Hubungan Rantai Makanan dan Piramida Makanan

Hubungan Rantai Makanan dan Piramida Makanan

Artikel ini akan membahas seputar piramida makanan. Piramida makanan tentu sangat berkaitan dengan manusia. Seperti nan sudah kita ketahui, manusia ialah makhluk hayati nan merupakan makhluk sosial. Kita sebagai manusia tak bisa hayati sendirian dan membutuhkan makhluk hayati lain nan bisa menunjang kelangsungan hayati kita.

Hubungan sosial di mana kita membutuhkan makhluk hayati lain buat bisa terus hayati terlihat dari proses atau kegiatan makan memakan. Proses makan memakan inilah nan akan membentuk piramida makanan di mana kita sebagai konsumen taraf tinggi nan berada di bagian paling atas piramida makanan.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai piramida makanan ini, kita terlebih dahulu harus membahas masalah rantai makanan nan terjadi dalam kehidupan makhluk hidup. Rantai makanan nan kemudian membentuk jaring-jaring makanan berhubungan sangat erat dengan terbentuknya piramida makanan.

Karena itulah, sebelum membahas masalah piramida makanan tersebut, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu rantai makanan dan proses nan terjadi di dalam rantai makanan hingga terbentuknya jaring-jaring makanan dan piramida makanan.



Rantai Makanan Pembentuk Piramida Makanan

Sebelum terbentuknya piramida makanan, pada proses makan dan memakan antar makhluk hayati ada nan disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan merupakan suatu proses perpindahan energi nan biasanya berasal dari tumbuhan hingga akhirnya energi tersebut berpindah ke makhluk hayati lainnya dalam suatu jenjang makanan. Pengelompokkan jenjang makanan itulah nan nantinya akan membentuk piramida makanan.

Energi nan paling pertama dan paling primer nan menjadi sumber kehidupan makhluk hayati ialah energi nan berasal dari matahari. Energi matahari itu diserap oleh tumbuhan dan diolah bersamaan dengan CO2. Energi makanan nan diserap dan diolah oleh tumbuhan itu akhirnya bisa berpindah ke makhluk hayati lain melalui proses makan memakan dan memberikan energi bagi makhluk hayati lain buat kelangsungan makhluk hayati tersebut.

Posisi tumbuhan nan menyerap energi matahari dan mengolahnya menjadi sumber energi bagi makhluk hayati lain inilah akhirnya nan membuat tumbuhan itu menjadi bagian primer di piramida makanan. Tumbuhan disebut pula sebagai produsen dan diletakkan di bagian piramida makanan nan paling bawah dan memegang peranan nan paling krusial di dalam piramida makanan.

Ada beberapa jenis rantai makanan nan harus kita ketahui sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai piramida makanan. Beberapa jenis rantai makanan tersebut yaitu sebagai berikut.

  1. Rantai pemangsa ini ialah makhluk hayati nan menempati posisi nan paling pertama dan paling primer dalam piramida makanan di mana di dalam rantai pemangsa ini diisi oleh makhluk hayati nan memakan langsung tumbuhan. Bisa dikatakan bahwa konsumen taraf pertama nan langsung memakan tumbuhan sebagai produsennya ialah konsumen nan termasuk dalam makhluk hayati herbivora atau makhluk hayati pemakan tumbuhan. Jika diurutkan dalam sebuah bagan, maka urutannya ialah tumbuhan sebagai produsen - herbivora atau hewan pemakan tumbuhan - hewan pemakan daging atau hewan pemakan herbivora -pemakan segala atau makhluk hayati nan memakan baik herbivora maupun karnivora.

  2. Rantai makanan nan kedua ialah rantai makanan parasit. Proses makan memakan pada rantai makanan parasit ini dimulai dari organisme nan berukuran besar hingga organisme nan hayati seperti parasit, yaitu menumpang hayati pada makhluk hayati lainnya seperti bakteri, benalu, dan cacing.

  3. Rantai saprofit ialah rangkaian makan memakan nan dimulai dari organisme nan sudah wafat nan menjadi sumber makanan bagi makhluk hayati pengurai. Contoh rantai makanan saprofit ini ialah bakteri atau jamur nan tumbuh dijasad makhluk hayati nan sudah mati.

Rantai-rantai makanan akan terbentuk secara bersamaan bagi setiap makhluk hayati nan ada di bumi. Rantai-rantai makanan nan banyak sekali itu akhirnya akan membentuk sebuah jaring-jaring makanan nan saling terhubung. Maksudnya ialah produsen nan merupakan penghasil makanan akan dimakan oleh makhluk hayati herbivora.

Sementara itu, konsumen strata nan lebih tinggi seperti konsumen hewan pemakan daging akan mendapatkan makanannya setelah memakan herbivora. Dengan kata lain, makhluk hayati hewan pemakan daging itu ikut memakan produsen, yaitu tumbuhan namun dengan cara memakan makhluk hayati herbivora terlebih dahulu.



