Tips Memilih jeroan sapi

Tips Memilih jeroan sapi

Daging sapi segar telah menjadi komoditas pangan masyarakat Indonesia. Daging ini memiliki nilai gizi nan tinggi. Kebutuhan daging sapi pun meningkat.

Di saat daya beli meningkat tajam, terjadi kelangkaan daging sapi di pasaran. Sering pula kita temui daging sapi mengalami kenaikan harga nan sangat tinggi menjelang hari besar keagamaan, terlebih lagi saat bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.

Daya beli masyarakat terhadap daging sapi memang terbilang cukup tinggi karena daging sapi dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan. Namun jika daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan, jelas membawa akibat kerugian bagi para penjual daging sapi.

Keadaan seperti itu biasanya mau tak mau memaksa mereka menjual daging sapi nan tak segar. Ada pula penjual nan nakal dengan menjual daging sapi tak segar nan berawal dari kondisi sapi nan sakit. Daripada sapi tersebut wafat dan mereka akan mengalami kerugian, lebih baik dipotong agar mendapat laba nan berlebih.



Tips memilih daging sapi segar

Daging sapi segar sesungguhnya dapat dilihat dari hati sapi. Jika hati sapi berwarna merah segar, menandakan bahwa sapi dalam keadaan baik dan sehat. Dagingnya sehat pula.

Daging sapi nan buruk niscaya akan busuk dan dijadikan sarang cacing atau belatung. Kita mesti melihat daging hati sapi tersebut secara seksama. Jika terdapat rongga-rongga, berarti daging hati sapi tersebut telah disarangi parasit berupa cacing atau belatung.

Bagi pedagang nakal, daging sapi nan tak segar atau buruk biasanya dicampur dengan daging sapi segar agar tak terdeteksi oleh pembeli. Ada pula nan menambahkan pewarna baju agar daging nan kusam terlihat segar sehingga menarik daya beli konsumen.

Selain itu, tanda bahwa daging sapi segar yakni adanya lalat. Jika daging sapi tersebut dikerubuti lalat, maka daging tersebut memang segar. Bau amis alami dari daging tanpa campuran bahan kimia bisa membuat lalat datang. Sementara daging sapi nan telah dicampur bahan kimia, seperti pewarna baju atau formalin, lalat pun tak akan hinggap di atas daging tersebut.

  1. Baunya khas

Daging sapi segar pun akan tercium dari baunya nan khas. Sementara daging sapi nan tidak segar, akan tercium bau busuk. Jika telah dicampur bahan kimia seperti borak dan formalin, daging menjadi tidak berbau. Tanda-tanda daging nan sudah dikasih boraks ialah tidak dirubungi lalat.

  1. Dilihat dari harga

Daging sapi segar dapat diketahui pula dari harganya. Harga daging sapi segar biasanya memang nisbi lebih mahal dibanding daging sapi nan tak segar. Harganya sebetulnya tak akan berbeda jauh sekali. Disparitas harga daging sapi segar dan tak biasanya berkisar antara Rp 5.000,00 hingga Rp. 10.000,00. Nah, harga nan nisbi murah inilah nan biasanya begitu digemari oleh masyarakat kita. Kualitas barang menjadi nomor sekian.

Mengonsumsi daging sapi segar tentu saja membuat tubuh terhindar dari penyakit. Selain itu, proses pencucian daging sapi sebelum dimasak dalam air nan mengalir menjadi indikator kebersihan dan kesehatan daging sapi. Bagi Anda nan cukup sering mengonsumsi daging sapi, pilihlah daging sapi segar dengan mencermati hati sapinya terlebih dahulu.



Jeroan sapi sebagai bahan masakan

Masyarakat Indonesia banyak nan menggemari jeroan sapi. Memang tidak di nafikan bahwa jeroan sapi rasanya lebih enak dari pada dagingnya. Selain itu harga jeroan nisbi lebih murah dari pada dagingnya.

Jeroan dapat dijadikan bahan campuran aneka kuliner Indonesia seperti soto, empal gentong, gulai dan lain sebagainya. Inilah kasanah masakan Indonesia nan tidak ada duanya di luar negari. Hampir dari semua bagian sapi dapat dimakan di sini.

Hampir semua jeroan sapi dapat diolah menjadi makanan nan berselera. Misalnya paru sapi dipakai buat bahan membuat kripik atau balado. Hati / liver sapi dapat diolah menjadi berbagai macam kuliner seperti, sambel goreng ati, semur, gulai. Kemudian ada babat dan usus sapi atau iso dipakai sebagai bahan campuran membuat soto betawi, atau dimasak bacem buat lauk pauk. Kikil sapi dipakai sebagai bahan rujak cingur,sebuah kuliner khas Jawa Timur.

