Tempat Bunuh Diri

Tempat Bunuh Diri

Pemerintahan Jepang pernah sangat risi ketika angka bunuh diri di kalangan pelajar sekolah dasar di salah satu negara sangat maju tersebut sangatlah tinggi. Apalagi ketika diteliti bahwa alasan anak-anak usia sangat dini itu mengambil tindakan super nekad tersebut sangatlah sepele. Misalnya hanya sebab salah satu temannya tak mau bergaul lagi dengannya, lalu mengakhiri hayati dipandang sebagai satu-satunya cara memecahkan masalah.

Yang lebih seru lagi ialah ketika beredar ajakan buat melakukan bunuh diri secara bersama-sama. Entah apa nan ada di dalam pikiran mereka sehingga tercetus ide buat meninggalkan global yang fana ini dengan cara bunuh diri. Seakan kehidupan ini sudah tak mampu memberikan ketenangan batin atau kebahagiaan nan mereka idam-idamkan. Seolah semua nan ada di dekat mereka hanyalah beban-beban nan hanya menekan jiwa dan otak sehingga membuat frustasi. Suatu kerapuhan jiwa nan sangat kronis.

Padahal bila diamati, anak-anak usia belasan nan berencana atau nan telah melakukan harakiri alias bunuh diri itu bukanlah berasal dari keluarga nan tak mampu. Apa nan mereka miliki ternyata tak dapat menjadi acuan dan landasan pemikiran bahwa mereka senang dan tak dalam keadaan nan labil sehingga mampu berbuat nekad membunuh diri mereka sendiri. Fasilitas nan mereka miliki malah membuat mereka ringkih dan jiwa mereka merana tidak mampu membaca arah nan lebih baik.

Jangan heran kalau topik tentang bunuh diri dapat menjadi topik favorit dikalangan anak-anak remaja. Keputusasaan nan mendalam ketika tak dengan cepat menemukan solusi dari permasalahan nan mereka hadapi akan membuat akselerasi perintah otak buat melakukan bunuh diri akan semakin bagai kilat di musim penghujan.



Budaya Bunuh Diri

Budaya bunuh diri tak hanya ada di Jepang. Masyarakat Korea Selatan juga mempunyai budaya bunuh diri nan cukup tinggi terutama di kalangan para pesohornya. Melejitnya K Pop membuat anak-anak muda Indonesia pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya jadi mengetahui betapa budaya pencitraan nan sudah terlalu dibuat-buat mampu membuat para selebritas memilih berpulang ke rahmatullah dengan cara bunuh diri.

Saat pencitraan dirasa tak sinkron dengan apa nan ada diri, rasa putus harapan dan tertekan seakan menjadi reaktor nuklir nan meledak dan menyebarkan radioaktif nan membunuh semua nan ada di sekelilinginya. Bunuh diri kemudian dianggap sebagai jalan keluar terbaik dari semua masalah.

Selain Korea, masyarakat Gunung Kidul nan ada di Yogyakarta juga seakan mempunyai budaya bunuh diri. Bedanya, kebanyakan nan bunuh diri ialah mereka nan berusia cukup lanjut dan nan telah sakit-sakitan. Ketertutupan pribadi pelaku bunuh diri dapat jadi membuat keinginan buat melakukan hal nan sangat tak terpuji itu telah dirasakan selama berpuluh-puluh tahun. Ketidakmampuan orang-orang di sekelilingnya buat mencegah perbuatan tersebut telah membuat angka bunuh diri cukup tinggi.

Hebatnya "budaya" bunuh diri ini ternyata bagai virus nan menyebar tidak terbatas. Penularannya dapat bagai dibawa angin atau terbawa genre air nan mengalir hingga jauh ke muara atau bahkan hingga berakhir ujung genre sungai ke sebuah lautan. Maka bukanlah hal nan mengherankan ketika dalam satu keluarga, bunuh diri seakan menjadi sebuah tradisi.

Bagaimana mungkin ketika seorang kakek bunuh diri dengan menegak obat nyamuk, lalu anak perempuannya ada nan wafat sebab menabrakkan diri ke kereta api, dan cucunya ada nan menyayat nadinya sendiri. Kenyataan ini sangat mengenaskan dan berbagai teori pun bermunculan.

Bisa jadi ada nan salah dalam jaringan otak mereka atau memang seperti penyakit kurang waras nan menyebabkan seseorang dianggap gila nan dianggap dapat diturunkan, potensi bunuh diri pun mungkin saja dapat diturunkan.



