Kebiasaan Aneh Masyarakat di Negara Inggris

Kebiasaan Aneh Masyarakat di Negara Inggris

Negara Inggris ialah satu negara nan berbeda sistem pemerintahannya di benua Eropa. Ada beberapa nan memiliki sistem pemerintahan sama, seperti negara Inggris, Spanyol, Belanda, atau Swedia.

Negara Inggris berada di bawah kekuasaan kerajaan atau monarki dengan sistem konstitusional dan parlementer. Kerajaan ini beribu kota di London dan memiliki empat negara nan berada di bawah kekuasaan pemerintahan nan sama ,yaitu Inggris, Scotlandia, Irlandia Utara, dan Wales.

Itulah sebabnya Inggris disebut dengan nama Great Britain atau Britania Raya. Sebanyak 62 juta jiwa penduduk mendiami berbagai wilayah di kerajaan Inggris, sehingga di sana kebudayaan dan hubungan sosialnya pun sangat beragam.

Britania Raya atau United Kingdom ialah negara besar nan sudah terbilang maju dan berkembang pesat, sehingga memantapkan posisinya di urutan ke 6 global sebagai negara dengan perekonomian terbesar berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto dan menjadi negara ke-7 terbesar, berdasarkan ekuilibrium kekuatan daya beli masyarakat.

Sejak awal abad ke-19, Inggris sudah menjadi negara industri pertama di global dan menjadi negara terkemuka berkat kemakmuran ekonomi dan sosialnya. Sampai sekarang, United Kingdom masih menjadi negara nan memilki kekuatan ekonomi, budaya, militer, science, dan politik nan berpengaruh di dunia.



Budaya Antri di Negara Inggris

Karena kondisinya nan multikultur seperti itu, masyarakat di Negara Inggris memiliki banyak Norma nan unik dan berbeda dari negara lain, misalnya Norma antri. Dibandingkan dengan Norma antri di Indonesia nan kebablasan, budaya antri mereka patut diacungi jempol.

Jika datang dan melihat sendiri bagaimana mereka mau mengantri buat sesuatu, kita sebagai orang Indonesia akan heran. Kok, mereka bisa-bisanya mau melakukan hal itu buat waktu nan lumayan lama.

Apakah tak pegal, kesal, dan membosankan? Pertanyaan seperti ini akan muncul di benak orang nan tak terbiasa dngan budaya antri. Kenapa masyaakat Inggris dapat melakukannya? Mungkinkah faktor pendidikan atau Norma sejak dulu, sehingga kita dapat melihat berbagai antrian di banyak tempat, apakah itu antri bioskop, supermarket, layanan publik, atau antri di loket kereta dalam kota.

Suatu ketika, aku harus berangkat ke Middlesex naik bus dalam keadaan terburu-buru. Dalam pikiran, aku harus berlari cepat mengejar bus, tapi ternyata setelah tiba di loka bus berhenti, aku harus menahan nafas.

Banyak nan antri masuk ke dalam bus itu dengan tertib. Ingat sebab terburu-buru ini, aku ingin segera masuk ke dalam bus, tetapi rasanya malu melihat mereka nan sudah tiba duluan tak ada nan menyelak pengantri di depannya. Akhirnya aku pun otomatis ikut antri dengan tertib sambil terus melihat waktu di jam tangan saya.

Antrian di negara Inggris sudah seperti nilai atau kebiasaan nan berlaku di masyarakat. Semua mengikuti Norma ini dengan disiplin. Mungkin, jika tak mengikuti anggaran antri tersebut, boleh saja, tetapi masyarakat akan melabeli kita dengan sebutan manusia antisosial.

Sebenarnya orang Inggris sangat tak suka dengan orang nan suka menyalip antrian seenaknya. Mereka menganggap orang nan seperti itu tak mempedulikan sekitarnya dan termasuk orang egois. Menakjubkan, sebab bila orang harus antri buat sekedar masuk ke bar saja, mereka rela mengantri selama 30 menit lebih.

Budaya antri nan baik ini juga bukan hanya terlihat di negara Inggris saja, tetapi di negara Eropa lainnya, masyarakat terbiasa dengan budaya antri nan tertib. Pernah aku harus mengurus dokumen ijin tinggal di Spanyol dan waktunya sudah mepet sekali. Bagaimana pun aku harus tetap antri, ketika masuk ke dalam gedung dan melihat antrian panjang di sana.

