Ketabahan dan Kesabaran Tak Bertepi

Ketabahan dan Kesabaran Tak Bertepi



Fenomena Penyakit Aneh

Semakin majunya ilmu pengobatan, sepertinya juga diikuti oleh semakin banyaknya penyakit baru nan hadir di masyarakat. Anda lihat saja penyakit AIDS nan sekitar tahun 1900-an belum ada, sekarang menjadi salah satu penyakit nan paling ditakuti sebab belum ditemukan obat buat menyembuhkan penyakit ini. Selain itu penyakit flu burung, flu babi, chikunguya, dan masih banyak penyakit-penyakit lainnya nan belum ditemukan obat buat menyembuhkannya. Penyakit ini tentu saja menjadi hal nan sangat menakutkan, terutama bagi masyarakat miskin.

Keterbatasan biaya berobat bagi masyarakat miskin sering membuat warga nan terkena salah satu penyakit ini tak berobat dan menjadikan penyakit nan diderita semakin parah. Tidak sporadis mereka bahkan pasrah hingga ajal menjemputnya. Tidak tahu harus berbuat apa sebab memang tak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Apalagi kalau penyakit nan diderita itu malah menimbulkan ketidaksenangan orang lain, seperti bau nan tak sedap dan rupa nan mengerikan.

Bukan saja rasa percaya diri nan hilang. Mungkin saja bila tidak ada iman nan bersemayam di hati, rasanya mereka mungkin akan berpikir lebih baik cepat pergi dari global ini. Tuhan tak tidur dan tak akan menyepelekan setiap butiran doa nan diucapkan baik hanya dalam hati maupun nan terdengar oleh manusia lainnya. Banyak kisah ketika harapan itu tinggal seujung kuku, Tuhan datang dengan keajaiban nan hanya dapat dirasakan oleh umat nan mengalaminya.



Ketabahan dan Kesabaran Tak Bertepi

Dede Koswara, contohnya. Laki-laki nan berasal dari Bandung ini dikatakan sebgai manusia akar sebab kutil nan tumbuh di sekujur tubuhnya tumbuh menjalar bagaikan akar. Ia bukannya diam saja dengan keadaannya. Ia telah mencoba berobat. Tetapi keterbatasan dana membuatnya pasrah. Ia bahkan dimanfaatkan oleh pengusaha hiburan sebagai suguhan dalam salah satu penampilan mereka. Bagi Dede Koswara, hal itu dilakukan semata-mata demi mendapatkan penghasilan.

Dengan keadaan tangan nan dipenuhi kutil, Dede Koswara sangat tahu bahwa ia mempunyai keterbatasan dalam melakukan banyak hal. Tangannya otomatis tak dapat banyak berfungsi seperti tangan orang kebanyakan. Ia akhirnya hanya pasrah dan menerima rezeki nan ditawarkan orang kepadanya. Hingga akhirnya, ada televisi luar negeri nan membuat liputan tentang dirinya. Walaupun ia mendapatkan banyak perhatian sehingga menjalani beberapa kali operasi, kutil nan tumbuh di sekujur tubuhnya itu tak dapat dihilangkan begitu saja.

Kutil nan ada di wajahnya memang sudah cukup berkurang. Begitu juga nan ada di tangan sehingga ia dapat belajar menggerakan jari-jari tangannya lagi. Ia sudah mulai belajar menulis. Namun, tetap saja bahwa ia tak dapat banyak melakukan hal nan sama dengan orang lain. Namun, Dede Koswara masih merasa sangat bersyukur sebab ia dikelilingi orang-orang nan mencintainya. Ia masih mendapatkan banyak afeksi dari keluarga dan teman-temannya.

Berbeda dengan Zainal, sang manusia akar dari Lampung. Kutil nan ada di tubuhnya ternyata menimbulkan bau nan tak sedap sehingga ia mengasingkan dirinya di hutan. Ia hanya dapat tabah dan berusaha mengatasi rasa kesepian dan terisolir dengan caranya. Paling tak ia masih bertahan pada keyakinan bahwa Tuhan akan menurunkan donasi dengan cara nan ia sendiri tak tahu. Ketabahan dan kesabarannya berbuah manis.

MNC, sebuah perusahaan nan bergerak dibidang pemberitaan dan televisi pun memberikan donasi operasi. Zainal dioperasi sebanyak sebelas kali. Ia pun kini mempunyai rasa percaya diri nan tinggi lagi dan mau kembali ke keluarganya dan berteman lagi dengan masyarakat. Tidak banyak orang nan dapat tabah seperti Dede Koswara dan Zainal. Lihatlah apa nan dilakukan beberapa orang nan merasa bahwa penyakitnya tak akan tersembuhkan. Mereka mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Mereka tak sanggup menahan derita kesepian dan merana merasa tak diakui oleh siapa pun. Mereka merasa bahwa hidupnya kesepian dan hanya merepotkan orang banyak sehingga tak mau berlama-lama lagi dalam penderitaan. Padahal seandainya mereka paham bahwa Tuhan memang tak pernah tidur, pertolongan itu sangat dekat. Yang dibutuhkan memang kesabaran dan ketabahan dalam memanjatkan doa dan berharap hanya pada-Nya.

