Wilayah Operasi Exxon Mobil Indonesia

Wilayah Operasi Exxon Mobil Indonesia

Exxon Mobil Indonesia ialah bagian dari Exxon Mobil Corporation. Exxon Mobil Corporation merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di global nan bermarkas di Texas. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 30 November 1999 dan merupakan afiliasi dari dua perusahaan, yakni Exxon dan Mobil.

Exxon Mobil ialah induk dari perusahaan Exxon, Mobil, serta Esso Internasional. Sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar, Exxon Mobil sukses meraih laba hingga mencapai 36,13 miliar dolar AS. Jumlah laba ini ialah rekor bagi sebuah perusahaan publik. Sedikit lebih kecil dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara Azerbaijan, sedangkan pendapatannya lebih besar dari PDB negara Arab Saudi.



Rekam Jejak Exxon Mobil Indonesia

Presiden direktur dan general manager afiliasi Exxon Mobil Indonesia saat ini dijabat oleh Richard J. Owen, menggantikan Terry McPhail pada Desember 2011. Exxon Mobil Indonesia telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1898 dengan rekam jejak pencapaiannya sebagai berikut.

  1. 1898: Exxon Mobil membuka kantor pemasaran di Indonesia.
  2. 1912: mulai melakukan kegiatan eksplorasi.
  3. 1921: menemukan Lapangan Tanah Akar (Sumatra Tengah).
  4. 1968: mulai mengoperasikan kontrak kolaborasi (KKS) di Aceh.
  5. 1971: menemukan Lapangan Gas Arun.
  6. 1973: menandatangani kontrak LNG pertama bersama Jepang.
  7. 1977: mulai melakukan aktivitas di cluster satu Lapangan Gas Arun
  8. 1978: mulai melakukan aktivitas di cluster dua Lapangan Gas Arun.
  9. 1980: menandatangani KKS buat Lapangan Natuna D-Alpha.
  10. 1981: menandatangani kontrak LNG kedua bersama Jepang.
  11. 1982: mulai melakukan aktivitas di cluster tiga Lapangan Gas Arun.
  12. 1983: melakukan aktivitas di empat lapangan, menandatangani kontrak LNG bersama Korea Selatan, mengirim gas buat nan pertama kalinya ke PT ASEAN Aceh Fertilizer.
  13. 1986: mengirim gas nan pertama kalinya ke PT Pupuk Iskandar Muda
  14. 1988: mengirim gas nan pertama kalinya ke PT Kertas Kraft Aceh.
  15. 1992: kapasitas produksi mencapai 500 juta barrel kondensat.
  16. 1993: Mobil membuka kantor penjualannya di Indonesia.
  17. 1996: Esso membuka kantor penjualannya di Indonesia
  18. 1997: mengirimkan kargo nan ke-3000 dari Lapangan Gas Arun.
  19. 1998: merayakan pengoperasian KKS nan ke-30 tahun di Aceh.
  20. 1999: Afiliasi Exxon dan Mobil menjadi Exxon Mobil Corporation.
  21. 2000: menjadi operator Technical Assistance Contract (TAC) di Blok Cepu (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
  22. 2001: menemukan sumur Banyu Urip di Blok Cepu
  23. 2004: mendirikan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI)
  24. 2004: pencapaian kiriman LNG ke Korea dan Jepang sudah lebih dari 3900 kargo (terhitung sejak tahun 1978)
  25. 2005: menandatangani KKS buat Blok Cepu
  26. 2006: pencapaian kiriman LNG ke Korea dan Jepang sudah lebih dari 4000 kargo (terhitung sejak tahun 1978)
  27. 2006: menandatangani Joint Operations Agreement antara Ampolex Cepu Pte Ltd. dan Mobil Cepu Ltd. bersama PT Pertamina EP Cepu
  28. 2006: mendapatkan Blok Surumana (Selat Makasar)
  29. 2007: mendapatkan Blok Mandar (Selat Makasar)
  30. 2008: mendapatkan Blok Gunting (Jawa Timur)
  31. 2008: mulai memproduksi minyak dalam jumlah nan terbatas di Blok Banyu Urip.
  32. 2009: mendapatkan Blok Cendrawasih (Papua).
  33. 2009: Blok Banyu Urip mulai beroperasi dengan kapasitas produksi mencapai 20 ribu barel per hari.
  34. 2010: total produksi di Blok Banyu Urip mencapai 5 juta barel.


Wilayah Operasi Exxon Mobil Indonesia

Exxon Mobil Indonesia beroperasi di sejumlah lapangan gas di tanah air, seperti:

  1. Kawasan Aceh dan sekitarnya.

Exxon Mobil Indonesia beroperasi di Lapangan Arun serta sejumlah ladang gas lepas pantai di Sumatra Utara, seperti North Sumatera Offshore, South Lhoksukon A, dan South Lhoksukon D. Produksi gas Lapangan Arun mencapai puncaknya pada tahun 1994, yakni 3,4 miliar kubik per hari. Pada tahun 1989, produksi gas Lapangan Arun mencapai 130 ribu barrel kondensat per hari.

