Senior Editor

Senior Editor

Tugas editor ialah orang nan ditugasi buat melakukan pengeditan atau penyuntingan suatu naskah . Tapi ternyata tugas editor tak semata mengedit dan menyunting saja.
Bahkan dalam global penerbitan, posisi editor bisa dibagi menjadi beberapa jenjang karier. Disparitas karir ini tentu saja membawa konsekuensi tugas editor nan berbeda. Jenjang karir editor tersebut umumnya sebagai berikut :




Copy Editor

Jenjang inilah ialah jenjang terendah editor. Copyeditor hanya memiliki kewenangan terhadap masalah teknis suatu naskah. Job diskrispsi editor inilah nan melakukan inspeksi dan pemugaran suatu naskah serta kesalahan nan ada di dalamnya. Kesalahan tersebut mencakup kesalahan tulis, kesalahan bahasa, kesalahan ejaan, kesalahan fakta dan data, dan lain-lain.



Editor

Jenjang karir ini juga bisa dibagi lagi menjadi beberapa bagian nan memiliki job berbeda. Ada nan spesifik menangani masalah gambar disebut pictorial editor, ada pula nan bertanggung jawab pada pengurusan copyright buku-buku terjemahan dinamakan hak cipta editor.

Selain itu adapula editor nan bertugas spesifik mencari naskah, mencari penulis dan mendampinginya buat menghasilkan naskah sinkron nan diinginkan. Ini disebut associate editor, buat tugas ini seorang editor harus memiliki kwalifikasi nan baik, dapat mengerti apa nan dibutuhkan redaksi dan pasar.



Senior Editor

Seorang senior editor bertanggung jawab buat menilai kelayakan terbit suatu naskah. Bahkan terkadang seorang senior editor juga bertugas terhadap rancangan taktik suatu naskah. Senior editor juga bertugas menghubungi penulis atau agen naskah buat memenuhi sasaran buku nan akan dihasilkan suatu penerbit.



Managing Editor

Tugas editor seorang managing editor bertanggung jawab pada pengelolaan manajemen penerbitan. Editor pada strata ini bisa dikatakan tak berurusan secara langsung dengan suatu naskah.



Chief Editor


Seorang chief editor bertindak sebagai pemimpin sekaligus pengelola divisi editorial. Setiap keputusan arah perkembangan penerbitan ialah tugas dan tanggung jawab seorang chief editor. Editor inilah nan menguasai secara dunia kebijaksanaan suatu penerbitan.


Tak hanya sebatas urusan redaksional saja, Chief editor harus tahu bagaimana merencanakan aturan sebuah produksi buku, majalah maupun koran. Chief editor juga harus memiliki jiwa marketing, dia harus dapat menjual produk perusahaan kepada konsumen. Demikian juga sebaliknya sang chief editor dapat berkomunikasi dengan konsumen, mendengarkan kemauan apa nan diinginkan konsumen.
Selain itu dia juga harus pandai memberikan solusi terhadap semua masalah nan ada pada setiap lini perusahaan penerbitan.



Profesi di Belakang Layar

Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa tugas editor tak hanya semata-mata memperbaiki tanda baca, kelayakan naskah, dan lain-lain. Tapi keberadaan editor sangat krusial artinya bagi kelangsungan suatu penerbit.
Dengan tugas nan sedemikian berat itu sangat disayangkan bahwa belum ada pendidikan spesifik setingkat sarjana buat menjadi editor. Kebanyakan editor nan sekarang berkiprah di global penerbitan belajar secara otodidak. Mereka biasanya berawal dari kegemaran membaca dan menulis.

Sayangnya profesi ini nampak masih di belakang layar. Sangat banyak orang nan mengenal penulis sebuah buku best seller dan dapat dipastikan sangat minim orang nan mengetahui editor buku tersebut. Padahal tugas editorlah nan membawa dan menghadirkan buku tersebut ke tengah masyarakat.
Bagaimana, tertarik menjadi editor ?



Tips menjadi editor handal


Sebuah novel nan enak dibaca dan best seller sebenarnya tidak melulu prestasi dari penulisnya saja, ketika di penerbitan novel itu tidak lepas dari sentuhan editor. Tugas editor ialah mengemas isi cerita, bahasa agar lebih nyaman dibaca.


Sebenarnya pekerjaan editor dapat di lakukan oleh siapa saja. namun ada satu sejumlah syarat nan harus dipenuhi yakni menyukai global buku, tulis menulis dan memiliki wawasan luas. Syarat-syarat ini sangat mudah dan dapat dipenuhi sejak masih sekolah.

Berikut ini ialah tips menjadi editor ulung :

  1. Suka membaca

Syarat primer jadi editor tidak hanya nilai ijasah bagus, tapi juga harus memiliki hoby membaca buku atau kutu buku. Itu syarat absolut jika ingin diterima jadi editor di perusahaan penerbitan di mana pun. Karena tugas primer editor ialah memeriksa/ membaca tulisan pada naskah nan masuk. Jika sudah didasari kegemaran membaca buku, maka ketika jadi editor pun tugas –tugas demikian tidak terasa memberatkan.
Maka dari itu biasakan sejak dini membaca buku atau bacaan apa saja. Targetkan satu buku harus dibaca habis maksimal tiga hari. Dan biasakan juga dalam satu minggu minimal Anda dapat menyelesaikan membaca minimal empat judul buku berbeda.


