Sifat Komunikasi Antarpribadi

Sifat Komunikasi Antarpribadi

Pengertian komunikasi antarpribadi disebut juga interpersonal communication menurut R.Wayne Pace ialah proses komunikasi nan berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Hal nan sama dikemukakan pula oleh Everett M Rogers. Dalam hal ini, ada unsur krusial nan harus digarisbawahi, yaitu adanya tatap muka.



Pengertian Komunikasi Antarpribadi dalam Sejarah

Dalam catatan sejarahjauh sebelum dirumuskannya pengertian komunikasi antarpribadi , para ilmuwan komunikasi telah menemppatkan studi mengenai komunikasi antarpribadi ke dalam bidang nan lebih luas mengenai komunikasi dan sebagai fokus studi ke dalam speech communication . Studi komunikasi antarpribadi mulai berkembang secara besar-besaran di Amerika Perkumpulan sejak tahun 1960-an.

Di awal tahun 1900-an, Georg Simmel (1908/1950) telah melakukan observasi secara cermat menganai komunikasi antarpribadi nan sampai sekarang masih diperdebatkan meliputi konsep-konsep seperti reciprocal knowledge, characteristics of the dyad, interaction, rituals, secrecy, lies and truth, dan types of social relationships .

Tahun 1920-an dan tahun 1930-an, banyak bibit-bibit intelektual bagi studi komunikasi antarpribadi bermunculan. Elton Mayo dan para koleganya dari Harvard Business School menemukan kekuatan potensial mengenai interkasi sosial dan hubungan-hubungan sosial di loka kerja. Penelitian mereka dilaksanakan di pabrik Western Electric Hawthorne memunculkan pertanyaan-pertanyaan krusial mengenai hubungan atasan-bawahan dan hubungan sesama kawan kerja berkaitan dengan produktifitas.

Gerakan human relation ini memberi isyarat berikut pemikiran megenai sifat komunikasi pendukung atau supportive communication , keterbukaan, dan pengaruh-pengaruh nan menunjukkan kepedulian bagi kebutuhan-kebutuhan pihak lain selama interaksi.

Asal mula dinamika kelompok atau group dynamics telah dibicarakan di mana-mana, tetapi bidang studi antarpribadi banyak berutang kepada karya bidang dinamika kelompok ini nan awal pertumbuhannya di tahun 1930-an. Topik-topik seperti cooperation/competition, feedback, conflict, interaction sequencies, method for coding responses, sociometric choices, and social networks merupakan semua bidang perhatian bagi para ilmuwan di bidang kelompok dan antarpribadi.

Tahun 1940-an dan 1950-an. Eliot Chapple (1953, 1970) percaya bahwa kesesuaian ritme hubungan mengarah kepada kesan selaras, sedangkan ketidak sesuaian mengisyaratkan perselisihan terlepas dari masalah isinya. Intensitas, pemilihan waktu, dan pola-pola organisasi keduniawian merupakan semua unsur nan diperoleh melalui penggunaan wawancara nan standar dari Chapple dan direkam melalui alat nan bernama " interaction chronograph " milik Chapple. Menurut Chapple. Ritme hubungan ialah krusial bagi pemahaman mengenai kemampuan sehari-hari di bidang komunikasi antarpribadi dan juga psikopatologi.

Pada penghujung tahun 1950-an, buku seorang psikolog Fritz Heider berjudul The Psychology of Interpersonal Relations (1958) membantu melancarkan serangkaian penelitian mengenai teori atribusi atau attribution theory nan merupakan bagian integral bagi studi komunikasi antarpribadi sekarang. Tahun 1950-an diakhiri dengan terbitnya buku pertama dari sekian banyak buku nan berpengaruh oleh seorang pakar sosiologi Erving Goffman 91959, 1963) nan pengaruhnya pada studi komunikasi antarpribadi ialah luar biasa hingga saat ini.



Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Unsur tatap muka dalam komunikasi antarpribadi disangkal oleh Croskey sebab menurutnya salah satu saluran komunikasi meliputi penggunaan gelombang udara dan cahaya, seperti halnya telepon atau telex sebagai saluran komunikasi antarpribadi. Ahli lainnya, yaitu Barnlund, mengemukakan beberapa karakteristik buat mengenali pengertian komunikasi antarpribadi , yakni sebagai berikut.

  1. Sifatnya spontan, terjadi begitu saja tanpa disengaja.
  2. Tidak memiliki struktur. Tidak ada keformalan siapa nan harus berbicara terlebih dahulu dan bagaimana proses selanjutnya.
  3. Terjadi secara kebetulan, tak direncanakan sebelumnya.
  4. Tidak mengejar tujuan nan telah direncanakan. Dalam hal ini, tak ada tujuan dari komunikasi nan dilakukan.
  5. Identitas keanggotaannya tak jelas. Maksudnya, tak dapat dibedakan dengan niscaya satu individu berkedudukan sebagai sumber atau penerima pesan.
  6. Dapat terjadi hanya sambil lalu. Tidak dalam proses nan berlangsung lama, hanya sekilas.


Sifat Komunikasi Antarpribadi

Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi bisa dibedakan menjadi komunikasi diadik ( dyadic communication ) dan komunikasi kelompok kecil ( small group communication ).

1. Komunikasi Diadik

Komunikasi diadik yaitu proses komunikasi nan berlangsung antara dua orang atau lebih dalam situasi tatap muka. Dapat berupa percakapan, dialog, dan wawancara.

  1. Percakapan. Berlangsung dalam suasana informal dan bersahabat.
  1. Dialog. Situasinya lebih intim, lebih personal, dan lebih dalam dibanding percakapan biasa.
  1. Wawancara. Sifatnya formal. Dalam wawancara, ada satu pihak nan dominan dalam proses komunikasinya. Satu pihak bertanya dan pihak lain menjawab.

2. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi nan berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, antaranggota saling berinteraksi. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi sebab beberapa hal berikut.

  1. Anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi nan berlangsung dengan tatap muka.
  1. Pembicaraan nan dilakukan terjadi dengan terpotong-potong. Setiap peserta dapat berbicara dengan posisi nan sama. Di sini, tak ada pembicara tunggal nan mendominasi percakapan.
  1. Komunikasi ini sulit buat mengidentifikasi sumber data penerima pesan sebab keduanya dapat berperan sebagai sumber maupun penerima.

Dalam komunikasi kelompok kecil, tak ada batas nan menentukan dengan tegas berapa besar jumlah individu nan terlibat. Namun, biasanya antara 2-3 orang. Bahkan, dapat sampai 30 orang tetapi tak sampai 50 orang.



Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Kita telah melihat bagaimana sejarah studi komunikasi antarpribadi ini secara sekilas sejak awal tahun 1900-an. Demikian halnya dengan pengertian komunikasi antarpribadi, dapat kita pahami dengan melihat dari definisi dan ciri-cirinya. Lalu apa fungsi komunikasi antarpribadi sehingga harus dipelajari?

Menurut definisinya fungsi ialah sebagai tujuan di mana komunikasi digunakan buat mencapai tujuan tersebut. Fungsi primer komunikasi antarpribadi adalah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan eksklusif berupa fisik, ekonomi, dan sosial.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komunikasi insani atau human communication baik nan non-antarpribadi maupun nan antarpribadi semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam bentuk fisik, ekonomi dan sosial. Keberhasilan nan nisbi dalam melakukan pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah kemungkinan menjadi bahagia, kehidupan pribadi nan produktif.

Sedangkan nan dimaksud dengan imbalan adalah setiap dampak berupa perolehan fisik, ekonomi, dan sosial nan dinilai positif. Uang sebagai dampak perolehan ekonomi nan dinilai positif. Jika seorang pegawai sukses mengendalikan konduite atasannya, seperti rajin, prestasi kerja baik, dan jujur, maka menurut logikanya ia akan memperoleh kenaikan upah atau gaji. Inilah nan disebut dengan imbalan dalam bentuk ekonomi berupa uang.



