Inilah Ilmuwan Muslim Dunia

Inilah Ilmuwan Muslim Dunia

Mengerdilkan peran umat Islam di global telah terjadi sejak ratusan tahun lalu melalui berbagai propaganda, salah satunya ialah melalui global ilmu pengetahuan. Berbagai penelitian ilmiah nan dilakukan oleh ilmuwan muslim global , dihilangkan dengan cara nan tak bertanggung jawab. Sehingga, pada akhirnya ilmuwan muslim global tenggelam, dan nan menonjol ialah para ilmuwan nonmuslim. Bahkan, umat Islam sendiri lebih bangga mengingat dan mengenal ilmuwan nonmuslim daripada ilmuwan muslim, padahal perannya sama-sama penting. Demikian pula di dalam surat keterangan ilmiah, para ilmuwan muslim global menggunakan nama dengan ejaan Yunani Kuno, sehingga kehilangan jati diri Islamnya.

Tentu kewajiban semua umat Islam buat kembali menyebarluaskan siapa saja ilmuwan muslim terkenal itu, nan perannya di dalam global ilmu pengetahuan sangat penting. Memperkenalkan nama mereka termasuk menelusuri nama muslimnya, bila ilmuwan tersebut lebih dikenal dengan nama dalam ejaan Yunani Antik atau sebangsanya. Dengan demikian, generasi muda Islam akan segera tahu betapa banyak dan sangat membanggakan para ilmuwan muslim ini.

Ayat pertama nan diwahyukan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril as, yaitu “iqra”, tentu tak semata diartikan sebagai baca tapi juga belajar. Pemahaman terhadap ayat nan diturunkan pertama inilah, nan menjadi latar belakang para ilmuwan muslim global buat mencari, meneliti, dan mengembangkan keahliannya sehingga menjadi bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Tentu, mereka para ilmuwan muslim nan terkenal kesalehannya itu juga diiringi dengan sikap penuh asa bahwa seorang nan memiliki keluhuran ilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt baik ketika di global di hadapan manusia, maupun kelak dalam keabadian kehidupan akherat. Barakallah.



Inilah Ilmuwan Muslim Global

Mungkin Anda pernah mendengar nama seorang ilmuwan serba dapat nan dalam global barat dikenal dengan nama Rhazes, hayati antara 864-930 Masehi. Dia sebenarnya seorang ilmuwan muslim serba bisa, berasal dari Iran. Sejak muda, Rhazes nan tidak lain ialah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi, telah tekun mempelajari matematika, kimia, sastra, dan filsafat. Setelah mempelajari ilmu kedokteran dari Hunayn bin Ishaq di kota Baghdad, Ar-Razi dipercaya buat memimpin sebuah rumah sakit di kota kelahirannya, Rayy, sekembalinya dari Baghdad tersebut. Kemudian, dia juga dikenal sebagai pemimpin Rumah Sakit Muqtadari nan terletak di Baghdad.

Sebagai seorang dokter, Ar-Razi dianggap sebagai dokter pertama nan telah sukses menjelaskan tentang penyakit cacar, kemudian menemukan penyakit alergi asma, kemudian dia juga mempublikasikan hasil penelitiannya tentang masalah imunologi dan alergi. Dari hasil ketekunannya itu pula, Ar-Razi menjelaskan bahwa demam merupakan salah satu gejala buat buat mempertahankan kekebalannya. Selain sebagai seorang dokter terkenal, dalam bidang farmasi Ar-Razi telah sukses mengembangkan berbagai macam obat nan berasal dari merkuri.

Ilmuwan muslim lainnya nan sangat dihormati di global Barat dan dikenal dengan nama Alhazen, sebagai peletak dasar dari pemikiran ilmuwan Barat sesudahnya bagi Bacon, Kepler dan Boger dalam mengembangkan teleskop dan mikroskop. Dia dikenal sebagai seorang pakar matematika, ilmu falak, pengobatan, filsafat, dan geometri. Di global Islam, ilmuwan kelahiran Basra nan hayati antara tahun 965-1039 ini tidak lain ialah Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau lebih dikenal dengan nama pendeknya, Ibnu Haitham.

Pernah mendengar seorang pakar kimia bernama Abu Musa Jabir bin Hayyan atau Jabir Ibnu Hayyan? Bila tak begitu mengenal, apakah Anda ingat dengan seorang pakar kimia bernama Gebert? Kedua nama tersebut disandang orang nan sama, seorang ilmuwan nan hayati antara 721-815 Masehi. Dia dianggap sebagai ilmuwan pertama nan mengembangkan ilmu kimia. Namun, sebenarnya keahlian lain dari Jabir Ibnu Hayyan ini ialah tentang logika, kedokteran, fisika, mekanika, dan filosofi.