Bunuh Diri ialah Sebuah Perjalanan

Kurt Cobain sedang berada dalam puncak ketenaran ketika dia memutuskan buat menembakkan pistolnya ke rongga mulutnya sendiri. Sebelum dia bunuh diri, ternyata lirik-lirik lagunya sudah ada nan mengindikasikan bahwa dia sudah tak betah berada di global nan penuh dengan onak dan duri kehidupan ini. Penggemarnya pun ada nan bunuh diri sebab rasa kehilangan nan begitu dalam terhadap sang idola.

Kematian Hitler nan diyakini sebab bunuh diri juga dipercaya merupakan sebuah perjalanan proses nan panjang. Walaupun sekarang ada beranggapan bahwa Hitler tak pernah wafat bunuh diri, tetap saja teori ini masih perlu dibuktikan dalam waktu nan panjang. Keengganan menjadi tawanan dan merasakan sakitnya disiksa membuat Hitler mengakhiri hidupnya.

Cleopatra dan banyak agen misteri dikisahkan wafat dengan bunuh diri. Cleopatra nan telah mempersiapkan kematiannya dengan sangat baik dan latif menurut pandangannya menjadikan sejarah seolah tidak pernah bertepi.

Peristiwa bunuh diri Cleopatra menjadi sebuah kajian tentang wanita. Seorang nan dikabarkan sangat cantik dan mampu menundukkan hati seorang kaisar dan seorang jenderal perang besar. Sebuah contoh kecantikan nan mengalahkan kekekaran otot dan kegagahan seorang laki-laki nan sangat tersohor dengan kharismanya ternyata juga tak luput dari keinginan buat membunuh dirinya sendiri.

Bila Cleopatra mempersiapkan kematiannya dengan dapat ular kobra, maka para agen misteri mempersiapkan kematiannya dengan berbagai racun nan mampu mengirimnya ke global keabadian hanya dalam kurun waktu nan sangat singkat–10 detik atau kurang dari itu. Cara bunuh diri nan luar biasa.

Bagi para agen misteri tersebut, bunuh diri ialah jalan terbaik buat menutupi kerahasiaan negara dan kepentingan rakyat negaranya. Para pembom bunuh diri nan sering disebut pengantin juga telah melalui sebuah perjalanan panjang sebelum akhirnya dengan rasa penuh percaya diri meledakkan bom nan inheren di tubuhnya.

Keyakinan kalau ketika ruh telah berpisah dari badannya, maka mereka akan segera berjumpa dengan 70 bidadari di surga telah membuat banyak anak muda berebut menemui ajalnya dengan cara nan sangat mengerikan.

Keluarga nan ditinggalkan, kepedihan nan mungkin akan dirasakan oleh korban nan ada di dekat mereka, seolah tidak pernah mereka pikirkan. Bom bunuh diri itu bukan perbuatan haram tapi perbuatan latif menghadap Allah dalam keadaan kudus dan membahagiakan. Benar-benar pencucian otak nan sempurna. Kehebatan persiapan panjang buat melakukan bunuh diri ini juga dilakukan oleh banyak orang di global terutama bagi mereka nan melihat global sebagai loka hina nan sangat menyesakkan dada.



Tempat Bunuh Diri

Tidak sporadis orang-orang nan telah merencanakan bunuh diri tersebut memilih loka spesifik buat melaksanakan niatnya itu. Ada nan terjun dari sebuh tebing yang curam nan sudah tak memberikan kemungkinan buat selamat lagi, seperti di The Gap Park, Watsons Bay, Australia.

Bagi nan mampu mereka menuju Swiss. Di negara nan sangat menjunjung tinggi hak azazi manusia tersebut terdapat rumah sakit nan meyediakan layanan euthanasia alias wafat dengan cara disuntik. Matinya enak. Hanya beberapa detik setelah disuntik, maka nyawapun melayang.

Walaupun penuh kontroversi, nyatanya tak sedikit nan rela menemui kematiannya dengan cara bunuh diri ala euthanasia. Apapun cara dan alasannya bunuh diri bukanlah cara latif meninggalkan global ini. Sekejam apa pun kehidupan seseorang, kematian terhormat dalam perjalanan memperjuangkan hayati akan terasa lebih terhormat daripada wafat bunuh diri dengan cara nan dipandang latif sekalipun.