Hubungan Rantai Makanan dan Piramida Makanan

Seperti nan telah disebutkan sebelumnya, rantai makanan serta jaring-jaring makanan memiliki interaksi nan sangat erat dengan terbentuknya piramida makanan. Semua makhluk hayati nan termasuk dalam rangkaian rantai makanan bisa digolongkan dalam tingkatan-tingkatan nan akhirnya membentuk piramida sebab sinkron dengan jumlah makhluk hayati tersebut di dalam suatu lingkungan atau ekologi.

Penerapan strata dalam piramida makanan itu dimulai dari jumlah makhluk hayati terbanyak nan menjadi produsen makanan bagi seluruh makhluk hayati nan ada di bumi.

Di dalam piramida, makanan nan menjadi produsen ialah tumbuhan. Tumbuhan memegang peranan krusial di dalam piramida makanan ini sebab tumbuhan merupakan penghasil energi nan paling utama. Tumbuhan inilah nan menyerap energi dari matahari dan bersama CO2 mengubah energi matahari tersebut menjadi makanan nan menghasilkan tenaga bagi makhluk hayati lainnya.

Karena jumlah tumbuhan nan ada di bumi ini sangat banyak, maka tumbuhan menjadi produsen penghasil makanan dan diletakkan di bagian paling dasar dari piramida makanan.

Setelah tumbuhan tersebut, maka strata berikutnya di dalam piramida makanan dipegang oleh konsumen taraf pertama nan langsung mengkonsumsi tumbuhan. Konsumen taraf pertama ini diisi oleh makhluk hayati herbivora yaitu makhluk hayati pemakan tumbuhan. Konsumen taraf pertama di dalam piramida makanan berada langsung di atas produsen.

Posisi berikutnya di dalam piramida makanan diisi dengan konsumen taraf kedua nan merupakan makhluk hayati hewan pemakan daging nan memakan makhluk hayati herbivora. Contohnya ialah harimau nan berada di konsumen kedua akan memakan hewan-hewan herbivora lainnya seperti kerbau, sapi, dan kambing.

Tingkatan selanjutnya di dalam piramida makanan diisi oleh hewan pemakan daging nan memakan hewan hewan pemakan daging lainnya. Di bagian atasnya lagi diisi oleh makhluk hayati pemakan segala baik makhluk hayati herbivora, memakan produsen langsung maupun memakan hewan karnivora. Susunan piramida makanan ini akan terus mengerucut dari makhluk hayati nan jumlahnya paling banyak hingga akhirnya di puncak piramida akan diisi oleh makhluk hayati nan jumlahnya paling sedikit.



Pengelompokkan Piramida Makanan

Piramida makanan nan terbentuk dari pengelompokan makhluk hayati nan berperanan di dalam jaring-jaring makanan dan di dalam rantai makanan ini bisa dikelompokkan lagi menjadi beberapa bagian.

  1. Piramida biomassa ialah suatu piramida nan menggambarkan genre energi nan berada di dalam suatu ekosistem. Berat rata-rata organisme nan berada di dalam ekosistem tersebut diukur dan kemudian dikelompokkan menjadi sebuah piramida dengan urutan pemilik massa terbesar berada di paling bawah piramida biomassa.

  2. Piramida jumlah ialah piramida makanan nan terbentuk berdasarkan jumlah makhluk hayati nan berada di dalam masing-masing kelompok. Piramida ini tersusun dari makhluk hayati nan jumlahnya paling banyak hingga makhluk hayati nan jumlahnya paling sedikit sehingga membentuk piramida.

  3. Piramida energi merupakan piramida nan dibuat dengan disertai pengamatan dan observasi dari waktu ke waktu buat memberikan citra nan paling kuat mengenai genre nan terjadi antarorganisme di dalam suatu ekosistem. Pada saat ini, piramida energi ini dinyatakan sebagai piramida terlengkap nan mampu memberikan data secara seksama mengenai genre energi dari proses makan memakan nan terjadi pada makhluk hidup.

Sayangnya, piramida energi ini harus terus dilakukan pemantauan buat mendapatkan data nan seksama setiap saat sebab di dalam piramida energi dapat terjadi penyusutan jumlah energi nan terjadi di dalam masing-masing strata piramida energi tersebut. Penyusutan energi tersebut bisa disebabkan oleh hal berikut.

  1. Konsumen pada strata eksklusif di dalam piramida energi tersebut hanya memakan makanan eksklusif dan jumlah makanan nan berkurang. Akhirnya, menyebabkan berkurang pula makanan nan bisa dimakan oleh konsumen tersebut. Hal ini mengakibatkan konsumen nan berada di suatu strata piramida energi mengalami penyusutan energi.

  2. Makanan nan dikonsumsi oleh konsumen nan berada di dalam suatu strata di piramida energi tersebut tak mencerna makanannya dengan baik. Akibatnya, banyak makanan nan terbuang menjadi sampah dan tak menjadi energi bagi tubuh konsumen tersebut sehingga penghuni strata eksklusif di dalam piramida energi itu juga mengalami penyusutan energi