Ibu Loka Bersandar

Ibu Loka Bersandar

Ibu ialah sosok krusial dalam kehidupan setiap orang, termasuk dalam hal ini sastrawan besar Chairil Anwar. Keberadaan seorang ibu pada kenyataannya ialah sumber kehidupan. Puisi Chairil Anwar tentang ibu sungguh sangat menyentuh hati dan mampu menggugah setiap orang atas fenomena bahwa ibu sangat krusial bagi kehidupan kita.

Puisi Chairil Anwar tentang ibu telah memberikan satu bentuk penyadaran diri setiap orang buat tak menyia nyiakan keberadaan ibu dalam kehidupannya. Dalam puisi tentang ibu nan diberi judul Sendiri, seorang Chairil Anwar dengan jelas menggambarkan betapa sepi dan hampa hidupnya sebab terpisah dari sang ibu. Walaupun dalam kehidupannya banyak wanita mengelilinginya, tetapi tetap saja kesepian dan kehampaan hayati menerkamnya dan membuatnya memekik ngeri menghadapi kehidupan.

Dengan kepiawaiannya bermain kata dan mempermainkan perasaan pembaca, maka puisi Chairil Anwar tentang ibu ini sungguh merupakan karya melankolis tetapi tegas. Tidak ada nada nan menggambarkan sebuah penyerahan diri, tetapi justru keyakinan atas segala hal, terkait dengan keberadaan ibu muncul sebagai keniscayaan. Chairil Anwar telah memberikan bentuk khas dari pencerahan seorang anak terhadap ibu tercinta.



Hidup Tanpa Ibu

Sebenarnya, jika kita mau mengakui secara jujur, ibu ialah lentera kehidupan. Dengan adanya ibu, maka kita bisa menjalani kehidupan ini dengan sebaik baiknya. Arahan nan diberikan ibu merupakan petunjuk hayati nan sangat berarti dan mampu menunjukkan arah nan harus diikuti dalam kehidupan ini.

Ibu ialah lentera kehidupan nan akan menjadi penyuluh jalan agar anak anaknya tak terjebak dalam lubang ataupun batu sandungan dalam kehidupannya. Dengan keberadaan sang ibu, maka kita bisa mengetahui hal hal jelek dan baik dalam kehidupan ini. Kita bisa terhindar dari hal hal jelek dalam kehidupan ini sebab segala arahan nan diberikan ibu.

Dengan sepenuh hati, ibu memberikan segala nan kita inginkan. Ibu memberikan arahan dan petunjuk berarti dalam kehidupan kita. Keberadaan ibu telah menjadikan kita mampu melangkah menjalani kehidupan tanpa tersandung ataupun terjebak, walau kehidupan bagi kita sebagai sesuatu nan sangat gelap.



Sumber Kasih Sayang

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Pepatah itu sudah seringkali kita dengar dalam pola kehidupan masyarakat kita. Pepatah atau peribahasa tersebut setidaknya memberikan citra kepada kita bahwa afeksi ibu buat anak anaknya tak berbatas, tetapi afeksi anak kepada ibunya sungguh sangat berbatas.

Dalam puisi Chairil Anwar tentang ibu, tertuang jelas bahwa dalam ketakutannya hanya ada satu nama nan disebutnya, yaitu ibu. Bahaya nan berasal dari setiap sudut kehidupan mendekat dan siap memangsa. Dan, begitu besarnya ketakutan nan dirasakan, maka dia hanya menyebut ibu buat sebuah ketenangan hati.

Memang keberadaan seorang ibu dalam kehidupan seseorang sedemikian rupa sehingga ketika ibu telah tiada, maka kehidupan menjadi bertambah sepi, bertambah hampa. Dan, malam malam-pun semakin bertambah sepi dan hampa. Banyak orang nan ketakutan dan ngeri saat harus melewati malam tanpa kehadiran seorang ibu. Khususnya pada saat berada di kamar, sendirian.

Sementara, kita teringat pada saat masih kecil, ibu dengan penuh afeksi selalu ada di samping kita pada saat malam mulai kelam dan gelap. Suara binatang malam berkumandang dan mengisi gendang telinga. Ibu selalu datang kepada kita dan dengan penuh kasih saying menenangkan kita dari rasa takut pada malam dan kegelapan. Cerita cerita indah-pun mengalir dari bibirnya nan lincah bergerak, sementara matanya berbinar binar memberi semangat keberanian kepada kita.

Begitulah puisi Chairil Anwar tentang ibu nan sungguh sangat menyentuh hati dan perasaan kita. Puisi puisi tersebut mengingatkan kita akan pentingnya keberadaan seorang ibu dalam kehidupan kita. Dan, bagi kita keberadaan seorang ibu memang sangat krusial karena petuah mengatakan bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Oleh sebab itulah, kita harus menyayangi ibu kita dengan sepenuh hati dan selalu memberikan kebahagiaan kepadanya, sebagaimana dia memberikan kebahagiaan kepada kita saat kecil.

