan ditempatkan di dalam jannah (surga) dan mendapat sebutan ashhabul jannah (para penghuni surga). Sementara golongan kiri akan mendapatkan nar (neraka) dan disebut ashhabun nar (para penghuni neraka).
2. Tanggung Jawab Manusia
Tanggung jawab manusia secara generik digambarkan Rasulullah dalam hadis berikut.
Dari Ibnu Umar katanya :” aku mendengar Rasulullah SAW bersabda nan bermksud :
“semua orang dari engkau sekalian ialah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadpa apa nan digembainya. Seorang laki-laki ialah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang istri ialah seorang pengembala dirumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalannya. Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuanna dnakan ditanya tentang pengembalannya. Maka semua orang dari kamu sekalian ialah pengembala dan akan ditnya pengembalaannya".
Manusia sebagai khalifah allah ialah anugrah primer pada manusia. Dengan ini manusia berkewajiban buat menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapus kemungkaran serta penyelewengan dan defleksi dari jalan allah.
3. Fungsi Khalifah
Manusia dituntut buat mampu menghormati proses-proses nan sedang berjalan, dan terhadap semua proses nan sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain,
“Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.” Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tidak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim buat menyadari bahwa semuanya ialah “umat” Tuhan nan harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta buat kesejahteraan ummat manusia, sebab alam semesta memang diciptakan Allah buat manusia. Sebagai hamba manusia ialah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi nan sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi.
Oleh sebab itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis nan sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, nan kesemuanya sangat memadai
Jadi, simpulan dari kandungan Surat Al-baqarah ayat 30 nan ada hubungannya dengan manusia sebagai khalifah ialah sebagai berikut.
- Allah Swt.,memberitahukan pada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah) di bumi, yaitu manusia sebagai khalifah.
- Allah memilih manusia itu sebagai khalifah di muka bumi ini.
- Malaikat meragukan kemampuan manusia itu sebagai khalifah dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia sering membuat kerusakan dan menumpahkan darah sehingga manusia itu sebagai khalifah itu kurang tepat.
- Malaikat beranggapan bahwa manusia sebagai khalifah tak pantas dan nan pantas menjadi khalifah di bumi ialah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah.
- Allah lebih mengetahui apa nan tak diketahui oleh malaikat.
Oleh sebab itulah kita harus berbangga dapat menjadi khalifah di bumi ini dan menjadi nan unggul dari mahluk lainnya