Manfaatkan waktu luang buat membaca, misalnya ketika menunggu bus, antri di bank atau sebelum tidur bacalah dua empat lembar novel. Usahakan ketika Anda selesai membaca novel atau buku non fiksi langsung membuat review tentang buku tersebut. Review atau resensi berguna buat mengkritisi isi buku, maksud nan disampai oleh penulis dan gaya bahasanya juga.

  1. Pandai menulis

Syarat berikutnya ialah seorang calon editor harus pandai menulis. Maka dari itu penerbit kebanyakan memilih orang nan sudah pernah menulis buku, novel maupun dari pengalaman sebagai jurnalisme.

Sebagian orang menganggap menulis buku itu ialah talenta manusia dan tidak semua orang dapat melakukan hal demikian. Padahal sebenarnya asumsi itu sama sekali keliru, menulis itu ialah keahlian, nan dapat dikerjakan oleh siapapun. Keahlian menulis itu seperti halnya belajar berenang atau bersepada. Semua harus dilatih dari dasar dulu, kemudian bertahap pada taraf nan lebih lanjut. Biar cepat mahir nan harus giat berlatih setiap hari.


Dari kegemeran membaca ini secara langsung berpengaruh terhadap gaya tulisan Anda, semakin semakin variatif menggunakan kosa kata, dan cara menuturkan. Biasanya orang nan pandai menulis itu getol membaca juga.

  1. Mampu menguasai bahasa tulis dan tata bahasa

Editor nan baik itu menguasai tata bahasa, ilmu linguistik baik bahasa tulisan maupun bahasa lisan. Kemampuan ini nanti dipakai buat menilai naskah-naskah nan masuk di meja redaksi. Anda harus mampu memilih mana naskah nan memilik potensi dibaca orang banyak, dan layak terbit.

Seleksinya salah satunya ialah dari segi aspek bahasa dan gaya penulisan, serta nilai jual dari naskah tersebut.
Kemampuan seperti ini diperoleh dari pendidikan formal, hingga perguruan tinggi. Jika Anda tertarik jadi editor, dapat pilih fakultas Sastra Indonesia atau jurusan ilmu komunikasi dan jurnalistik.

  1. Senang bergaul / bergaul

Idealnya menjadi seorang editor itu harus suka berteman membuka diri bergaul dengan siapa pun. Karena inspirasi itu salah satu datangnya ialah dari orang lain, mungkin teman kita sendiri. Maka dari itu semakin banyak teman berarti semakin luas rekanan kita.


Ada banyak kegunaan ketika editor itu memilik banyak teman dan relasi,salah satu fungsinya ialah saluran-saluran perkawanan itu nanti dapat dijadikan media promosi.

  1. Suka organisasi

Syarat editor nan lain ialah memiliki pengalaman berorganisasi sewaktu sekolah maupun kuliah. Suka mengikuti organisasi sebenarnya memiliki kegunaan untuk diri sendiri dan orang lain. Dengan berorganisasi Anda dilatih memumpuk jiwa kepemimpinan / leadership, diharapkan dapat memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain.

Orang nan suka berorganisasi itu biasanya terbuka terhadap kritik, saran dari orang lain. Dia mampu mengutarakan pendapatnya dengan baik di lembaga –forum diskusi. Ketika dia dirapat redaksi pun sang editor kelak harus dapat presentasi dan mempertahankan pilihannya di depan dewan redaksi.

  1. Pemikiran kritis dan tajam

Kecerdasan memang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan, termasuk editor. Editor itu dituntut berpikir kritis, dan tajam dalam menyikapi kenyataan dan permasalahan. Berpikir kritis itu dapat membuat sang editor menganalisa dan mengambil konklusi dari permasalahan dan ide-ide nan sedang di godog menjadi sebuah karya.


Perlu kematangan emosi dan pikiran buat mencapai level berpikir kritis dan tajam. Ketika Anda di sodorkan pada sebuah permasalahan atau ide, sebaiknya Anda harus dapat mengupas dari bingkai nan berbeda, jangan ikut mainstream.

  1. Peka terhadap perubahaan

Seorang editor itu tidak pernah mau hayati di zona nyaman, dengan melakukan pekerjaan nan sama. Setiap hari tipikal pekerjaan nan harus ditangani berbeda-beda. Maka dari itu dia terbiasa menghadapi perubahaan. Anda harus sadar bahwa Anda itu bekerja di sebuah industry dengan produk trend setter, nan menawarkan sebuah perubahan dan pencerahaan bagi pembacanya atau konsumen.

  1. Kreatif

Calon editor juga dituntut memiliki kreatifitas tinggi, dalam berkarya, dia harus mampu menghasilkan ide-ide baru nan segar. Pekerja di penerbitan itu terdiri dari orang –orang kreatif nan mampu mewujudkan ide baru menjadi sebuah produk ( buku ) baru dan segar.

Demikianlah sekilas tentang seluk beluk tugas editor nan kerjaanya tidak dapat digolongkan ringa, penuh andal jawab berat di penerbitan.