Longlife Dakwah

Longlife Dakwah

Ramadhan semakin dekat, suasana memasuki bulan kudus umat Islam sudah semakin terasa. Bulan Ramadhan ialah bulan penuh berkah, penuh ampunan, dan saat bagi segenap muslim buat menimba bekal ibadah lebih banyak lagi. Contoh khutbah menjadi hal nan biasanya disiapkan oleh para ulama.

Panitia Ramadhan di berbagai loka ibadah mulai berbenah. Misalnya, menyiapkan dan membuat jadwal imam atau dai nan akan bertugas. Para dai pun menyiapkan contoh khutbah nan dapat memberikan pencerahan.

Bulan ini ialah kesempatan nan sangat bagus buat para dai muda mempersiapkan diri. Saat nan tepat buat mengumpulkan pahala dan ridho Ilahi, sekaligus mengasah kemampuan diri.

Tantangan ke depan bagi umat Islam bukan hal nan ringan. Perkembangan zaman, teknologi, dan pola pikir nan semakin maju, terkadang mulai mengikis kadar keimanan seseorang. Inilah tantangan berat nan harus selalu diingat.

Tugas seorang dai ialah buat selalu mengingatkan dan mengajak umat agar selalu mempertebal Iman dan taqwa kepada Allah SWT. Dalam rangka menambahkan pilihan wacana pelengkap bagi setiap dai, tulisan ini berusaha disajikan cara-cara praktis buat membuat contoh khutbah di bulan Ramadhan.

Persiapan dan cara-cara praktis membuat contoh khutbah nan disajikan ini sebenarnya pun dapat diterapkan dalam setiap saat, tanpa terbatas bulan kudus Ramadhan. Metode nan diambil dalam cara-cara praktis membuat contoh khutbah ini didasarkan pada situasi dan kondisi Islam secara kontekstual. Khutbah ini dikaitkan dengan situasi politik, ekonomi, sosial budaya, nan ada di sekitar kita.

Beberapa hal nan dapat dipersiapkan, dan merupakan cara-cara praktis buat membuat contoh khutbah itu diantaranya ialah sebagai berikut:



Persiapan Diri

Seorang dai ialah seorang tokoh umat. Citra, tingkah laku, dan karyanya selalu menjadi sorotan dan teladan umat-umatnya. Oleh sebab itu, seorang dai harus selalu dapat menjaga hati, pikiran, sikap dan perbuatannya sehari-hari. Oleh sebab itu, segala contoh khutbah nan sering ditampilkan bagi umatnya, harus mewakili kehidupan sebenarnya. Hindari tong kosong nyari bunyinya.



1. Persiapkan Kemampuan Vokal dengan Baik

Jika dirasa perlu, dan memang sebenarnya sangat krusial ialah melatih olah vokal sesering mungkin. Gunakan teknik pernapasan nan benar. Berlatihlah mempergunakan aneka macam intonasi, diksi, dan interjeksi sehingga setiap kata nan dimunculkan mampu dan dapat didengar dengan jelas, baik, dan menarik minat umat buat mendengarkan.

Apalah artinya materi nan baik, tetapi penyampaian menjadi kurang menarik sebab kemampuan vokalnya tak baik. Meskipun saat ini ada microphone buat memperbesar volume suara, belum tentu hal itu dapat membuat nyaman pendengarnya.

Olah vokal nan baik ialah seperti orkestrasi musik indah.Orang mendengarkan suara kita berbicara seperti mendengarkan musik atau nyanyian nan teratur irama, harmoni, dan susunannya.



2. Cari Refensi Tulis dan Kontekstual

Untuk mencari surat keterangan tulis, kita harus bersumber kepada sumber dari segala sumber kitab nan paling sempurna. Kitab itu ialah tak lain dan tak bukan, yaitu Alqur’an. Sumber ini dapat dilengkapi dengan hadist dan tambahan sumber lain.

Untuk membuat contoh khutbah , temukan terlebih dahulu, ayat apa nan nanti akan di tampilkan. Ambil satu atau dua ayat dari Al qur’an nan tematis. Dari tema itu, kembangkanlah disesuaikan dengan kondisi kontekstualitas nan ada disekitar kita. Hadist dan mazhab dari ulama besar, dapat ditambahkan buat memberikan penguatan imbas terhadap pesan nan akan disampaikan.

Sebagai contoh, saat kita melihat adanya kondisi lingkungan nan kotor, sampah banyak berserakan, saluran gorong-gorong nan mampet, dan taraf kesehatan masyarakat rendah sebab kurang menjaga kesehatan.

Kondisi seperti ini, kita dapat mengambil beberapa ayat tentang kesehatan. Ada hadist juga nan mengupas tentang kesehatan, di antaranya “kebersihan sebagian daripada Iman”. Hadist ini mampu mewakili situasi nan ada. Tinggal kita mengambil benang merah kontekstualitasnya dan mengembangkannya secara proporsional dan menarik dalam contoh khutbah tersebut.