Ibu, sosok nan begitu anggun dan penuh permata dalam setiap hati anak anaknya.



Ibu Loka Bersandar

Sosok ibu ialah sosok seorang figur wanita nan paling patut buat dicontoh dan diteladani. Ketelatenan dan kesabaran dalam membesarkan anak dengan penuh afeksi tak ada nan mampu menandingi. Sayangnya ibu kepada anak tiada batas dan tidak berbalas.

Seperti sang mentari nan selalu senantiasa menyinari bumi. Tiada pernah mengeluh dan lelah dari dulu hingga sekarang sang mentari selalu setia menyinari bumi. Memberikan kehidupan bagi setiap makhluk nan ada di bumi.

Seperti itulah peran dan afeksi seorang ibu kepada anaknya. Selalu memberi dan tak pernah buat meminta kembali. Setiap detik afeksi nan dicurahkannya tak pernah ia minta kembali. Hanya satu keinginan ibu kepada anaknya.

Keinginan seorang ibu kepada anaknya nan selalu tumbuh besar. Ibu mengingkan anaknya menjadi anak nan lebih baik dari dirinya. Menjadi orang nan senantiasa senang dalam hidupnya. Itu ialah doa seorang ibu.

Setiap ada masalah nan dihadapi oleh seorang anak, niscaya ibulah tujuan loka buat bersandar. Loka seorang anak berlari buat berlindung mencari teduhnya afeksi dan konservasi dari seseorang nan memang dapat melindungi dan menentramkan.

Ketika anak terjatuh dari sepeda atau terjatuh dari loka bermain, seketika anak langsung berteriak; "ibu...ibu...". Reflek anak nan langsung berteriak memanggil ibu ialah bukti bahwa ibu ialah loka pertama buat mencari perlindungan.

Kedekatan nan terjadi antara seorang anak dengan seorang ibu ialah ibarat sebuah lem dengan perangko. Keduanya tak bisa dipisahkan jauh-jauh. Kedekatan seperti ini nan menyebabkan ibu sebagai loka pertama nan dituju ketika rasa sakit dan tak kondusif menghinggapi seorang anak.

Seperti nan dituliskan dalam bait terakhir dari karya chairil anwar tersebut. Secara impulsif dia menyebutkan kata-kata ibu dalam puisinya. Di dalam keluh kesahnya masih mengingat sang ibu. Ibu nan telah membesarkannya. Ibu loka bernaung ketika semua wanita nan ada di global ini tak dapat menaunginya.

Tidak ada wanita nan bisa menaungi chairil anwar selain ibunya tercinta. Ibu baginya ialah segalanya. Ibu ialah loka nan terakhir dan pertama buat menyandarkan segala permasalahan hayati nan begitu berat buat dilalui.

Rasanya tak ada nan sanggup buat berbagi tulus selain ibu. Masih ada wanita lain nan bersanding dengan kita. Pacar atau kekasih ialah salah satu bentuk wanita nan juga senantiasa bersanging dengan kita. Namun mampukah sang kekasih tersebut berbagi tulus seperti seorang ibu nan berbagi rasa kepada anaknya?

Kemungkinannya ialah sangat kecil bagi seorang kekasih atau pacar buat mau berbagi susah dengan kita. Ketulusannya pun tak setulus sang ibu nan rela memberikan nyawanya ketika melahirkan sang anak tercinta.

Maka sangat sahih bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Tiada wanita di global ini nan tulus mencintai dan menyayangi selain ibu. Segala hal niscaya ibu lakukan buat anak-anaknya tercinta.

Entah itu akan membuatnya terluka atau merasa sakit tapi semuanya tidak pernah dihiraukan buat kebaikan anak-anaknya. Namun kita sebagai anak-anaknya, terkadang kurang menghargai dengan apa nan telah ibu kita lakukan buat kita dan hayati kita. Kita masih saja merasa kurang dan masih saja meminta dan meminta kepada ibu kita. Sedangkan di lain sisi, ibu tidak pernah lelah buat membri, memberi dengan tulus tanpa asa ada imbalan. Oleh sebab itu benarlah bila banyak orang nan bilang bahwa kasih ibu sepanjang jalan dan kasih anak sepanjang galah.

Jadi tidak salah jika banyak orang nan ingin mengungkapkan perasaan kepada ibu tercinta. Sebagai tanda terima kasih dan penghargaan kepada ibu, terhadap apa nan telah ibu lakukan dalam hayati kita, semua pengorbanan tanpa henti nan tulus dari hati.

Mungkin refleksi pengungkapan ini tidak akan pernah mampu membalas apa nan telah ibu lakukan kepada kita. Karena memang apa nan telah ibu lalukan ialah begitu sangat banyak, besar dan berharga. Apa nan kita lakukan tentunya tidak akan sebanding dengan apa nan telah dilakukan ibu.

Puisi Chairil Anwar tentang ibu ini juga merupakan salah satu refleksi pengungkapan perasaan anak kepada ibunya.