Konstipasi pada Bayi - Penyebab Konstipasi

Konstipasi pada Bayi - Penyebab Konstipasi

Konstipasi atau sembelit ialah mengeluarkan kotoran residu pencernaan melalui anus nan disertai kesulitan, rasa sakit, dan ketidaknyamanan. Kondisi ini dapat terjadi pada manusia dalam segala usia, termasuk bayi. Apabila bayi terkena konstipasi, kotorannya akan terlihat seperti bulatan-bulatan dan kering sehingga membuat bayi kesakitan.

Apabila bayi tak buang air besar selama beberapa hari, tak berarti ia mengalami sembelit, kecuali bila kotorannya keras. Tanda konstipasi lainnya ialah terdapat noda kotoran cair pada popok bayi nan lolos dari ususnya.



Konstipasi pada Bayi - Waspada Konstipasi

Semua orang tentu saja tahu apa itu konstipasi. Konstipasi ialah suatu kondisi ketika perncernaan kita mengalami rasa mulas sebab suatu penyebab. Biasanya konstipasi terjadi sebab kita salah makan, makan terlalu pedas misalnya. Konstipasi tak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi bayi pun juga tak dapat luput dari konstipasi. Konstipasi pada bayi ini cukup mengkhawatirkan juga mengingat kondisi bayi nan masih sangat rentan dengan penyakit. Daya tahan tubuh bayi tak sekuat orang dewasa, sehingga bila terjadi konstipasi perlu penanganan spesifik pada bayi.

Siapa nan tak ingin melihat bayinya tumbuh sehat tanpa risi dengan konstipasi? Namun pada kenyataannya kita tak dapat mengelak dari konstipasi ini. Meskipun konstipasi dapat diobati, tetap saja kemungkinan terjadinya tak dapat kita prediksi. Salah satu penyebab mengapa bayi mengalami konstipasi ialah sebab makanan atau minuman nan ia konsumsi, misalnya susu formula. Seringkali kita mendengar ada bayi nan mengalami konstipasi setelah meminum susu formula, padahal susu formula tersebut bak buat bayi. Namun ternyata tak semua susu formula cocok dengan pencernaan bayi.

Sebagai orang tua tentu saja kita harus waspada terhadap konstipasi pada bayi ini. Orang tua harus selalu siap dengan keadaan kemungkinan bayi mengalami konstipasi. Kenali terlebih dahulu apa nan menjadi penyebab konstipasi, serta pelajari bagaimana cara penanganannya. Dengan demikian kita tak perlu panik jika suatu saat bayi mengalami konstipasi.



Konstipasi pada Bayi - Penyebab Konstipasi

Jika bayi kita mengalami konstipasi tentu saja kita sangat bingung, sebab bayi belum dapat mengatakan rasa sakitnya selain dengan menangis. Konstipasi pada bayi juga seringkali terjadi, tak selalu memandang apakah bayi tersebut mengalami penyakit eksklusif atau tidak, sebab ada banyak faktor nan menjadi penyebab terjadinya konstipasi selain dari mengidap penyakit tertentu. Untuk meredakan konstipasi tak hanya dilakukan dengan minum obat saja. Lebih baik kita mengenal terlebih dahulu apa nan menjadi penyebab konstipasi ini.

Tidak semua ibu, terutama ibu muda nan baru memiliki anak pertama mengerti seluk-beluk konstipasi pada bayi. Padahal konstipasi ini sangat rentang terjadi pada bayi, bukan orang dewasa saja. Mengetahui seluk-beluk konstipasi harus dimulai dari informasi mengenai penyebab terjadinya konstipasi ini. Penyebab konstipasi ini perlu diketahui terutama bagi ibu-ibu muda, sebab dianggap belum berpengalaman mengatasi konstipasi. Dengan mengetahui apa nan menjadi penyebab konstipasi ini, diharapkan jika suatu saat bayi mengalami konstipsi dapat mengatasinya tanpa rasa panik.

Lalu apa saja penyebab atau nan menjadi karena terjadinya konstipasi pada bayi? Terdapat beberapa faktor nan dapat menyebabkan konstipasi pada bayi , di antaranya sebagai berikut:

1. Susu Formula

Bayi nan diberi Air Susu Ibu (ASI) secara tertentu biasanya sporadis terkena konstipasi. ASI mempunyai ekuilibrium lemak dan protein nan tepat sehingga kotoran nan dihasilkan berteksturlembut, sekalipun bayi belum buang air besar selama beberapa hari.

Jika bayi Anda mengonsumsi susu formula dan kesulitan buang air besar, dapat jadi disebabkan oleh susu formulanya. Tidak semua susu formula itu cocok buat semua bayi, terutama bila bayi nan mengalami alergi terhadap susu formula. Untuk mengatasinya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter anak buat mencari merek susu formula nan lebih cocok.

2. Sosialisasi Makanan Padat

Jangan kaget bila bayi Anda terkena konstipasi ringan saat baru diperkenalkan dengan makanan padat. Berikan makanan nan memiliki kandungan serat tinggi supaya pencernaan bayi lebih lancar. Sebaiknya makanan padat diberikan pada bayi setelah menginjak usia 10 bulan. Usia masih 6 bulan sudah dapat dikenalkan dengan makanan padat, namun tak dalam jumlah nan besar, itu jug masih harus disertai dengan ASI.

3. Dehidrasi

Apabila bayi Anda mengalami kekurangan cairan, ia akan kehilangan cairan tubuh dan sistem tubuhnya menanggapi kondisi tersebut dengan menyerap lebih banyak cairan dari makanan dan minuman nan dikonsumsinya, juga kotoran di dalam usus. Alhasil, kotorannya akan mengering dan menjadi keras. Pastikan bayi Anda mendapat asupan cairan nan cukup setiap harinya.