Tiada kesedihan nan tidak berakhir. Tiada duka nan tidak berujung. La Tahzan! Jangan bersedih. Yakinkan bahwa Tuhan itu ada dan akan membantu dengan cara-Nya. Tidak ada manusia nan tahu bagaimana Tuhan menggerakan hati manusia-manusia nan terpilih buat membantu orang-orang nan dikasihi-Nya. Sedangkan manusia nan diberi kemudahan dan kelapangan, nan harus dilakukan ialah memberikan kegunaan dan apa nan telah diberikan itu kepada orang lain.

Kehidupan itu akan lebih bernilai ketika tahu apa nan harus dilakukan. Kebahagiaan akan semakin menggelora ketika mau berbagi dan memberikan apa nan ada padanya. Jangan berharap bahwa kehidupan ini akan selalu seperti nan diharapkan. Tiada kejutan, maka tiada latif hayati ini.



Awal Derita

Luka nan Tidak Kunjung Sembuh
Awal mula dari penyakit ini ialah ketika ada kutil di kaki kemudian dia pangkas kutil tersebut. Dede tak pernah mengira bahwa tindakannya itu menjadi awal dari penderitaan panjangnya. Luka nan diderita ternyata susah buat disembuhkan. Bahkan mulai tumbuh kutil-kutil lain di kulitnya. Makin lama kutil ini semakin banyak dan membuat Dede kebingungan.

Dede sudah berusaha berobat ke Puskesmas, tetapi Puskesmas sendiri tak tahu penyakit apa nan diderita oleh Dede. Sebenarnya Dede sudah dirujuk ke rumah sakit, tetapi sebab masalah biaya, akhirnya Dede mengurungkan niatnya buat berobat ke rumah sakit. Dede kemudian melakukan pengobatan alternatif buat mengobati penyakit.

Hampir setiap informasi tentang adanya pengobatan alternatif sudah dikunjungi, tetapi semua itu tak juga menyembuhkan penyakitnya tersebut. Dampak dari penyakit nan dideritanya, Dede harus kehilangan pekerjaan, bahkan istri nan dicintainya. Dede kemudian menjadi salah satu anggota manusia aneh nan kemudian menggelar pertunjukan buat melihat dirinya.

Menjadi Sorotan Media
Berita tentang penyakit aneh nan diderita oleh Dede ini akhirnya tercium juga oleh media. Hampir semua media cetak ataupun elektronika seperti berlomba-lomba buat memberikan warta tentang penyakit Dede, si manusia akar. Melihat warta tersebut, banyak orang terpanggil buat menolong Dede.

Hingga suatu ketika, Dede mendapat kabar bahwa dia akan menjalani operasi gratis. Dede kemudian diperiksa dan ditemukan bahwa Dede menderita penyakit nan disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Selain itu, Dede juga mengalami kelainan genetik nan membuat tubuhnya rentan terhadap penyakit.

Oleh sebab iitulah kutil nan seharusnya menjadi penyakit biasa menjadi penyakit nan sangat berbahaya bagi Dede. Untuk melakukan penyembuhan penyakit itu, Dede diberikan obat dan kaki tangannya nan sudah berubah hampir menyerupai akar pohon kemudian dioperasi.

Hasil operasi itu sukses mengangkat kutil nan ada di badan Dede seberat 2,4 kg. Setelah melakukan operasi, Dede mulai dapat menggerakkan tangannya walaupun masih ada kutil-kutil nan ada di tubuhnya.

Kembali Sakit
Setelah operasi, kutil-kutil di tubuh Dede sudah perlahan-lahan menghilang. Dede sudah mulai dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Tetapi lagi-lagi sebab biaya pengobatan nan kurang, akhirnya penyakit nan diderita oleh Dede kembali kambuh. Masalahnya sebab tak mempunyai uang buat berobat, akhirnya Dede memutuskan buat berobat ke pengobatan alternatif. Ternyata pengobatan ini bukannya menyembuhkan tetapi malah menyebabkan penyakit bertambah parah.

Sebenarnya kasus ini tak perlu terjadi jika memang pemerintah sigap dan tangkas dalam menanggulangi masalah-masalah nan ada di masyarakat. Kasus Dede si manusia akar ini setidaknya dapat dijadikan contoh betapa kesehatan itu mahal harganya.

Oleh sebab itu Anda wajib menjaga kesehatan itu dan tak merusak tubuh dengan melakukan hal-hal nan berbahaya seperti minum minuman keras, memakai narkoba, merokok, dan hal-hal lain nan dapat merusak kesehatan.