Semua menunggu dengan sabar. Ada nan duduk-duduk sambil ngobrol, ada nan baca koran atau membuka internet. Semuanya antri dengan baik. Mari kita bandingkan dengan budaya antri di negara sendiri, Indonesia. Kalah, jauh sekali.

Memang sikap tertib dan disiplin ini tak selalu berjalan dengan baik buat beberapa kekecualian tertentu, nan menyebabkan orang harus bergegas dan berebut sesuatu.

Seperti, ketika terjadi stagnasi sistem listrik kereta barah sehingga kereta nan berjalan sinkron jadwal hanya sedikit, maka masyarakat dapat saling berebut mendapatkan loka dalam kereta tersebut. Mereka melakukan itu sebab mepetnya jam kerja dan memburu waktu ke loka lain.

Ketika antri di supermarket, kita dapat bertanya pada orang nan paling belakang berada antrian, apakah mereka memang mengantri buat membayar di kasir atau tidak. Dapat saja mereka kebetulan berdiri di situ. Jadi, lebih baik bertanya dari pada diam, tapi membuang waktu.

Kebiasaan antri di negara Inggris memang patut diacungi jempol sebab ketika ada situasi darurat mereka tak akan banyak bicara dan membiarkan orang nan sedang dalam kondisi darurat buat mendapatkan pelayanan terlebih dulu, misalnya ibu hamil atau orangtua nan sangat memerlukan pengobatan segera.



Kebiasaan Aneh Masyarakat di Negara Inggris

Tidak semua negara, masyarakat, dan bangsa sempurna. Di balik Norma baik, niscaya ada Norma nan aneh dan tak umum, seperti di negara Inggris ini. Suatu waktu, mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, pernah mengatakan kalau orang Inggris punya Norma aneh.

Apa itu? Orang Inggris tak terbiasa menerima pandangan berbeda orang lain mengenai suatu hal nan diyakini bersama dalam masyarakat. Opini selalu bhineka sebab memang kepala manusia pun berisi bermacam-macam pikiran.

Nah, di negara Inggris, orang nan memiliki pandangan berbeda dan keukeuh dengan pandangannya, selalu berbuah skandal. Masyarakat menduga ada persekongkolan di balik pandangan itu, ada sebuah kebohongan besar nan menjijikkan. Masyarakat tak mau tahu bahwa setiap orang berhak memiliki pandangan sendiri dan berhak mempertahankan argumentasinya apapun itu.

Mungkin saja Tony Blair mengatakan masyarakat Inggris seperti itu sebab dia dituduh memiliki suatu kebohongan sebab telah mempertahankan argumennya di depan publik Inggris. Ketika itu, Tony Blair memutuskan buat mendukung pencaplokan Amerika Perkumpulan ke Irak dan dia menyatakan tak menyesali keputusannya tersebut. Ketika dimintai keterangan oleh tim spesifik pun, Blair tetap menyatakan tak menyesal dengan keputusannya itu.

Selain Blair, pejabat lainnya pun ikut dimintai keterangan ketika itu.
Masyarakat di Negara Inggris, ketika itu menyebut Blair sebagai pembohong dan pembunuh. Kenapa? Karena beliau tak menyesali keputusannya dan berkeyakinan bahwa dirinya sudah melakukan hal sahih nan seharusnya dilakukan.

Sedangkan ketika itu, tak sedikit jumlah pasukan Inggris nan berada di Irak. Keluarga dan kerabat dari pasukan Inggris tersebut tentu geram akan pandangan Blair tersebut. Itulah sebabnya mereka mengecam Tony Blair dan menyebutnya sebagai pembohong besar.

Seperti diketahui, Inggris ialah Negara kedua nan mengirimkan pasukan ke Irak dalam jumlah besar. Hal ini dilakukan buat mendukung pencaplokan nan dilakukan oleh sekutunya, Amerika Serikat, pada tahun 2003. Sebanyak 45 ribu tentara Inggris dikirim ke Irak, ketika itu, dan selama keterlibatan mereka di perang Irak, Inggris telah kehilangan tentaranya sebanyak 179 orang tewas di medan perang.

Untuk itu, negara Inggris memutuskan buat menarik pasukannya pada bulan April 2009 dan menarik diri dari keterlibatannya di perang Irak tersebut. Ya, tak ada orang nan bicara tanpa alasan, begitu juga dengan masyarakat negara Inggris nan maju dan modern.