4. Penyakit atau Gangguan Kesehatan

Konstipasi pada bayi juga dapat disebabkan oleh kondisi tubuh nan terkena penyakit, misalnya hipotiroid, gangguan metabolisme, alergi makanan, atau botulisme (keracunan makanan oleh bakteri).

Ada pula penyakit langka nan disebut hirschsprung , yaitu penyakit nan menyebabkan usus bayi tak berfungsi normal. Hirschsprung dapat didiagnosis pada minggu pertama kelahiran. Bila bayi Anda menderita atau mengidap penyakit nan disebutkan, sebaiknya sering-sering lah konsultasi ke dokter buat mengantisipasi terjadinya konstipasi.



Konstipasi pada Bayi - Penanganan Konstipasi

Konstipasi pada bayi tak dapat dielakkan mengingat bayi sangat rentan dengan berbagai penyakit mengingat kondisi tubuhnya nan belum kuat. Dibutuhkan ketekunan orang tua bayi dalam hal ini ibunya buat menjaga kesehatan bayi. Ketahanan tubuh bayi tak hanya tergantung dengan pemberian ASI tertentu saja, tetapi juga didukung oleh asupan gizi lainnya, serta memperhatikan kemungkinan penyakit nan diidapnya.

Masih banyak nan salah menggunakan metode penanganan jika bayi mengalami konstipasi. Biasanya nan seringkali terjadi ialah jika bayi mengalami konstipasi tak dicari penyebabnya, langsung terpikir memberinya obat. Padahal dapat saja konstipasi terjadi dikarenakan susu formula nan dikonsumsi tak cocok buat bayi. Jika susu formula nan menjadi penyebab segera menghentikan dulu pemberian susu formulanya. Jadi, tak perlu langsung ke dokter buat memberikannya obat.

Bayi sangat sensitif, sehingga jika mengalami suatu penyakit harus hati-hati. Bila sudah mengalami sakit, kita seakan dibuat bingung bagaimana menanganinya, termasuk jika mengalami konstipasi. Lalu bagaimana jika bayi mengalami konstipasi? Bagaimana cara menanganinya? Ada beberapa cara mudah nan dapat dilakukan buat mengatasi konstipasi pada bayi. Dapat dilakukan oleh Anda sendiri di rumah atau dengan donasi praktisi kesehatan. Berikut beberapa cara penangan konstipasi nan dialami bayi:

1. Olahraga

Bayi nan mengalami konstipasi harus lebih banyak bergerak. Jika bayi Anda sudah dapat merangkak, ajak ia bermain sambil merangkak lebih lama. Apabila bayi Anda belum dapat merangkak, coba gerak-gerakkan kakinya dengan gaya memompa atau mengayuh sepeda. Dengan berolahraga ringan tubuh bayi tetap aktif, sebab banyak bergerak memberikan imbas nan baik pada saat mengalami konstipasi.

2. Pijat Perut

Beri pijatan pada perut bayi Anda menggunakan tiga jari. Caranya pijat bagian bawah pusarnya dengan lembut. Usap-usap sampai Anda merasakan bagian nan keras, lalu tekan perlahan dan hati-hati selama tiga menit. Pijat secara perlahan-lahan, jangan tergesa-gesa supaya cepat pulih. Bukannya konstipasi akan berkurang jika dipijat tergesa-gesa, bayi Anda pun akan merasakan sakit.

3. Ubah Makanan

Jika bayi Anda mengonsumsi susu formula, konsultasikan dengan dokter anak buat mengganti merek susunya. Alternatif nan dapat diambil ialah mencari susu formula berbahan dasar kedelai. Bayi nan sudah dapat makan sebaiknya diberi makanan tinggi serat. Perhatikan lagi susu formula nan akan diberikan, ingat susu formula nan mahal atau nan baik itu cocok buat pencernaan bayi kita.

4. Tambah Asupan Cairan

Asupan cairan nan cukup akan membuat kotoran bayi lebih lembut. Jadi, jangan sampai bayi Anda kekurangan cairan. Berikan bayi minum secara berkala, sebab akan meringankan konstipasi, dan akan memaksakan keluar, sehingga konstipasi cepat teratasi.

5. Konsultasi dengan Dokter

Apabila kondisi sembelit nan menimpa bayi Anda terlihat mengkhawatirkan, bawa ia ke dokter dan diskusikan penggunakan laksatif buat melunakkan feses. Tentunya, gunakan produk nan kondusif buat bayi, sinkron takaran nan dianjurkan dokter.

6. Tangani Luka pada Anus

Bayi nan terkena konstipasi biasanya mengalami lecet-lecet pada bagian anusnya. Obati luka tersebut dengan lotion lidah buaya nan lembut beberapa kali dalam sehari buat memberikan rasa dingin dan mempercepat penyembuhan.

Konstipasi nan dialami bayi bukanlah hal nan harus kita takuti secara berlebihan, sebab itu ialah hal nan lumrah mengingat penyebab konstipasi bukan saja sebab mengidap penyakit, tetapi juga dapat sebab faktor makanan nan dimakannya. Jika bayi Anda mengalami konstipasi segera lakukan penanganan, jangan dibiarkan sebab dapat mempengaruhi kinerja pencernaannya.

Ada pepatah nan mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Demikian halnya dengan konstipasi nan diidap bayi ini. Ibu harus lebih bijaksana dengan mempelajari terlebih dahulu penyebab dan penanganan konstipasi pada bayi. Sehingga, jika suatu saat bayi mengalami konstipasi atau sembelit kita dapat menanganinya dengan baik.