Penyebab Kurang Gizi pada Anak

Penyebab Kurang Gizi pada Anak

Salah satu unsur krusial bagi kesehatan tubuh ialah gizi . Tubuh akan merasa segar sehingga mampu melakukan berbagai aktivitas dengan baik jika disertai asupan gizi nan baik. Sejak kecil, kebutuhan gizi tubuh harus dipenuhi buat mengoptimalkan pertumbuhan serta berperan krusial dalam perkembangan otak. Dengan kata lain, jika ingin anak sehat, sejak kecil kita harus membiasakannya mengonsumsi makanan nan bergizi.

Oleh karena itu, orangtua harus benar-benar memahami kebutuhan gizi anak agar tumbuh sehat dan optimal serta terhindar dari penyakit nan disebabkan kurang gizi. Sebagai antisipasi terbaik, para orangtua wajib mengetahui gejala serta penyebab kurang gizi pada anak. Dengan demikian, orangtua bisa memperbaiki asupan gizi anak, jika selama ini belum memberikan asupan makanan nan sinkron dengan baku gizi nan baik.



Tanda Kurang Gizi pada Anak

Masih banyak di antara kita nan kurang memahami bagaimana tanda-tanda anak kekurangan gizi. Terkadang jika anak sakit atau menderita penyakit tertentu, sporadis sekali kita berpikir itu dikarenakan kurang gizi . Padahal penyakit nan disebabkan sebab kurang gizi ini dapat berakibat fatal. Mungkin Anda pernah melihat bagaimana derita anak-anak di Somalia nan menderita kelaparan dan gizi buruk. Anda tentu tak ingin hal itu menimpa pada anak Anda bukan?

Oleh sebab itu, perlu kita mengetahui serta memahami apa nan dapat kita lihat sebagai tanda jika anak menderita kekurangan gizi. Berikut ini merupakan beberapa tanda anak kurang gizi menurut salah seorang dokter pakar gizi, dr. Sri Kurniati, M.S.

1. Kurang Energi Protein Ringan

Kekurangan energi protein dalam termin ringan ini belum muncul tanda-tanda spesifik nan dapat diidentifikasi secara jelas apakah mengidap kekurangan gizi atau tidak. Hal nan paling mudah dikenali pada anak jika kekurangan energi protein ringan ialah menurunnya berat badan anak menjadi 80 persen dari berat badan normal. Nah, jika tiba-tiba berat badan anak Anda menurun sampai 80 persen dari berat badan biasanya, Anda patut curiga jika anak ada kesamaan kurang gizi.

2. Kurang Energi Protein Sedang

Tahap kurang energi protein sedang ini juga masih belum menunjukkan indikasi kurang gizi nan sangat signifikan, sebab tahapannya masih berada sedikit di bawah termin kurang energi protein ringan. Pada termin kedua ini, berat badan anak turun menjadi 70 persen dari berat badan normalnya. Selain penurunan berat badan, orangtua bisa mengenali tanda lain, yaitu paras anak pucat dan rambutnya berubah menjadi kemerahan. Jadi selain memperhatikan berat badan nan turun sekitar 70 persen dari berat normal, lihat juga apakah anak memperlihatkan paras nan pucat atau tidak, serta rambutnya kemerahan atau tidak.

3. Kurang Energi Protein Berat

Tahap kurang energi protein berat ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase kurang sekali ( marasmus ) dan fase sangat kurang ( kwashiorkor) . Fase marasmus ditandai dengan penurunan berat badan anak menjadi 60 persen dari berat normal. Sementara itu, fase kwashiorkor ditandai dengan; (1) penurunan berat badan; (2) pembengkakan kaki; (3) rambut memerah dan mudah dicabut; (4) mata rabun; dan (5) kornea kering dan kadang borok sehingga mampu membuat mata pecah.

Selain tanda-tanda nan disebutkan di atas, fase kwashiorkor ditandai dengan datangnya beberapa penyakit, seperti tekanan darah rendah atau anemia, infeksi, diare nan sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, dan pecah-pecah di bagian sudut bibir. Ini merupakan tahapan tanda kurang gizi nan cukup berat pada anak. Jika anak Anda sudah menunjukkan indikasi tanda ketiga ini, sebaiknya dilakukan penanganan secara serius.



Penyebab Kurang Gizi pada Anak

Setelah mengetahui tanda-tanda kurang gizi pada anak, Anda harus mengenali pula faktor nan menyebabkan kekurangan gizi pada anak. Kurang gizi pada anak tak semata-mata dikarenakan kita tak memberikan asupan makanan nan sinkron dengan tumbuh bunga anak, ada beberapa faktor lain nan luput dari perhatian kita dan memiliki pengaruh nan sangat besar dengan kekurangan gizi pada anak. Berikut ini merupakan faktor penyebab kekurangan gizi pada anak.

