Penyebab Keracunan Jengkol

Penyebab Keracunan Jengkol

Jengkol. Siapa nan tak mengetahui makanan satu ini? Rasanya, tak ada nan tak kenal dengan makanan nan biasa dihidangkan dalam bentuk semur ini. Ati maung, begitulah masyarakat Sunda menjuluki makanan satu ini. Agak seram memang. Boleh jadi, julukan ini bukan semata-mata melihat bentuknya nan dapat dikatakan mirip penggambaran hati secara umum, melainkan lebih kepada bahaya nan ditimbulkannya.

Orang nan getol mengonsumsi jengkol memang rentan terkena akibat negatif dan berbahaya. Baik bagi pergaulan maupun bagi kesehatan. Bahaya jengkol bagi pergaulan tentu saja ialah aroma baunya nan sangat menusuk hidung, sedangkan bahaya bagi kesehatan ialah kandungan asam jengkolatnya nan bisa menyebabkan keracunan jengkol .



Bau nan Menusuk Hidung

Berbeda dengan durian nan baunya tercium saat hendak dimakan, bau jengkol justru akan tercium setelah makanan ini dikonsumsi. Bagi nan mengonsumsi jengkol, meskipun akan mencium bau menusuk dari mulut dan air seni, setidaknya sempat merasakan terlebih dulu nikmatnya makanan ini. Namun, bagi orang di lingkungan sekitar nan tak menggemari makanan ini dan hanya "menikmati" baunya, tentulah sangat mengganggu.

Bau naga. Begitulah citra generik nan biasa disematkan pada bau menusuk nan dikeluarkan jengkol - meski penulis yakin, belum ada seorang pun nan pernah mencium bau naga ini. Sebenarnya, bau menusuk nan dikeluarkan oleh jengkol berasal dari asam amino nan dikandungnya.

Asam amino dalam jengkol didominasi oleh asam amino nan mengandung unsur belerang (sulfur). Dengan demikian, saat jengkol dikonsumsi, asam amino ini akan terpecah dan mengeluarkan bau nan luar biasa sebagai akibat dari kandungan sulfurnya tersebut. Bau jengkol hanya sanggup ditandingi oleh makanan nan sama-sama berupa biji, yakni petai.

Bau nan sangat menusuk ini tentu sangat mengganggu aktivitas si penggila jengkol, terlebih saat berkomunikasi. Baunya gak gaul. Dengan begitu, aktivitas pemakan jengkol dalam menjalin interaksi sosial sudah niscaya akan terganggu. Selain itu, jika si pemakan jengkol kencing dan tak disiram secara benar, bau menusuk itu akan kembali hadir. Bau menusuk inilah nan semakin mempertegas bahaya jengkol bagi pergaulan.



Penyebab Keracunan Jengkol

Bagi penggemar jengkol, mungkin akibat ini tak akan menghentikan kecintaan mereka terhadap jengkol. Meski keracunan jengkol tengah mengintai setiap penggemarnya, sensasi rasa nikmat nan ditawarkannya mampu mengurangi ketakutan nan ditimbulkannya. Selain kasus keracunan jengkol nan sporadis terjadi, mengonsumsi jengkol secukupnya akan sedikit menghindari ancaman ini.

Meski begitu, tetap saja penggemar jengkol perlu berhati-hati jika mengonsumsi jengkol. Kandungan asam jengkolat nan terdapat pada jengkol mengandung racun nan sangat berbahaya bagi tubuh, terutama pada bagian saluran kencing. Asam jengkolat merupakan asam nan berstruktur mirip dengan asam amino. Namun, asam jengkolat ini tak bisa dicerna dan akan mengkristal jika dikonsumsi secara berlebih.

Pengkristalan asam jengkolat inilah nan akan mengganggu saluran kencing manusia. Proses sekresi akan menjadi terganggu sebab saluran kencing tersumbat sehingga mengakibatkan perih nan tidak terperi saat hendak buang air kecil. Keracunan jengkol ini lebih familiar di masyarakat Sunda dengan istilah jengkoleun .



Si Asam Jengkol

Asam Djenkolic (atau kadang-kadang asam jengkolic) mengandung sulfur non-protein asam amino alami nan ditemukan dalam biji djenkol kacang-kacangan jengkol (Archidendron jiringa) dari Asia Tenggara. Senyawa ini terdiri dari dua radikal sistein dihubungkan oleh sebuah kelompok metilen antara sulfurs, dengan rumusnya ialah 2-amino-3-[(2-amino-3-hydroxy-3-oxopropyl) sulfanylmethylsulfanyl] asam propanoat. Ini ialah racun bagi manusia, terutama menyebabkan nefrotoksisitas.

