Proses Pembekuan Darah

Proses Pembekuan Darah

Darah ialah satu unsur nan krusial buat tubuh manusia. Satu unsur nan sine qua non pada manusia. Absennya darah atau bahkan berkurangnya darah dalam jumlah nan cukup signifikan akan berakibat fatal pada manusia, yaitu ketiadaaan alias kematian.

Berbagai penyakit nan berperan mengubah atau mengganti fungsi, bentuk, maupun jumlahnya pun merupakan suatu hal nan tak pula dikehendaki terjadi. Darah merupakan suatu bagian dari tubuh manusia nan akan berguna apabila ia tetap demikian keadaannya. Selama ia tetap berada di dalam tubuh manusia.

Untuk itu, suatu proses nan berkenaan dengan darah nan dinamakan dengan proses pembekuan darah, merupakan satu proses nan penting. Proses ini memberi andil dalam penjagaan darah tetap demikian bentuknya, jumlahnya, dan tempatnya di dalam tubuh. Sebelum membahas mengenai proses pembekuan darah ini, kita akan terlebih dahulu mencoba memahami darah dan kaitannya dengan metabolisme tubuh manusia dan kelangsungan hidupnya.



Darah dan Fungsinya bagi Tubuh Manusia

Darah merupakan suatu cairan nan bertugas membawa zat-zat krusial nan diperlukan tubuh, melalui suatu jalur nan disebut pembuluh darah, dari dan ke sebagian atau seluruh dan pelosok-pelosok bagian atau jaringan tubuh. Kinerja darah ini diatur oleh stasiun atau pusat kontrolnya, jantung. Zat-zat tersebut dapat apa saja, termasuk oksigen, mineral-mineral, protein-protein, vitamin-vitamin, hormon-hormon nan berasal dari sistem endokrin, dan lain-lain.

Bahan-bahan kimia atau asing dari obat-obatan atau eksternal tubuh manusia nan hendak didaur ulang oleh hati serta hasil olahan dan residu olahan metabolisme tubuh juga ditransportasikan atau diangkut oleh darah. Selain itu, darah juga bertugas sebagai satpam atau satuan pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Secara lengkap fungsi-fungsi darah, antara lain sebagai berikut.

  1. Respirasi: pengangkutan o2 dan co2.
  1. Nutrisi: pengangkutan zat-zat gizi.
  1. Ekskresi. Misalnya, pengangkutan urea buat dibuang.
  1. Berperan dalam mempertahankan ekuilibrium asam-basa tubuh (adanya sistem buffer dalam darah).
  1. Mengatur ekuilibrium air antara plasma dan cairan jaringan.
  1. Pengaturan suhu tubuh: panas nan terbentuk dampak metabolisme di jaringan-jaringan dibawa darah ke permukaan tubuh buat dipancarkan ke luar.
  1. Perlindungan terhadap infeksi: mengandung antibodi dan leukosit.
  1. Transportasi buat hormon, enzim, dan sebagainya.

Secara garis besar, darah terdiri dari dua bagian utama, yaitu sel darah merah padat atau kospuskula dan cairan atau plasma darah. Sel darah merah sendiri terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

  1. Sel darah merah atau eritrosit, nan mengandung haemoglobin nan berfungsi buat mengikat dan mengedarkan oksigen;
  1. Keping-keping darah atau trombosit nan berperan dalam proses pembekuan darah;
  1. Sel darah putih atau leukosit, nan memiliki jabatan terhormat buat menjaga tubuh dengan melawan zat-zat asing dan musuh-musuh berbahaya, seperti virus dan bakteri nan datang dari luar tubuh.

Sementara cairan atau serum atau plasma darah terdiri dari air, protein (seperti albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen), mineral (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, nitrogen, dan lain-lain), serta berbagai jenis garam.

Berdasarkan bagian-bagian darah tersebut, kita mengetahui bahwa keping-keping darah atau trombosit dan plasma darahlah nan berperan dalam proses pembekuan darah. Kedua bagian ini nan akan kita bahas lebih dalam selanjutnya.



Proses Pembekuan Darah

Kita telah mengetahui bahwa darah itu merupakan cairan. Ketika kita menyebut istilah pembekuan darah, tak lantas darah nan tadinya cair kemudian membeku berubah wujud menjadi es darah. Kata membeku di sini dipakai sebab seperti juga telah kita ketahui, darah terdiri dari zat-zat nan berguna buat membentuk jaringan tubuh maka darah nan cair ini seolah-olah ‘membeku’ menjadi jaringan tubuh tersebut.

