Gigi Palsu - Jenis-Jenis Gigi Tiruan

Gigi Palsu - Jenis-Jenis Gigi Tiruan

Ada sebuah iklan pasta gigi nan aku ingat, dimana pemeran wanitanya seorang ibu nan tak mau menggigit sepotong kue sebab takut gigi palsunya lepas dan ia malu ketahuan memakai gigi tiruan di depan teman-teman arisannya. Saya sempat berpikir, kenapa harus malu ketahuan memiliki gigi tiruan? Bukankah selain buat faktor estetika, juga ada buat faktor medis demi kesehatan gigi geliginya nan lain?

Memang sugesti masyarakat sudah sedemikian dalamnya tentang gigi palsu, sehingga siapapun nan memakainya akan merasa malu jika ketahuan memilikinya. Tak heran kemarin-kemarin sempat marak warta infotainment tentang seorang seniman papan atas nan menjatuhkan gigi palsunya secara tak sengaja di sebuah acara talk show live di salah satu televisi swasta.

Padahal, penggunaan alat bantu medis nan satu ini sangat membantu pemakainya dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Agar dapat lebih memahami kegunaannya, di sini akan dibahas ulasan singkat mengenai gigi tiruan ini dan manfaatnya.



Gigi Palsu - Sejarah Gigi Tiruan

Gigi palsu ialah alat bantu medis nan berbentuk gigi nan memiliki fungsi seperti gigi orisinil lainnya dengan asa bisa mengimbangi kerja gigi lainnya juga memperbaiki posisi geligi dalam rongga mulut. Pertama kali dikenal pada tahun 700 SM, pada masa itu bahannya masih terbuat dari gading, tulang ikan paus atau tulang kuda nil dan diikat dengan semacam dawai nan terbuat dari emas. Teknik ini bertahan selama hampir 2000 tahun.

Pada tahun 1500 dan seterusnya, tulang masih dipakai buat bahan pembuatannya, akan tetapi mulai diikat dengan tali nan terbuat dari benang sutera. Pada masa itu, sutera juga dipakai buat menutupi gigi nan ompong dan dipakai oleh tokoh-tokoh terkenal pada masa itu.

Pada masa itu juga sudah mulai digunakan bahan-bahan nan terbuat dari material mahal seperti perak, emas, atau batu akik. Penggunaan bahan-bahan mahal tersebut ialah tidak lain demi harga diri pemakainya. Namun, ada nan sedikit mengerikan, pada masa itu ada juga gigi orisinil dari orang miskin nan menjual giginya atau bahkan gigi nan diambil dari mayat korban perang pun kerap digunakan.

Baru sekitar tahun 1839 gigi palsu nan murah dan nyaman diciptakan oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet keras nan disebut vulcanite. Gigi kreasi Nelson ini laku keras dan diproduksi massal sebab kenyamanannya sehingga Nelson mendapatkan paten atas ciptaannya ini. Kemudian, akrilik ditemukan pada awal 1940an, menggantikan vulcanite sebagai bahan gigi tiruan.



Gigi Palsu - Jenis-Jenis Gigi Tiruan

Terdapat dua jenis gigi palsu nan bisa digunakan sebagai pengganti gigi nan hilang, yaitu gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Untuk nan lepasan, pemakaiannya bisa dilepas dan bisa digunakan buat menggantikan kehilangan beberapa gigi (gigi tiruan sebagian) atau semua gigi di rahang atas dan rahang bawah (gigi tiruan penuh). Sementara itu, gigi tiruan cekat ialah nan direkatkan secara permanen dengan donasi semen ke gigi orisinil atau akar gigi asli. Mahkota dan jembatan ( crown dan bridge ) merupakan jenis gigi tiruan cekat.

Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi nan berbeda. Pada cekat misalnya, indikasinya lebih terbatas sebab harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya. Sementara pemasangan gigi tiruan lepas tak ada indikasi spesifik dan pengerjaannya jauh lebih mudah dan biayanya juga murah. Gigi tiruan lepasan bisa digunakan oleh segala kelompok usia, berbeda dengan gigi tiruan cekat nan mempunyai batas usia minimal 17 tahun.

Setiap jenis gigi palsu tentu memiliki bahan khas nan tak boleh digunakan secara sembarangan. Misalnya, bahan akrilik nan hanya diperuntukan buat gigi tiruan lepasan, tak boleh digunakan buat gigi nan cekat atau permanen.

Hal ini dikarenakan dalam jangka waktu nan sebentar, gigi akan kembali goyah, gusi membusuk dan bisa menimbulkan rasa sakit nan luar biasa. Oleh sebab itu, harap berhati-hati terhadap penawaran pemasangan gigi tiruan dari pihak-pihak nan tak berkompeten dalam bidang tersebut. Hal itu sebab bukannya menjadi nyaman, tapi akan menyebabkan gigi dan gusi menjadi rusak



Gigi Palsu - Manfaat Gigi Tiruan

Gigi palsu memang saat ini banyak dipakai oleh berbagai orang dari berbagai kalangan. Sebuah studi menyebutkan, sekitar 14 persen masyarakat Indonesia ialah pengguna gigi tiruan, dengan usia mulai 15 tahun ke atas.

Namun, belum semua pengguna gigi tiruan mengetahui cara beradaptasi, menjaga, dan menggunakan gigi tiruan secara maksimal. Bahkan banyak orang dengan usia produktif sudah menggunakan gigi tiruan dikarenakan beberapa alasan, mulai dari alasan keindahan sampai alasan kesehatan. Namun, apakah sebenarnya kegunaan dari pemasangan gigi tiruan? Simaklah klarifikasi dibawah ini.

1. Menjaga Struktur Rongga Mulut dan Gigi Tetap Stabil

Biasanya dikarenakan suatu penyakit gigi, pencabutan gigi harus dilakukan. Dengan hilangnya satu gigi, maka terjadi kekosongan dalam fungsi mengunyah sehingga beresiko mengalami infeksi gusi dan penyelipan makanan. Belum lagi posisi-posisi gigi lain menjadi tererupsi kearah nan kosong bekas gigi terdahulu. Dengan adanya gigi tiruan, maka struktur rongga mulut dan gigi geligi tetap terjaga.

2. Memulihkan Fungsi Pengunyahan

Dengan adanya gigi nan hilang, maka proses pengunyahan tak akan maksimal, sebab gigi