Penyuluhan Daire dan Faktor Penyebab

Penyuluhan Daire dan Faktor Penyebab

Hampir dua juta kasus penyakit diare terjadi setiap tahunnya. Diare kebanyakan terjadi di negara berkembang sebab pencerahan masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang. Menurut data Badan Kesehatan Global (WHO), diare menempati urutan ketiga penyebab kematian. Khususnya, pada balita. Setelah infeksi saluran pernapasan akut dan komplikasi saat melahirkan pada 1995 dan 2001 di Indonesia.

Untuk mengatisipasi hal itu, diperlukan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, terutama penyuluhan diare . Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dari satu rumah ke rumah nan lain atau di tempat-tempat generik nan strategis, seperti di Puskesmas, balai pertemuan, sekolah, pasar, dan loka lain.



Penyuluhan Diare dan Pendidikan

Mengapa perlu dilakukan penyuluhan diare ? Itu dikarenakan masih sedikitnya pengetahuan masyarakat terhadap sosialisasi dan penanganan diare. Meskipun saat ini kita memasuki era modern, tetap saja penyakit diare menjadi salah satu momok bagi masyarakat Indonesia.

Setiap kali masih saja kita mendengar ada nan menderita diare. Meskipun sudah berobat berkali-kali tetap saja diare mengintai. Dari situ dapat kita lihat bahwa diare masih menjadi penyakit kambuhan dalam masyarakat.

Diare ialah suatu penyakit nan ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita. Dikenal diare akut nan timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari dan diare kronis nan berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari nan disebabkan oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya.

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986 ternyata diare termasuk dalam 8 penyakit primer di Indonesia. Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai 400 kejadian tiap 1000 penduduk setiap tahun.

Sebagian besar 70%-80% penderita ialah anak balita dan 1%-2% dari penderita akan jatuh ke dalam kehilangan cairan tubuh dan bila tak ditolong akan meninggal. Tercatat 300.000-500.000 anak balita nan meninggal dampak diare. Sebenarnya cara nan efektif buat mengatasi diare ialah dengan menggunakan Oralit. Untuk lebih meningkatkan penggunaan Oralit perlu dilakukan penyuluhan diare kepada masyarakat.



Penyuluhan Daire dan Faktor Penyebab

Diare bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare bisa juga disebabkan oleh malabsorpsi makanan, keracunan makanan, alergi ataupun sebab defisiensi. Bahaya primer diare ialah kematian nan disebabkan sebab tubuh banyak kehilangan air dan garam nan terlarut nan disebut dehidrasi.

Kematian lebih mudah terjadi pada anak nan bergizi buruk, sebab gizi nan jelek menyebabkan penderita tak merasa lapar dan orang tuanya tak segera memberi makanan buat menggantikan cairan tubuh nan hilang.

Keadaan gizi nan jelek akan mempengaruhi lamanya diare dan komplikasinya. Anak dengan status kurang kalori protein akan mengalami gangguan ekuilibrium elektrolit dan diare mempercepat proses ini.

Pemberian air susu ibu terbukti meningkatkan daya tahan terhadap diare. Higiene dan sanitasi nan jelek mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum nan tercemar kuman penyebab diare maupun air sungai.

Faktor sosial budaya nan berupa pendidikan, pekerjaan dan kepercayaan masyarakat membentuk konduite positif maupun negatif terhadap berkembangnya diare. Konduite masyarakat nan negatif misalnya membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air nan tak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara nan tak tepat.

Kepadatan penduduk dan sosial ekonomi nan rendah serta lingkungan nan kurang mendukung sering menimbulkan endemi diare. Kehilangan cairan tubuh nan terjadi pada penderita diare sebab usus bekerja tak paripurna sehingga sebagian besar air dan zat-zat nan terlarut didalamnya dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan.

Dehidrasi lebih mudah terjadi pada bayi dan balita serta pada penderita demam. Derajat kehilangan cairan tubuh diukur menurut persentase terjadinya penurunan berat badan selama diare. Bila berat badan turun kurang dari 5% termasuk kehilangan cairan tubuh ringan, berat badan turun 5%-10% termasuk kehilangan cairan tubuh sedang dan bila berat badan turun lebih dari 10% termasuk kehilangan cairan tubuh berat.



Penyuluhan Diare dan Pengobatan

Karena bahaya diare terletak pada kehilangan cairan tubuh maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya kehilangan cairan tubuh dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Rehidrasi ialah upaya menggantikan cairan tubuh nan keluar bersama tinja dengan cairan nan memadai melalui berkaitan dengan mulut atau parenteral.

Cairan rehidrasi berkaitan dengan mulut nan dipakai oleh masyarakat ialah air kelapa, air tajin, air susu ibu, air teh encer, sup wortel, air perasan buah dan larutan gula garam (LGG). Pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi.