Permintaan jeroan sapi akan naik ketika menjelang lebaran dan musim pernikahan / seremoni hari besar agama. Pasokan jeroan sati tidak hanya didatang dari dalam negari, ada juga impor langsung dari Australia.



Tips Memilih jeroan sapi

Oleh sebab itu diperlukan ketelitian memilih jeroan sapi di pasar tradisional dan supermarket. Terkadang ada jeroan sapi nan sudah kadaluarsa tetap dijual. Modusnya ada nan dikasih bahan pengawet atau direbus agar tetap awet. Walaupun demikian jelas keduanya tetap tidak layak konsumsi. Berikut ini merupakan tips ringkas bagaimana memilih daging jeroan nan segar.

  1. Tekstur kenyal

Ciri-ciri jeroan sapi nan masih segar, ialah teksturnya kenyal. Misalnya pada hati sapi jika ditekan permukaannya akan kembali semula. Jangan dibeli ketika Anda menemukan jeroan nan sudah lembek dan bau.

  1. Bau masih segar

Aroma jeroan nan masih segar dapat dikenali, baunya tidak khas daging sapi nan baru dipasok dari rumah penjagalan. Saat Anda membeli jeroan, jangan sungkan buat mencium jeroan tersebut. Dekatkan jeroan itu ke hidung Anda. Cermati baunya, masih segar ataukah tidak segar lagi. Tanda-tanda jeroan tidak segar baunya tidak enak, seperti bau busuk. Atau dapat tidak ada baunya sama sekali. Ini perlu dicurigai bahwa daging tersebut sudah direndam dalam larutan boraks. Kalau Anda menemukan kasus seperti ini, urungkan niat Anda buat membeli. Dari pada kesehatan Anda dan keluarga terganggu.

  1. Warnanya cerah

Dari segi rona jeroan nan baik warnanya cerah, contohnya pada hati sapi, coraknya merah menyala dan kalau dipegang pun masih tetap kenyal. Namun jika hati sapi berwarna merah pucat atau merah menyala, berarti daging sapi tersebut tidaklah segar. Sedangkan buat babat, iso dan paru sapi nan masih segar ditandai dari rona nan cerah. Berbeda jika jenis jeroan tersebut sudah lama, ditandai dari warnanya nan pucat pasi. Walaupun sudah direbus, soal rona dan bau masih dapat dikenali.

  1. Tak berair atau berlendir

Tanda –tanda lain jeroan segar nan niscaya tak berair dan berlendir. Jika ada jeroan nan berair tandanya sapi dijagal dalam kondisi sudah digelonggong. Daging nan digelonggong bakalan tidak awet dijual dalam keadaan segar. Selang dua hari daging akan berlendir. Daging nan berair jelas rasanya akan berbeda ketika dimasak. Sedangkan jeroan nan berlendir jelas tidak layak konsumsi sebab itu awal dari proses pembusukan.

Tips Menyimpan daging sapi

Sisa daging sapi nan tidak dipakai, tidak mungkin dibuang begitu saja. Biasanya daging sapi disimpan lagi atau dapat digunakan sebagai kaldu. Mungkin tidak masalah kalau daging sapi sisa, diolah lagi menjadi bahan makanan tambahan. Tapi jika disimpan buat jangka waktu tertentu, tentu harus mengerti caranya.

Ada tips ringkas cara menyimpan daging sapi agar tetap segar. Caranya ialah daging dan jeroan nan akan disimpan, terlebih dulu dimasukan ke dalam kantong plastik rapat udara. Kemudian ditaruh pada mesin vakum agar udara dalam plastik keluar. Tujuan daging dimasukan dalam kantung rapat udara adalah, agar bakteri nan ada dalam daging keluar. Selain itu menghilangkan spora jamur.

Langkah berikutnya ialah masukan kedalam kulkas, lebih tepatnya letakan pada ruang chiller. Atur suhunya sampai 1 derajat selsius agar membeku. Jangan sampai suhu chiller diatas 5 derajat, sebab disuhu itu bakteri dapat berkembang biak, dan daging dapat terkontaminasi.



Tips Mengolah daging beku

Mengolah daging nan sudah beku, perlu sedikit cara agar daging dapat kembali dimasak, tanpa mengurangi cita rasa daging. Caranya adalah, daging nan sudah beku, sebaiknya direndam sebentar dalam air hangat kuku. Setelah tekstur daging kembali normal, langkah selanjutnya ialah dicuci bersih. Kemudian baru dipotong-potong sinkron kebutuhan.

Demikianlah sekilas tentang bagaimana cara memilih daging sapi yang segar. Memang diperlukan perhatian spesifik ketika Anda membeli daging sapi di pasar maupun di supermarket. Ini semata-mata buat menjaga kebersihan dan kesehatan bahan makanan agar kondusif dikonsumsi. Semoga bermanfaat.