Pengendalian Lingkungan melalui Compliance

Compliance terjadi apabila konduite satu atau lebih individu sinkron dengan keingnan pihak lain. Pada situasi komunikasi di mana compliance mewakili taraf dari pengendalian lingkungan yaitu apa nan diinginkan dan hasil nan diperoleh komunikator benar-benar sama.

Contoh compliance dalam kehidupan sehari-hari misalnya, bila Anda sudah masuk ke kamar mandi tetapi lupa bawa handuk, maka Anda tinggal berteriak ke pembantu supaya mengambilkan handuk. Pembantu niscaya akan mengabulkan permintaan Anda. Bila tuan rtumah kedatangan tamu nan merupakan seorang sahabat, tinggal memberitahukan pembantu buat membuat minuman. Bila atasan di kantor minta kepada bawahannya buat mengambilkan sesuatu, dengan bahagia hati bawahan akan melakukannya.

Compliance dapat terjadi bila komunikator memiliki alat pengendali terhadap receiver yaitu bila ia memiliki kemampuan buat memberikan imbalan atau sanksi. Ada lagi nan disebut forced compliance buat kasus-kasus eksklusif di mana persesuaian konduite sebagian besar diperoleh dari kemampuan buat memaksa nan dimiliki oleh komunikator. Contohnya, seorang pejabat taraf menteri atau direktur jenderal sering disingkat Dirjen terutama di zaman Orde Baru.

Pendekatan pengertian komunikasi antarpribadi pada compliance dapat dicontohkan oleh seorang salesman. Bila salesman sadar bahwa produk nan dijajakannya berhasil bila sekali-sekali ia gunakan pendekatan antarpribadi. Melalui pendekatan antarpribadi ia akan bertanya secara sadar maupun tak sadar. Pertanyaannya ialah sebagai berikut: "Bagaimana orang itu merespons pesan-pesan nan aku sampaikan?" "Dalam hal apa ia berbeda dari pelanggan aku nan lain?", dan sebagainya.



Pengendalian Lingkungan melalui Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik atau conflict resolusion terjadi apabila dua atau lebih pihak nan bersaing mencapai penyelesaian tentang alokasi beberapa sumber nan bersifat fisik, ekonomi, dan sosial. Penyelesaiannya dinilai secara nisbi adil oleh pihak nan bersaing. Nyatanya situasi semacam itu mengharuskan para komunikator menerima sesuatu kurang dari apa nan seharusnya.

Apa nan diterima tak sama dengan apa diinginkan. Tidak satupun pihak nan benar-benar sukses dalam melakukan pengendalian lingkungan. Namun demikian, hasil kompromi menyisakan masing-masing perasaan sebagai sebagian berhasil. Kecuali pihak-pihak nan berselisih setuju bahwa penyelesaian atau solusi nisbi adil, bahwa perselisihan belum diselesaikan tetapi diredakan atau dikendalikan.

Penyelesaian konflik melalui pengertian komunikasi antarpribadi dapat kita lihat dari pihak-pihak nan berselisih. Misalnya, A mau pergi ke restoran nan ada sate kambingnya sebab kegemarannya makan sate kambing. Sedangkan B nan juga sudah lapar ingin pergi ke restoran nan ada ikan bakarnya sebagai kegemarannya. Kalau masing-masing memaksakan kemauannya akan terjadi konflik dan interaksi dapat retak.

Cara penyelesaiannya, kali ini A harus mengalah dan tetap pergi bersama ke loka tujuan B. Lain kali B nan harus mengalah kalau ingin pergi bersama ke loka tujuan nan berbeda. Karena antara A dan B sudah merupakan sahabat dan satu sama lain sudah saling mengerti pribadi dan tabiat masing-masing, maka dalam interaksi komunikasi antarpribadi dituntut adanya toleransi dan keterbukaan terhadap satu sama lain.