Namun proses ini terjadi hanya jika jaringan tubuh nan bersangkutan mengalami kerusakan. Bila tidak, darah hanya akan beredar ‘menyetorkan’ zat-zat nan akan diolah oleh masing-masing organ atau bagian tubuh, seperti kasusnya zat asing nan tadi dikirim buat ‘dijinakkan’ oleh organ hati.

Melihat kaitannya dengan klarifikasi diawal mengenai fungsi krusial darah, proses pembekuan darah merupakan satu upaya buat menjaga tetapnya darah di dalam tubuh. Apabila tak ada proses pembekuan darah ini, pasti darah akan keluar dan volumenya di dalam tubuh berkurang pesat dan lama-kelamaan organisme nan bersangkutan akan mati.

Hal ini menjelaskan mengapa orang nan mengalami kecelakaan kemudian mengalami pendarahan hebat maka darah nan keluar tubuh sangat banyak sehingga tak menyisakan cukup darah di dalam tubuh buat melakukan proses pembekuan darah itu sendiri. Jka tak cukup cepat mendapatkan pertolongan dan cukup suplai darah baru, akan segera mati.

Dalam prosesnya, pembekuan darah atau pembentukan jaringan tubuh nan baru oleh darah melibatkan nan namanya keping-keping darah atau trombosit dan fibrinogen, serta zat-zat protein dan hormon tubuh, seperti protrombin, kalsium, dan vitamin K.

Seluruh komponen ini bekerja sama saling membantu dalam proses pembekuan darah sehingga ketiadaan atau kekurangan salah satunya atau adanya kelainan pada salah salah satunya, akan mengakibatkan proses pembekuan darah menjadi tak sempurna. Proses ini memang merupakan suatu proses nan rumit.

Mekanismenya terjadi secara kronologis, antara lain sebagai berikut.

  1. Ketika terjadi luka atau rusaknya jaringan tubuh, sel hati akan menggenjot produksi sebuah komponen nan ada di trombosit maupun plasma darah nan bernama fibrinogen. Fibrinogen ini merupakan suatu glikoprotein nan berada di plasma darah dalam bentuk larutan dan di dalam trombosit dalam bentuk granula, nan disintesa oleh hati. Fibrinogen ini kemudian akan melakukan proses koagulasi darah dan peningkatan viskositas atau kekentalan darah, serta proses trombosis dalam proses pembekuan darah.
  1. Proses koagulasi darah oleh fibrinogen tadi akan memproduksi hasil akhir berupa trombin dari protrombin dengan donasi dari CA2+ dan Vitamin K. Trombin nan terbentuk kemudian akan memecah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.
  1. Bersamaan dengan itu, proses peningkatan viskositas darah oleh fibrinogen tadi, berbarengan juga dengan proses pengendapan kolesterol LDL (low density lippoprotein, lipoprotein nan mengangkut kolesterol pada sel hepar dan jaringan perifer, sehingga kolesterol bisa digunakan buat kepentingan sel-sel tersebut), memacu proses terbentuknya plak ateromatous dan selanjutnya memicu agregasi trombosit hingga trombosit pecah dan mengeluarkan hormon trombokinase nan memicu proses perubahan protein protrombin menjadi trombin, dari sini proses kembali seperti pada termin kedua (nomor 2).
  1. Setelah kesemua proses ini, benang-benang fibrin bak benang-benang buat pakaian, menjalin kembali jaringan tubuh nan tadi luka hingga terbentuk kembali nan baru. Hal ini dikarenakan fibrinogen berperan bak jembatan molekul dalam hubungan antar sel ketika ia bereaksi terhadap inflamasi atau luka atau peradangan nan terjadi.

Demikian kronologis terjadinya proses pembekuan darah yang lumayan rumit itu. Hal ini perlu menjadi catatan dan diingat bahwa proses tersebut melibatkan tak hanya satu komponen tubuh manusia, tetapi banyak. Karenanya kekurangan atau ketiadaan salah satu komponen akan mempengaruhi bahkan menghambat kinerja komponen nan lain dan mengganggu proses ini.

Beberapa faktor lain nan juga memengaruhi proses ini ialah hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, infeksi, genetic, keadaan dan kinerja jantung, Norma merokok, status hormonal, usia, latihan fisik, dan obat-obatan nan menurunkan kadar fibrinogen. Selain itu, kadar vitamin dan zat-zat lain dalam tubuh juga berpengaruh.