Menghindari KDRT

Menghindari KDRT



Bentuk-Bentuk KDRT

KDRT tidak hanya berbentuk segala macam penyiksaan fisik namun juga non fisik. Penyiksaan fisik misalnya: memukul, menampar, meninju, hingga membunuh.

Sedangkan penyiksaan non fisik, misalnya: selingkuh, berkata-kata nan sangat menyakitkan, tak memperlakukan dengan baik, tak adil dalam bersikap, tak bertanggung jawab, dan sebagainya.

Penyiksaan secara batin ternyata lebih menyakitkan daripada penyiksaan secara fisik. Bila penyiksaan fisik dapat diobati, tidak begitu dengan penyiksaan batin nan lukanya kadang tidak dapat disembuhkan seumur hidup.



Sebab-Sebab Pemicu KDRT

Sebab-sebab adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), antara lain:
• Tak ada lagi komunikasi nan baik antara suami istri. Dalam berumah tangga, komunikasi menjadi salah satu hal nan penting. Kurangnya komunikasi menyebabkan munculnya kesalahpahaman. Bila tak disikapi dengan baik, kesalahpahaman tersebut dapat menimbulkan KDRT.
• Perselingkuhan. Perselingkuhan nan dilakukan oleh salah satu pihak, suami atau istri juga menjadi penyebab KDRT. Pasangan nan merasa dikhianati oleh pasangan nan lainnya biasanya menyiksa buat tujuan balas dendam.
• Laki-laki ialah segalanya. Dalam masyarakat kita, masih berparadigma bahwa laki-laki ialah segalanya, sedangkan perempuan ialah makhluk nan lemah nan dapat diperlakukan semaunya. Pendapat seperti inilah nan menjadi pemicu kdrt. Suami merasa dapat melakukan apa saja termasuk menyiksa istri, dengan alasan buat mendidik istri menjadi lebih baik.



Menghindari KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat dihindari dan tak perlu ditakuti. Kedudukan suami dan istri ialah sama di mata hukum. Siapa saja nan merasa disakiti berhak melaporkan pasangannya tanpa perlu merasa takut dan malu.

Namun, sebelum KDRT itu terjadi, diupayakan pasangan suami istri melakukan tindakan preventif. Beberapa tindakan preventif nan dapat dilakukan oleh pasangan suami istri antara lain:
• Menjalin komunikasi nan baik. Manusia tak akan pernah tahu apa nan ada di dalam pikiran manusia lainnya, sekalipun itu ialah suami istri. Oleh karena itu, komunikasikan segala hal kepada pasangan kita buat menghindari konfrontasi nan dapat memicu KDRT.
• Tidak meladeni kemarahan pasangan. Pertengkaran dapat terjadi bila kedua belah pihak saling “menyetujui”. Bila salah satu pihak saja nan menyulut kemarahan sedangkan pihak nan lain diam atau tak melayani, maka pertengkaran tak akan terjadi.
• Saling mengingatkan bahwa kekerasan tak akan menyelesaikan masalah dan malah sebaliknya.
Menjalin Keluarga Harmonis
Menjalin kehidupan rumah tangga nan serasi tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, hal itu membutuhkan niat nan baik serta proses nan panjang sehingga dapat menjalin keluarga nan harmonis.

Kebanyakan orang merasa bahwa cerita cinta merupakan hal nan latif buat dijalani. Akan tetapi, ketika menemui sebuah jalan nan berliku, kebanyakan dari mereka justru merasa bahwa cinta nan mereka pilih ialah sesuatu nan salah. Dengan begitu, berbagai kegiatan negatif pun muncul dari salah satu pasangan atau keduanya buat menghindari apa nan mereka pikirkan.

Oleh karena itu, diperlukan pencerahan nan tinggi buat dapat membedakan antara obesis, nafsu, hasrat, dan perasaan cinta. Ketertarikan fisik merupakan sebuah alasan mengapa seseorang memilih pasangannya nan lain. Akan tetapi, hal itu tak akan berlangsung secara lama sebab kecantikan atau ketampanan fisik akan berubah seiring berjalannya waktu.