1. Jeda Usia Anak Terlalu Dekat

Faktor pertama nan turut mempengaruhi kekurangan gizi selain asupan makanan nan kurang memenuhi baku gizi ialah jeda usia anak nan terlalu dekat. Misalnya, jeda kakak dan adik hanya 1 tahun. Kedekatan jeda ini membuat perhatian ibu buat si kakak tersita dampak kehadiran si adik. Hal itulah nan membuat si kakak menjadi anak nan terabaikan dan cenderung tak terurus, termasuk urusan asupan gizinya. Dengan demikian, si kakak akan mengalami kekurangan gizi.

2. Infeksi atau Tertular Penyakit

Faktor kedua nan menjadi penyebab kekurangan gizi anak ialah infeksi dan penyakit nan ditularkan. Anak-anak nan mulai berjalan biasanya sangat mudah tertular berbagai penyakit serta sering mengalami infeksi. Jadi, meskipun sudah Anda beri anak makanan nan bergizi, tetapi bila anak tertular penyakit atau mengalami infeksi, dapat mempengaruhi anak akan mengalami kurang gizi.

3. Lingkungan nan Kotor

Lingkungan kurang higienis sangat berpengaruh terhadap kekurangan gizi anak. Lingkungan nan kotor identik dengan lingkungan nan tak sehat, seperti sampah nan berserakan, peralatan makan nan digunakan tak higienis, sampai mainan anak nan terkontaminasi dengan debu. Jika anak berada dalam lingkungan nan kotor, anak akan sering sakit-sakitan sehingga membuatnya kekurangan gizi . Oleh karena itu, janganlah lalai membersihkan lingkungan demi kesehatan anak dan orangtua.

4. Kurangnya Pengetahuan Tentang Gizi buat Anak

Seorang ibu harus memberikan asupan makanan nan mampu mencukupi kebutuhan gizi anak. Oleh karena itu, orangtua, terutama ibu, harus memiliki pengetahuan mengenai gizi. Makanan bergizi tak selalu identik dengan makanan nan mahal. Makanan murah meriah pun banyak nan memiliki kandungan gizi tinggi selama kualitasnya baik. Jadi, ibu harus pintar memilih menu makanan anak buat menghindari kekurangan gizi.

Memberikan asupan makanan buat anak juga sebaiknya lebih bervariatif. Jangan menurutkan apa nan anak mau makan, padahal itu kurang baik. Anak-anak belum mengerti dengan apa nan dilakukannya, oleh sebab itu Anda sebagai orangtua nan harus memberikan pengertian pada anak bagaimana asupan makanan nan bergizi tersebut. Lakukan pendekatan dalam mengenalkan aneka jenis bahan makanan nan bergizi dengan mengatakan penyakit nan akan diderita jika tak memakannya. Sehingga, anak dengan sendirinya mau mengonsumsi sebab sudah tahu dampak jika tak mengonsumsinya.



Faktor Lain Pemicu Kekurangan Gizi pada Anak

Selain dari keempat faktor nan telah dijelaskan di atas, ternyata ada faktor lain nan juga dapat menjadi pemicu anak menderita kurang gizi . Kekurangan gizi pada anak tak hanya terbatas dari masalah gizi itu sendiri, tetapi juga pemenuhan gizi pada anak nan minim dikarenakan faktor sebagai berikut:

Kesulitan Ekonomi dalam Keluarga

Kesulitan ekonomi merupakan faktor penyebab kekurangan gizi nan paling kontras. Faktor ekonomi banyak berpengaruh terhadap kekurangan gizi , terutama gizi keluarga. Keadaan ekonomi nan sulit membuat anak sporadis makan sehingga asupan gizinya pun kurang. Meskipun makanan nan bergizi itu tak identik dengan makanan nan mahal, keluarga miskin dengan kondisi ekonomi nan tak jelas juga tak akan sanggup membeli makanan bergizi nan murah dan berkualitas baik.

Penyakit Bawaan nan Diturunkan pada Anak

Selain kelima faktor tersebut, penyakit bawaan memberikan pengaruh nan cukup signifikan terhadap kekurangan gizi pada anak. Penyakit bawaan nan dimaksud, misalnya penyakit jantung dan paru-paru, sehingga memaksa anak buat menjalani perawatan. Anak nan menderita penyakit bawaan sejak kecil atau bahkan sejak bayi, biasanya akan sulit buat menjalani aktivitasnya seperti anak-anak normal nan lainnya. Belum lagi ditambah dengan beberapa jenis bahan makanan nan tak dapat diberikan pada anak, selama melakukan perawatan buat penyakit bawaan nan dideritanya.