Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Pengguna narkoba meningkat sangat pesat di Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar namun juga merambah hingga berbagai pelosok negeri ini. Di kota-kota besar seperti Jakarta, narkoba jenis shabu-shabu, ekstasi, putauw, dan lain lain bisa diperoleh kapan saja dan di mana saja dengan mudah. Remaja pun bisa dengan mudah memperoleh barang ini. Tak pelak, bahaya narkoba bagi remaja pun mengintai.

Sayangnya, bahaya narkoba bagi remaja tidak sepenuhnya dipahami oleh remaja dan orang tua. Bahkan, remaja ialah target empuk bagi oknum nan tak bertanggung jawab.

Selain itu, asumsi bahwa narkoba ialah barang mahal tidak lagi sepenuhnya benar. Para pengedar narkoba kini tidak segan-segan membuat paket ekonomis narkoba dengan harga di bawah Rp 20.000,- per paket. Dalam satu hari, milyaran rupiah uang nan dibelanjakan buat narkoba.

Orang nan pernah mencicipi narkoba akan menjadi kecanduan. Mereka ingin mencoba dan mencoba lagi. Takaran dan frekuensi pemakaian narkoba pun terus bertambah dari hari ke hari. Semakin banyak pula nyawa nan terenggut oleh narkoba.



Penggantar Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Remaja ialah proses perkembangan hayati nan sulit. Hal ini dikarenakan masa remaja bukanlah masa dewasa, tetapi juga bukan masa kanak- kanak. Masa remaja ada ditenggah- tenggah fase ini. Hal ini kadangkala membuat remaja sering merasa binggung dengan kehidupannya atau bahkan selalu ingin mencoba hal- hal baru.

Kadangkala remaja binggung dengan kehidupannya, misalnya binggung memecahkan masalah nan dia hadapi. Salah satu contohnya ialah ketika cinta datang tiba- tiba mengisi relung hati remaja. Bagi seseorang nan baru mengenal cinta, perasaan seperti ini ialah hal nan luar biasa. Banyak remaja nan binggung buat mengekspresikannya. Bagi remaja nan berani bisa langsung mengeksspresikannya dengan langsung menembak di loka sesorang nan dicintainya, tetapi bagi remaja nan tak percaya diri, akan mengambil jalan lain. Seperti memendam perasaan cinta dalam- dalam.

Selain binggung menghadapi hayati nan ada dihadapannya, remaja juga memiliki sifat positif, yaitu ingin mencoba hal- hal baru. Hal baru itu bisa berupa apa saja, tak terbatas pada ruang dan waktu. Namun, hal- hal nan dianggap baru itu biasanya ialah hal nan sporadis atau bahkan sering dia temui, tetapi remaja tak pernah mencobanya. Apa itu?

Salah satu contohnya ialah merokok. Setiap orang tua niscaya melarang anaknyaid merokok. Tetapi, lingkungan remaja ialah perokok, maka tak mengherankan jika si remaja juga ingin mencoba.

Contoh kedua, seorang remaja berasal dari keluarga nan berlandaskan agama. Remaja ini biasannya tinggal di pondok pesantren. Suatu saat remaja dibebaskan orang tuanya melanjutkan sekolah umum, artinya tak tinggal di pesantren. Remaja akan berada di lingkungan nan benar- sahih baru. Maka jika remaja mengenal rokok di lingkungan baru ini. Mau tak mau remaja niscaya memiliki hasrat mencoba hal- hal baru, yaitu merokok.

Jadi, hal- hal baru nan dimaksud di atas berbeda- beda bagi tiap anak. Dapat jadi bagi remaja A, merokok ialah hal nan baru, namun dapat jadi juga hal baru itu ialah hal nan biasa bagi remaja B

Namun itu contoh nan negatif sebab mencoba hal baru bisa juga berarti positif. Misalnya, seorang remaja nan ingin mengetahui jenis darahnya dan orang- orang ada di sekitarnya. Remaja bisa melakukan penelitian sendiri dan menjadikannya sebuah karya ilmiah.

Sayangnya hal itu hanya dimanfaatkan oleh sedikit remaja. Hal ini dikarenakan lebih banyak remaja nan tergelincir pada hal- hal nan bersifat negatif, seperti merokok, melihat film porno, atau menghisap ganja dan sejenisnya.

Di sisi lain, banyak juga oknum nan tak bertanggung jawab memanfaatkan fase remaja nan secara psikologis masih labil. Remaja dijadikan ladang pemasaran narkoba nan tepat sasaran.

Memang oknum nan tak bertangung jawab ini pandai mencari celah dalam memasarkan barang dagangannya. Biasanya, oknum ini menyerang remaja nan sedang bermasalah seperti patah hati sebab ditingal pacar atau perceraian orang tua. Awalnya, narkoba diberikan secara Cuma- cuma atau gratis. Setelah kecanduan narkoba, barulah remaja harus membayar mahal nan tidak sporadis berujung pada kematian.

Selanjutnya, tanpa menyadari ancaman bahaya narkoba bagi remaja, tidak sedikit remaja nan menganggap narkoba ini sebagai obat ajaib nan bisa secara cepat meningkat rasa percaya diri, melangsingkan tubuh, meningkatkan konsentrasi, dan sebagainya.