Diperlukan pula pemahaman secara intelektual dan emosi buat dapat menerima pasangan sebagai orang nan dipilih buat hayati bersama sampai akhir hayat. Pemahaman seperti inilah nan nantinya akan mengubah berbagai macam pikiran negatif menjadi pikiran nan positif sehingga interaksi nan dijalin pun akan semakin baik.

Setelah mengenal pasangan dengan baik, maka Anda akan mampu menerima berbagai konsekuensi hayati sehingga dapat lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai hal nan tak diketahui sebelumnya.



Saling Mengerti, Memberi, dan Menerima

Saling mengerti merupakan hal nan perlu ditanamkan dalam hati dan pikiran tiap individu buat lebih memahami pasangan sehingga dapat terjalin perasaan buat saling memberi dan menerima. Pemberian nan baik tentu didasarkan bukan hanya pada materi, tapi juga pada kemajuan kepribadian diri dari masing-masing pasangan.

Kepribadian nan terbuka akan mampu membuat pasangan menerima setiap kekurangan dan memberikan masukan buat dapat membuat pasangannya menjadi lebih baik dan bahkan jadi nan terbaik. Hal ini tentu dilakukan harus tanpa paksaan dan atas dasar pencerahan masing-masing.

Dengan memberi dan menerima, maka perselisihan pun akan bisa dihindari sebisa mungkin sebab tiap kali seseorang hendak berselisih, maka ia akan mengingat berbagai macam hal nan telah dilalui bersama pasangannya.

Proses seperti ini mungkin gampang-gampang sulit sebab di satu sisi, manusia memiliki ego nan kadang dapat mengalahkan akal sehat buat mau melakukan sesuatu menurut keinginannya saja.

Akan tetapi, di sisi lain, manusia juga sadar bahwa diri mereka tak paripurna sehingga membutuhkan pasangan nan siap menerima kekurangannya dan memberikan berbagai kemungkinan buat dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.



Buat Kegiatan Romantis

Bagi sebagian pasangan, mungkin hal romantis akan dianggap sebagai sesuatu nan tak diperlukan. Akan tetapi, kebanyakan orang menginginkan hal itu buat membuktikan cinta dari pasangnnya.

Kegiatan atau hal romantis sendiri sangat relatif. Ada nan mengatakan bahwa romantis dilihat dari tindakan tanpa kata-kata, ada juga nan menganggap bahwa kata-kata manis merupakan salah satu hal romantis nan latif buat dilakukan.

Terlebih dahulu Anda perlu mengetahui karakter pasangan Anda. Apakah ia lebih menyukai kasi daripada kata-kata, atau sebaliknya, jika ia lebih menyukai kata-kata, maka sering-seringlah membuatkan puisi atau syair lagu buat kemudian dipersembahkan kepada pasangan.

Namun, apabila Anda mendapatkan pasangan nan lebih suka aksi atau laku daripada kata-kata, maka Anda perlu mempersiapkan berbagai kejutan buat diberikan kepada pasangan agar lebih romantis.

Jenis pasangan pun ada nan terbuka dan tertutup. Ada pasangan nan ingin terlihat mesra di hadapan umum, ada juga nan ingin terlihat bersahabat di depan umum, dan ada nan justru tak ingin terlihat mesra ataupun bersahabat di hadapan orang lain.

Hal-hal seperti ini juga perlu diperhatikan agar Anda dan pasangan tak salah paham saat pasangan memperlakukan Anda di depan umum. Jika kedua belah pihak sudah menyetujui bagaimana interaksi mereka dikemas di hadapan publik, maka keduanya akan merasa nyaman meskipun memilih buat tak memperlihatkan kemesraan di hadapan umum.

Dari gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa kemesraan bukanlah hal primer dalam rumah tangga. Pengertian dan komunikasilah nan menjadi hal krusial agar kehidupan rumah tangga terhindar dari kekerasan dalam rumah tangga.

Berbagai hal di atas jika dilakukan dengan niat baik akan memberikan hasil nan juga baik. Jadi, mulailah komunikasi nan baik dari sekarang agar kehidupan rumah tangga menjadi lebih serasi dan romantis.