Sedangkan bila terjadi kehilangan cairan tubuh sedang atau berat sebaiknya diberi minuman Oralit.

Oralit nan menurut WHO mempunyai komposisi campuran Natrium Klorida, Kalium Klorida, Glukosa dan Natrium Bikarbonat atau Natrium Sitrat sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Cymatrolit, Eltolit, Ottolyte, Kritallyte dan Aqualite mengandung komposisi nan sama.

Tatalaksana penderita diare nan tepat dan efektif merupakan bagian krusial dalam pemberantasan penyakit diare khsususnya dalam upaya menurunkan angka kematian diare dan mengurangi komplikasi dampak diare.

Selain itu tatalaksana penderita nan sukses akan pula menjadi pintu masuk promosi kesehatan lain dan kegiatan kesehatan lingkungan lain dalam rangka menurunkan angka penderita diare. Dalam penyuluhan diare, prinsip tatalaksana diare sebagai berikut:

  1. Terapi diare tanpa kehilangan cairan tubuh di rumah. Dalam tatalaksana diare di rumah, jika anak tak diberi ASI maka susu formula tetap diberikan. Jika berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat berikan susu formula selang-seling dengan Oralit atau cairan rumah tangga.
  2. Terapi diare dengan kehilangan cairan tubuh ringan atau sedang. Dalam pemberian cairan Oralit pada 4 jam pertama, buat anak di bawah usia 6 bulan nan tak diberi ASI, tetapi berikan 100-200 ml susu selang-seling dengan Oralit atau cairan rumah tangga. Dalam mengobservasi anak dan membantu ibu memberikan cairan Oralit, bila mata sembab pemberian Oralit dihentikan.
  3. Terapi Intravena Ringer Laktat buat diare dengan kehilangan cairan tubuh berat. Terapi ini dilakukan bil diperlukan pada bayi setelah 1 jam pertama, diberikan 30 mg/kg dan bisa dilanjutkan buat 5 jam berikutnya 70 mg/kg berat badan. Untuk anak-anak dan dewasa diberikan Ringer Laktat secara intravena dengan takaran 100 mg/kg berat badan (Greene 1980).


Isi Penyuluhan Diare

Materi penyuluhan diare buat kesehatan diare berisi hal-hal berikut ini.

1. Sosialisasi Penyakit Diare

Diare atau mencret ialah pengeluaran feses lunak atau cair nan terjadi berulang-ulang dalam sehari (atau lebih dari tiga kali dalam sehari), dengan atau tanpa darah dan lendir pada feses.

2. Gejala Penyakit Diare

Gejala penyakit diare ialah bila seseorang buang air besar (BAB) dengan feses lunak atau cair lebih dari tiga kali sehari. Gejala tersebut berlangsung kurang dari 14 hari dan terjadi kurang dari empat kali per bulan.

Jika diare terjadi dibarengi kram, mual, muntah, dan dehidrasi, gejala ini sudah mengarah pada panyakit kolera. Jika fesesnya dibarengi lendir berdarah, ini ialah gejala penyakit disentri nan harus segera ditangani dokter.

3. Penyebab Terjangkit Penyakit Diare

Wabah diare disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit, nan ditularkan melalui makanan dan minuman atau air nan sudah terkontaminasi. Selain itu dapat juga dampak kontaminasi dari satu penderita ke orang sehat lain.

4. Pertolongan Pertama pada Penderita Diare

Hal nan membahyakan dari penyakit diare ialah dehidrasi, yaitu berkurangnya atau hilangnya cairan tubuh secara hiperbola nan mengakibatkan penderita lemas. Bahkan, sampai kehilangan nyawa. Jadi, pertolongan pertama nan harus diberikan ialah sebagai berikut.

  1. Memberikan cairan oralit (yang dapat diracik sendiri dari campuran air matang nan higienis, gula, dan garam dapur) sesering mungkin kepada penderita.
  2. Diet makanan dan minuman bergizi, termasuk meneruskan pemberian ASI kepada balita.
  3. Obat-obatan. Badan Kesehatan Global menganjurkan pemakaian dan tablet zink, berupa nutrisi tambahan nan sangat berguna bagi tubuh nan mengalami dehidrasi.

5. Pencegahan Penyakit Diare

Karena penyakit diare disebabkan oleh minimnya kebersihan lingkungan loka tinggal, pencegahannya ialah membersihkan lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya, memakan makanan atau minuman bergizi nan sudah dimasak sempurna, mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, terutama sebelum makan dan minum, dan melakukan vaksin rotavirus .

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Artinya, jauh lebih baik jika mulai sekarang membiasakan makan dan minum nan bergizi dan higienis. Sadar kebersihan, baik kebersihan loka tinggal maupun kebersihan diri, dengan rajin mencuci tangan setelah melakukan aktivitas. Terutama, ketika akan makan dan minum.