Bahaya narkoba bagi remaja sungguh tidak main-main. Ribuan remaja wafat konyol dampak narkoba. Ada nan sebab OD ( over dosis ) atau sebab tindak kekerasan sehubungan dengan narkoba. Selain jumlah nan wafat sia-sia ini, masih ribuan remaja lagi nan harus menanggung penyakit berbahaya nan timbul dampak pemakaian narkoba atau mendekam di balik kisi-kisi besi.

Semua remaja mempunyai risiko terbujuk narkoba. Tak hanya remaja dari keluarga berantakan atau broken home nan menjadi korban narkoba. Narkoba tidak pandang status atau golongan. Remaja dari keluarga berantakan atau keluarga harmonis, remaja dari keluarga kaya atau miskin, remaja putra atau putri, remaja dengan kemampuan akademis pas-pasan atau cemerlang. Semua dapat menjadi korban narkoba. Sungguh mengerikan.



Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Bahaya narkoba bagi remaja sangat besar. Seperti pada pengguna lainnya, bahaya narkoba bagi remaja tidak hanya pada kesehatan fisik, namun juga berdampak pada kesehatan mental.

Secara fisik, penggunaan narkoba secara monoton bisa menimbulkan:

  1. Gangguan pencernaan
  2. Kerusakan pada fungsi syaraf otak, jantung, dan paru-paru
  3. Memicu timbulnya penyakit kanker.
  4. Tertular penyakit mematikan seperti HIV/AIDS.

Narkoba juga mempengaruhi kesehatan mental penggunanya. Para pengguna narkoba ini umumnya mengalami:

  1. Gangguan kejiwaan.
  2. Keinginan buat bunuh diri.
  3. Halusinasi. Mereka merasa melihat sesuatu nan sebenarnya tak ada.
  4. Depresi. Narkoba akan menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh.
  5. Kecanduan.

Ada satu lagi bahaya narkoba bagi remaja nan tidak kalah merugikan, yaitu bahaya sosial. Secara sosial, remaja pengguna narkoba ini akan:

  1. Menyusahkan keluarga. Selain membuat keluarga merasa malu, juga membuat keluarga juga harus mengeluarkan banyak uang buat melakukan rehabilitasi.
  2. Dikucilkan oleh masyarakat sebab dianggap bukan orang baik-baik.
  3. Tidak dipercayai orang sebab biasanya pecandu narkoba sering melakukan tindak kriminal.
  4. Terancam drop out (DO) dari sekolah atau kampus. Masa depan pun menjadi suram.


Antisipasi Bahaya Narkoba Bagi Remaja dengan Kegiatan Positif

Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa bahaya narkoba bagi remaja sangat besar. Selain itu narkoba juga bisa menyerang remaja dari kalangan mana saja. Oleh sebab itu, sebagai seorang remaja, kita harus memiliki cara jitu buat mengantisipasi bahaya narkoba.

Bagaimana cara mengantisipasi bahaya narkoba? Ada banyak cara nan bisa kita lakukan. Pertama kita harus selalu berfikir positif dalam mengarungi samudra kehidupan. Artinya, jangan pernah berfikir negatif dengan apapun, baik sebuah peristiwa atau orang. Misalnya, hari ini kita ditolak cewek paling cantik disekolah. Buatlah itu tak menjadi masalah besar bagi kita. anggaplah bahwa masih banyak cewek nan naksir dengan kita sehingga kita tak terlalu bersedih dan tak sampai melakukan hal nan tak diinginkan. Seperti menghisap ganja dan sejenisnya.

Kedua, kita sebagai remaja harus selalu mencari lingkungan nan positif. Bagaimana nan dimaksud dengan lingkungan positif? Lingkungan nan bisa mendukung perkembangan remaja agar menjadi lebih baik. Misalnya, aktiflah dalam organisasi keagamaan. Lingkungan nan agamis akan membentuk kita menjadi orang nan agamis sehingga kita tak terjeumus padahal- hal nan tak diinginkan. Mengapa? Hal ini dikarenakan orang nan agamis selalu ingat tuhannya sehingga dia tak berani berbuat kejelekan.

Ketiga, sebagai seorang remaja nan memilki banyak waktu luang, harus mengisinya dengan berbagai kegiatan positif. Seperti olahraga atau aktif dalam organisasi di sekolah. Sebenarnya, kegiatan ekstra kurikuler di sekolah diadakan dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan remaja. Jadi nan di harapkan berkembang tak hanya sisi akademis, tetapi juga non akademis.

Semoga tiga hal di atas bisa kita coba dan praktekkan sebagai sebuah antisipasi menghindari bahaya narkoba bagi remaja. Meskipun kadangkala terasa sulit pada awalnya, tetapi kita harus konfiden tiga hal tersebut bisa membentuk kita manusia nan berkarakter lebih baik.

Selanjutnya, dengan begitu banyaknya bahaya narkoba bagi remaja, kewaspadaan terhadap peredaran obat terlarang ini harus selalu ditingkatkan. “Kenikmatan” sesaat sebab menggunakan narkoba sungguh tidak sebanding dengan bahaya nan ditimbulkannya. Yang terbaik ialah selalu berkata tak buat narkoba. Say no to drugs.