Kungfu dalam Film

Kungfu dalam Film

Teriakan khas pada saat menggunakan salah satu jurus kungfu dengan aktualisasi diri khas, rambut diponi, tubuh kurus berisi dengan senantiasa mengenakan celana hitam, menjadi karakteristik dari Bruce Lee. Sebagai bintang kungfu, Bruce Lee telah sukses memosisikan dirinya sebagai pemain laga Asia nan diterima hampir di seluruh benua.

Bruce Lee menjadikan kungfu sebagai salah satu seni bela diri nan mengandalkan kecepatan, keindahan, dan kekuatan. Dalam global film, bintang non Asia nan sukses menjadi ikon kungfu ialah David Carradine.



Sejarah dan Perkembangan Kungfu

Orang akan senantiasa mengidentikkan ilmu bela diri kungfu dengan Tiongkok. Padahal kalau kita menilik sejarah dan perkembangan ilmu bela diri kungfu, di dataran Tiongkok sendiri waktu itu tak sepopuler silat dan wushu.

Waktu dulu, kungfu lebih merujuk kepada keahlian seseorang nan ulet dan telah teruji seperti keahlian bercocok tanam atau memasak. Justru kungfu sebagai ilmu bela diri mulai populer dan mendapat perhatian luas di Tiongkok setelah legenda kungfu. Bruce Lee memopulerkan bela diri nan mengandalkan kecepatan, keindahan, dan kekuatan ini di global Barat, khususnya Amerika.

Padahal sebagai ilmu bela diri, kungfu sebenarnya telah dikenal sejak 5000 tahun lalu seiring berkembangnya kepercayaan Taoisme. Sepanjang sejarah, bermunculan majemuk genre kungfu. Namun, nan paling populer dan mendapat perhatian luas ialah genre Siaw Liem Sie sebagai salah satu genre nan dikembangkan atau berasal dari Vihara Shaolin.

Aliran Kun Lun, Thian San, Khongtong, Omei, dan Wudang juga mendapat perhatian para peminat kungfu, sekalipun tak sepopuler genre nan berasal dari Vihara Shaolin. Sampai sejauh ini, tidak kurang dari seratus genre kungfu dari nan paling keras sampai kepada genre seni bela diri kungfu nan menonjolkan kelembutan dan keindahan. Namun, nan masih populer sampai sekarang, dapat dihitung jari misalnya saja genre Wing Chun, Eng Jiaw, Yi Quan, Chang Quan, Lohan dan Ngo Cho.

Beberapa pendekar ilmu bela diri kungfu nan telah turut memberi kontribusi kepada perkembangan ilmu bela diri ini di antaranya pendekar legendaris, Bodhidharma atau lebih dikenal dengan nama Da Mo. Ia ialah seorang keturunan India nan membawa genre Zen Budha.

Selama sembilan tahun bertapa di Kuil Shaolin, Da Mo telah sukses melahirkan jurus-jurus nan menjadi andalan dan banyak dibicarakan orang, misalnya jurus Sembilan Matahari, Baju Besi Emas, dan Lima Jurus Hewan.

Pendekar generasi sesudah Da Mo paling menonjol nan berasal dari Vihara Shaolin ialah Thio Sam Hong. Ia sukses menciptakan berbagai jurus kungfu nan terinspirasi oleh kejadian-kejadian alam, seperti angin, genre air, dan sebagainya.

Awalnya Thio Sam Hong belajar ilmu bela diri kungfu secara serius di Vihara Shaolin, tapi dalam kesehariannya ia sering mendapat perlakukan tak menyenangkan dari para senior nan ada di kuil tersebut. Jengah dengan keadaan nan menurutnya tak aman buat menerpa kesabaran, akhirnya Hong keluar dan mulai mengembangkan ilmu bela diri kungfu sendiri tanpa pedoman dari guru seperti halnya nan sering terjadi di kuil.

Jurus Terpaan Angin, Belalang Sembah, atau Bangau dan Ular ialah jurus-jurus nan sukses dikembangkan Hong terutama ketika ia mulai menyepi sendiri di Gunung Hua San.

Sejarah perkembangan ilmu bela diri kungfu tidak dapat dipisahkan pula dari seorang jenderal dari Kaisar Dinasti Tong, dialah Jendral Yue Fei nan hayati dari 1103-1142 Masehi. Sebagai pendekar dan ksatria, Yue Fei telah bertempur habis-habisan melawan suku bangsa Juchen. Ia tetap membela negara sekalipun akhirnya dihukum wafat oleh penguasa dampak didera fitnah.

Dalam perkembangan ilmu bela diri kungfu, Jenderal Fei terkenal dengan dominasi 18 justru senjata Shaolin. Salah satu jurusnya nan terkenal ialah Ilmu Tombak Tunggal.

Sejarah perkembangan ilmu bela diri kungfu tentu saja tidak dapat dipisahkan dari pendekar nan hayati dan berkembang di Vihara Shaolin. Ada lima orang leluhur Shaolin nan terkenal terutama setelah terjadinya perang besar nan menyebabkan terbakarnya Kuil Shaolin ketika bentrok dengan 50000 tentara Qing.