Toksisitas asam djenkolic pada manusia muncul dari kelarutan di bawah kondisi asam setelah konsumsi si kacang jengkol. Asam amino presipitat menjadi kristal nan menyebabkan iritasi mekanis dari tubulus ginjal dan saluran kemih, sehingga gejala seperti ketidaknyamanan perut , nyeri pinggang, kolik parah, mual, muntah, disuria, hematuria gross, dan oliguria, terjadi 2 sampai 6 jam setelah kacang nan tertelan.

Analisis Urine pasien mengungkapkan eritrosit, sel-sel epitel, protein, dan seperti jarum. kristal asam djenkolic. Urolithiasis juga bisa terjadi, dengan asam djenkolic sebagai inti. Pada anak-anak muda itu juga telah dilaporkan buat menghasilkan pembengkakan nan menyakitkan alat kelamin.

Pengobatan buat toksisitas ini memerlukan hidrasi buat meningkatkan genre urin dan alkalinisasi urin dengan natrium bikarbonat. Selanjutnya, keracunan ini bisa dicegah ketika biji djenkol mengkonsumsi dengan merebus nya sebelum di goreng atau di olah lebih lanjut, sebab asam djenkolic perlu di bersihkan dari biji jengkol itu sendiri.



Bukan Sekedar Bahaya Jengkol

Jengkol, meskipun bau, namun tak semua hal menyenangkan bergantung pada bau saja. Tinggi Bergizi merupakan salah satu ciri nan paling menonjol dari bahan pangan bernama jengkol. Dalam soal bau, mungkin hanya petai dapat mengalahkan jengkol, meskipun bau jengkol nisbi lebih 'soft', tak bau petai.

Ada lelucon tentang bau, jika Anda ingin menghilangkan bau jengkol makanlah petai, atau sebaliknya. jadi pertanyaannya adalah, mengapa jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap? penyebab bau sebenarnya ialah asam Omino nan terkandung dalam biji jengkol. asam amino didominasi oleh asam amino nan mengandung sulfur (S) atau belerang umum.



Sulfur?

Untuk lebih memfasilitasi lebih jelas dan jengkol bau sehubungan dengan sulfur unsur ialah bau nan dihasilkan ketika kita berkunjung ke kaldera kandungan sulfur nan tinggi. ketika rusak atau terfragmentasi - dipecah menjadi komponen nan lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor nan sangat bau sebab pengaruh sulfur. salah satu gas nan dibentuk oleh unsur-unsur nan sangat terkenal H2S bau.

Karena faktor bau juga membuat jengkol selalu ditempatkan sebagai makanan kelas bawah dan orang-orang nan suka jengkol sering merasa malu jika diketahui orang lain. buat beberapa kalangan, itu mungkin tak mungkin buat menghindari makan jengkol hanya demi gengsi menonton, ketika mereka benar-benar penggemar jengkol. jengkol sebenarnya bau bisa dikurangi, meskipun tak dapat dihilangkan sama sekali. dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui proses perendaman dan perebusan.



Pengolahan dan Nutrisi

Dengan demikian, kedua proses selain jengkol berguna buat melembutkan buah jengkol, juga berfungsi buat mengurangi bau. selain itu, sehingga bau tak terlalu kuat, buang air kecil juga harus menggunakan teknik nan benar, misalnya dengan berkumur sebelum dan setelah air limbah, ditambah menambahkan wewangian lantai. dengan lantai karbol atau pengharum.

Meskipun bau tak hilang sama sekali jengkol, mencium bau karbol dapat bersaing dengan aroma jeruk, apel atau lavender. kaya nutrisi jika buat bau dan faktor ketakutan terhadap keracunan jengkolat kemungkinan asam, orang hanya harus menghindari makan jengkol.

Namun, jika menolak jengkol sebagai junk food, pandangan tersebut harus diperbaiki. mengapa? hal-hal di luar bau dan menyebabkan keracunan jengkolat konten asam, jengkol sesungguhnya termasuk kaya gizi makanan.

Hasil penelitian menunjukkan, jengkol kaya karbohidrat, protein A, vitamin, B dan C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Bahkan, kandungan protein masih lebih tinggi daripada tempe jengkol (18,3 gram per 100 gram bahan) nan disebut - disebut sebagai sumber makanan protein botani nan tinggi.

Jengkol meskipun sangat mengeluarkan bau 'nikmat' tapi dapat menyembuhkan penyakit seperti diabetes. Jadi bukan keracunan jengkol nan di dapat, malah manfaat, dan itu bergantung pada pengolahan nan tepat.