Memang demikian banyak nama ilmuwan muslim nan terkenal di global dengan nama nan dipopuler oleh orang Barat atau menggunakan ejaan Yunani Kuno, loka di mana ilmu pengetahuan demikian merajai. Tugas umat Islam semua buat mempopulerkan nama muslim mereka, sehingga akan menjadi kebanggan generasi muda muslim selanjutnya.

Seorang pakar filsafat Arab dan Yunani Antik telah mengarang sedikitnya 270 buku, dikenal pula sebagai pakar musik, matematika, farmasi, kedokteran, geografi, dan fisika, orang Barat menyebut Al-Kindus. Baik para sejarawan Barat maupun muslim, mengenal Al-Kindus sebagai ilmuwan muslim. Nama aslinya ialah Abu Yusuf Yaqub Ibnu Ishak al-Kindi. Nama Al-Kindi menjadi Al-Kindus memang tak terlalu jauh, sehingga sebagai seorang ilmuwan muslim dikenal keislamannya. Dia termasuk masih beruntung, Norma orang barat melatinkan nama ilmuwan muslim, tak terlalu jauh dari nama aslinya. Dengan demikian, orang pun tak terlalu diasingkan bahwa sesungguhnya ia seorang ilmuwan muslim terkemuka.

Dunia kedokteran konvensional nan dikembangkan di Barat mengenal dengan baik seorang dokter dan ilmuwan kedokteran bernama Abulcasis, terutama lewat karya momumentalnya Al-Tasrif nan terdiri dari 30 jilid berisi tentang kumpulan makalah dan catatan dalam praktik kedokteran. DIa lahir di Madinatuz Zahra tahun 936 dan meninggal global pada tahun 1013. Dalam khasanah ilmu pengetahuan Islam, pakar kedokteran ini dikenal dengan nama Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas az-Zahrawi, seorang dokter kerajaan dari Kekhalifahan Umayyah. Buku karangan az-Zahrawi merupakan acum primer bagi siapa saja nan akan mempelajari kedokteran, terutama bidang kejadian medis dan dan ilmu bedah.

Orang Eropa menyebut nama ilmuwan muslim ini dengan nama Algorisma, nan kemudian dijadikan istilah dalam ilmu hitung dan aritmetika. Padahal, nama aslinya ialah Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi. Ahli matematika, geografi , dan astronomi asal Iran ini hayati antara 780-850 Masehi. Dia seorang ilmuwan muslim nan meletakkan dasar-dasar ilmu hitung, sehingga namanya kemudian dipakai buat salah satu cabang dalam matematika, yakni Algoritma. Al-Khawarizmi menulis buku tentang dasar-dasar ilmu hitung ini dengan judul Al-Jabar wal Muqobalah , kemudian buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan dikenal dengan buku Aljabar. Aljabar merujuk kepada ilmu hitung dalam pengetahuan umum.

Avicenna seorang filsuf, pakar fisika, astronomi, matematika, kedokteran, geologi, dan mineralogi juga seorang ilmuwan muslim, nan nama aslinya Abu Ali al-Husein Ibnu Sina. Nama Avicenna merupakan hasil dari pelatinan nama ilmuwan muslim oleh kalangan Barat. Pada usia sepuluh tahun, Ibnu Sina telah hafal Al-Qur’an, dan pada usia 18 tahun telah menguasai berbagai ilmu pengetahuan, nan kemudian menjadi pakar dalam beberapa bidang ilmu seperti nan telah disebutkan di awal.

Ketika berbicara seorang peneliti nan telah membuktikan bahwa bumi ialah bulat bentuknya, orang akan langsung merujuk kepada nama Christoper Columbus. Padahal, ia sendiri dalam pengembaraannya itu justru menggunakan peta nan bernama Al-Idrisi. Peta tersebut dibuat oleh Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ilmuwan nan lahir di Ceuta, Spanyol , tahun 1099. Al-Idrisi merupakan ilmuwa muslim nan telah sukses menemukan cara menghitung ketinggian dan jeda suatu tempat. Dia pula nan menemukan dasar-dasar geografi. Al-Idrisi kemudian menulis buku berjudul Nuzhah al-Musytaq fi Ishtiraq al Afaq , sebuah buku nan justru menginspirasi ilmuwan lain buat menjelajahi dunia.