  1. Blok Cepu.

KKS nan ditandatangani pada tanggal 17 September 2005 meliputi wilayah kontrak Cepu di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kontraktor nan tergabung dalam KKS Cepu terdiri dari empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni PT Petrogas Jatim Primer Cendana, PT Blora Patragas Hulu, PT Asri Dharma Sejahtera, PT Wahana Patra Hulu Cepu dengan PT Pertamina EP Cepu, Ampolex Cepu Pte Ltd., dan Mobil Cepu Ltd.

KKS Blok Cepu berlangsung hingga tahun 2035 dan Exxon Mobil Indonesia memegang saham sebesar 45 persen. Berdasarkan Joint Operations Agreement nan telah ditandatangani para kontraktor, Exxon Mobil Indonesia menjadi operator KKS Cepu nan mewakili seluruh kontraktor.

Pengembangan awal Wilayah Kontrak Cepu dimulai dari Blok Banyu Urip. Blok Banyu Urip ditemukan pada tahun 2001 dan cadangan minyaknya diperkirakan mencapai 375 juta barrel minyak. Oleh sebab itu, Exxon Mobil Indonesia diharapkan mampu mencapai produksi hingga 165 ribu barrel minyak per hari.

Fasilitas nan terdapat di Blok Banyu Urip antara lain berupa Central Processing Facility (fasilitas pengolahan pusat), Floating Storage and Offloading (fasilitas penyimpanan dan alir muat terapung), serta jalur pipa darat maupun lepas pantai.

Minyak mentah diproses dan diolah di bagian Central Processing Facility. Selanjutnya hasil olahan tersebut akan disalurkan melalui jaringan pipa berinsulasi bawah tanah nan terhubung hingga Pantai Tuban. Kemudian dialirkan lagi menuju pipa bawah bahari hingga akhirnya sampai di bagian Floating Storage and Offloading.

Dari sinilah proses pendistribusian minyak berawal. Kapal-kapal tanker pengangkut minyak siap membawa minyak mentah tersebut buat didistribusikan ke seluruh dunia.

Agar pengelolaan minyak di Blok Banyu Urip dapat maksimal, maka digunakan sumur-sumur suntik air buat menjaga tekanan pada reservoir sekaligus mendorong minyak mengalir menuju sumur produksi. Suntik air ini dipasok dari luapan air Bengawan Solo pada musim hujan serta didapatkan pula dari air terproduksi.

Produksi awal di Blok Banyu Urip telah dimulai pada tahun 2008. Dan pada bulan Agustus 2009, kapasitas produksinya sudah mencapai 20 ribu barrel minyak per hari.

Exxon Mobil Indonesia terus melakukan eksplorasi di sejumlah loka di wilayah Cepu. Pada tahun 2008, Exxon Mobil Indonesia sukses melakukan pengeboran sumur minyak di Lapangan Jambaran. Selanjutnya, pengeboran juga dilakukan di kawasan lainnya, seperti Lapangan Kedung Keris dan Lapangan Alas Tuwa Barat Kabupaten Bojonegoro.

  1. Wilayah eksplorasi baru

Wilayah eksplorasi baru mencakup Blok Cendrawasih, Blok Gunting, Blok Surumana, dan Blok Mandar. Di Blok Cendrawasih ini Exxon Mobil Indonesia menggandeng Black Gold Energy dan telah menandatangani Production Sharing Contract (kontrak bagi hasil) pada bulan Mei 2009 lalu. Blok Cendrawasih terletak di lepas pantai Papua dengan luas area mencapai 4991 kilometer persegi.

Blok Gunting terletak di bagian daratan maupun lepas pantai Jawa Timur dengan luas area mencapai 1645 kilometer persegi. Blok Surumana berada di lepas pantai Selat Makassar. Di sini Exxon Mobil Indonesia menggandeng Petronas Carigali Sdn. Bhd.

Blok Mandar merupakan KKS bersama Petronas Carigali Sdn. Bhd. dan ditandatangani pada awal tahun 2007. Luas Blok Mandar mencapai 4200 kilometer persegi dan terletak di bagian barat Kabupaten Polewali Mandar dan Majene.

Hingga kini sudah ada tiga sumur eksplorasi nan telah dibor. Dan dari hasil eksplorasi tersebut menunjukkan bahwa Blok Mandar memberikan prospek nan sangat menjanjikan.

Selain bisnis hulu, Exxon Mobil Indonesia juga terjun di bisnis hilir minyak melalui wakilnya PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI). Bisnis hilir ini mencakup bisnis petrokimia dan minyak pelumas.