Kelima leluhur ilmu bela diri kungfu dari Vihara Shaolin ialah Choi Tak Chung, Ma Chiu Hing, Fong Tai Hung, Lee Sik Hoi dan Wu Tak Tai. Kelima leluhur ini menjadi saksi bagaimana Vihara Shaolin terbakar selama 40 hari 40 malam.

Pendekar ilmu bela diri Shaolin dari abad ke-19 nan terkenal ialah Wong Fei Hung, nan hayati pada zaman Dinasti Qing. Selain terkenal sebagai pendekar ilmu bela diri kungfu, Wong Fei Hung juga terkenal sebagai sinshe dan pemilik rumah obat Pho Chi Lama.

Wong Fei Hung nan terkenal memiliki jurus Tendangan Tanpa Bayangan dan jurus Toya 8, memang memiliki talenta nan luar biasa. Talenta itu diturunkan langsung dari ayahnya sendiri, Wong Kei Ying nan terkenal sebagai pendekar dari kelompok 10 Harimau Kanton.

Sejarah perkembangan ilmu bela diri kungfu telah mencatat pula seorang pendekar nan sangat rendah hati, yakni Yip Man. Ketinggian ilmu nan didapat dari gurunya, Chan Wah Sun dan anak dari Leung Jan yakni Leung Bik, tidak membuat Yip Man tinggi hati.

Kehalusan perasaan itu pula nan menyebabkan Yip Man cepat memperoleh ilmu bela diri kungfu secara sempurna. Yip Man merupakan anak saudagar kaya dan juga dermawan. Ia mulai tertarik mempelajari ilmu bela diri kungfu terutama setelah ayahnya mengundang seorang master kungfu buat melestarikan ajarannya itu dengan cara melatih anak-anak di lingkungan kuil.

Akhirnya, perkembangan ilmu bela diri kungfu tidak dapat dilepaskan dari peran serta Bruce Lee atau nama aslinya Lee Siau Lung. Sebagai seorang praktisi Wing Chun sekalipun dikenal sebagai pendiri cabang ilmu bela diri baru Jet Kun Do, mulai bahagia mempelajari ilmu bela diri sebab tantangan hayati di jalanan. Ia memang tumbuh dan besar di jalanan, termasuk sehari-harinya harus pula berhadapan dengan para mafia.

Sampai dengan tahun 60-an, Bruce Lee sering terlibat dalam perkelahian massal maupun perseorang di jalanan. Tapi taraf ilmu bela dirinya nan tinggi, membuat ia sering merobohkan dan meng-KO musuh-musuhnya.

Gary Elms seorang kampiun boxer dari Inggris pernah merasakan bagaimana kehebatan ilmu bela diri kungfu nan dimiliki Bruce Lee. Bahkan Gary harus kalah KO ketika berjumpa dalam sebuah pergelaran kejuaraan Hongkong Inter Scholl Amateur Boxing Championship.



Kungfu dalam Film

Dalam global film, dua tokoh nan turut mengembangkan dan memopulerkan ilmu bela diri kungfu ialah Bruce Lee dan David Carradine. David Carradine sendiri mulai terlibat dengan pembuatan film nan mengusung bela diri kungfu pada 1970-an ketika diproduksi sebuah serial televisi Kung Fu , serial televisi garapan pengarah adegan Jerry Thorpe, Ed Spielman, dan Philip Ahn.

Tidak tanggung-tanggung serial ini dibuat sebanyak 63 episode buat tiga musim. Sebuah jumlah nan memiliki catatan sendiri buat sebuah serial jenis tayangan laga. Selain David Carradine, bintang nan terlibat dalam produksi tersebut ialah Keye Lukas, Radames Pera, dan Philip Ahn sendiri.

Serial Kung Fu tersebut disiarkan oleh Televisi ABC. Serial Kung Fu mengisahkan tentang Chang Caine (diperankan oleh David Carradine) dan seorang wanita nan hayati pada pertengahan abad ke-19 di dataran Cina. Sebagai seorang yatim dan setelah kematian kakeknya, Caine sukses diterima buat berguru ilmu bela diri kungfu dari Vihara Shaolin.

Dari loka inilah kemudian Caine berkembang menjadi seorang pria nan menjadi panutan dalam ilmu bela diri shaolin sekaligus telah mengombinasikannya dengan seni.

Seperti kebanyakan dalam film laga, pada akhirnya Caine harus turun gunung buat mengamalkan segala kemampuannya. Dalam kehidupan sehari-harinya nan terus bertualang, Caine harus membela para kaum tertindas. Sampai suatu hari akhirnya Caine harus keluar dari Cina menuju Amerika, buat menemukan asal muasal keluarganya.

Dalam film layar lebar, David Carradine sebagai Caine juga pernah dipertemukan dengan Brandon Lee nan memerankan Wang Chung. Lalu, pada sekitar tahun 1999, petualangan ilmu bela diri kungfu ini dibuat animasinya oleh Warner Bross. Salah satu pengisi suara dalam serial animasi tersebut ialah David Carradine sendiri.