3. Humor Itu Penting

Kunci dari keakraban ialah kenyamanan. Pesan dari seorang sahabat dekat nan disayangi akan lebih mudah diterima dengan nyaman, daripada pesan dari seseorang tidak dikenal seakan menggurui dan merasa lebih pintar. Begitupula halnya dengan membuat contoh khutbah.

Umat nan mendengarkan contoh khutbah ini ialah bukan orang lain. Mereka ialah kita juga. Saudara satu bangsa, saudara satu agama, dan saudara sesama manusia. Hindari jeda dengan umat nan mendengarkan. Salah satu metode buat menghindari jeda (menghancurkan dinding kekakuan) antarumat ialah dengan membuat pola komunikasi humor.

Humor atau cerita jenaka sangat nyaman digunakan. Tentu saja humor nan tak menyinggung SARA. Tokoh dalam cerita humor itu dapat diambil dari nama pendengar atau umat nan mendengarkan kita tersebut. Puji dan buatlah para pendengar senang dan kemudian buatlah humor nan membuat lebih akrab dan nyaman.

Contoh dai nan mampu membuat humor dengan baik ialah Alm.K.H. Zainuddin MZ. Beliau merupakan salah satu contoh komunikator nan hebat. Kemampuan komunikasinya sangat baik dan patut dicontoh.

Dialektika antara dai dengan umat pun harus selalu terjaga. Dialektika atau lebih mudahnya disebut komunikasi dua arah nan efektif ini sangat mampu buat membuat seseorang merasa dihargai keberadaannya. Saat eksistensi umat dihargai, hukum alam akan bekerja. Sang dai pun akan mendapat penghargaan nan setimpal sebab hal tersebut.



Longlife Dakwah

Dakwah tak hanya terjadi pada saat Anda berdiri di atas mimbar dan menyampaikan pesan-pesan Anda. Itu sebenarnya ialah bagian terkecil dari dakwah sepanjang usia Anda. Bahkan dakwah pun tak harus Anda berdiri di depan mimbar dan menyampaikan pokok-pokok pembicaraan nan harus didengarkan oleh semua pihak. Dimanapun, kapanpun dengan siapapun, dakwah harus terus dilakukan.

Sampaikanlah walau hanya satu ayat. Hal ini pun juga harus dibuktikan dengan adanya bukti langsung dari diri Anda. Jadi, antara teori dan praktik harus selaras. Contoh khutbah nan baik, harus disertai ‘ after sales service ’ nan bertanggung jawab.

Ibarat kita ini menawarkan produk, produk nan kita tawarkan ialah pesan kehidupan buat hayati lebih berkualitas.Tentu saja, contoh nan terbaik ialah diri kita sendiri harus juga dapat hayati dengan penuh kualitas dari produk tersebut.

Contoh khutbah nan baik ialah materi itu benar-benar sudah kita amalkan, sudah terbukti hasilnya, dan membawa kegunaan buat kita. Selain itu, masih terus kita amalkan sampai akhir hayat. Jika kita dapat selaras seperti ini, itulah nan dimaksud dakwah nan berkelanjutan.

Jika pun ada kebingungan para umat saat melaksanakan pesan dari contoh khutbah tersebut, kita dapat menjawabnya dengan mudah, sinkron pengalaman dan pelaksanaan nan sudah terbukti dari hayati kita. Hindari banyak bicara dan menerangkan contoh khutbah, nan kita sendiri belum menjalaninya. Itu sama saja mengajarkan kebodohan, menyebarkan ajaran palsu, meskipun dasar apa nan kita sampaikan ialah valid dan relevan dari Al qur’an.

Pahami, pelajari, dan amalkanlah terlebih dahulu, sebelum hal itu disampaikan kepada orang lain. Jika dapat demikian maka inilah contoh dai nan bertanggung jawab dan mampu membuktikan dakwahnya nan berkelanjutan sepanjang hidupnya ( long life dakwah).

Bulan Ramadhan ialah bulan nan ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Idul Fitri pun menjadi peristiwa latif membahagiakan. Kebudayaan mudik pun ialah satu peristiwa nan dinantikan. Ini menyiratkan bahwa kita pun harus bersiap-siap membuat momen latif nan terbaik dalam hayati kita.

Dari contoh khutbah nan bertanggungjawab, kita berarti bertanggung jawab pada diri sendiri dan Tuhan. Hal tersebut dapat membuka jalan lurus, shirotol mustaqim selebar-lebarnya. Pada waktunya nanti kita dapat mudik kepangkuan Tuhan dengan cerita latif penuh bertanggung jawab, sebagai umatnya nan terbaik. Semoga pesan ini bermanfaat.