Penulisan Catatan Kaki - Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.

Penulisan Catatan Kaki - Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.

Tahukah Anda panduan penulisan catatan kaki ? Dalam sebuah karya ilmiah, penulis biasanya mempunyai daftar sumber informasi nan dapat menjadi acum para pembaca. Daftar ini disebut sebagai penulisan catatan kaki atau footnote dalam bahasa Inggris.

Karya ilmiah nan mencantumkan penulisan catatan kaki menunjukkan bahwa kualitas karya ilmiah tersebut lebih tinggi dan meningkatkan keindahan penulisan. Keberadaan penulisan catatan kaki juga bisa memudahkan para pembaca buat melihat sumber informasi nan dibutuhkan.

Penulisan catatan kaki memiliki dua bentuk, yaitu berupa surat keterangan dan berupa keterangan tambahan. Penulisan catatan kaki nan berupa surat keterangan merupakan pengakuan akan sumber informasi, verifikasi kutipan naskah, dan memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian.

Sementara itu, penulisan catatan kaki nan berupa keterangan tambahan dapat memberikan klarifikasi tambahan, memperjelas konsep, definisi dalam bentuk komentar, atau uraian tambahan sehingga menjadi uraian nan utuh.



Karya Ilmiah dan Penulisan Catatan Kaki

Sebelum membahas seputar metode penulisan catatan kaki, ada baiknya penulis bahas seputar karya ilmiah nan juga berhubungan dengan penulisan catatan kaki. Pembautan karya ilmiah selain dilengkapi dengan daftar pustaka, juga dilengkapi dengan penulisan catatan kaki. Secara umum, karya ilmiah bisa diartikan sebagai hasil hasil karya manusia berbentuk tulisan ilmiah.

Pembuatan karya ilmiah dimulai dengan hadirnya pendapat individu atau kelompok nan di dalamnya mengandung suatu permasalahan. Dari sinilah tercipta sebuah dugaan nan bersifat sementara (hipotesis) dan harus dibuktikan kebenarannya lewat teori nan ada. Setelah itu, diterapkan di lapangan dengan penelitian. Jika dianggap valid secara teoritis dan data memperlihatkan hubungan positif di lapangan, hipotesis tadi dianggap sahih sehingga akan diterima sebagai teori baru.

Perlu digarisbawahi bahwa karya ilmiah tak harus dibuat dengan konsep baru, namun bisa disajikan seperti bentuk berikut.

  1. Penyatuan atau penggabungan karya tulis lama.
  2. Pembuktian lebih dalam terkait penyempurnaan karya ilmiah sebelumnya.
  3. Perbaikan dan penambahan buat menyempurnakan karya ilmiah nan telah dibuat atau nan sudah ada.
  4. Dukungan terkait karya ilmiah nan sama dengan karya ilmiah nan disajikan.

Penyusunan karya ilmiah tak bisa dipisahkan dari peminjaman atau pengambilan pendapat orang lain nan dianggap valid dan sudah disajikan dam bentuk artikel, laporan penelitian, dan buku. Pengambilan pendapat orang lain dibenarkan jika sinkron dengan anggaran atau panduan penulisan nan ada dan berlaku. Bentuk dari pengambilan pendapat tersebut dapat berbentuk kutipan, ringkasan, ataupun parafrasa.

Kutipan bisa dirtikan sebagai pengambilan sebagian pendapat orang lain seutuhnya atau tanpa mengubah pendapat orang tersebut. Kompendium ialah mengambil pendapat orang lain dengan melakukan pengubahan terhadap pendapat tersebut. Terakhir, parafrasa artinya mengambil sebagian pendapat orang lain serta menulsikannya menjadi bentuk lain atau bentuknya menjadi lebih panjang. Kutipan, ringkasan, dan parafrasa, selalu menuliskan bukti diri sumber di bagian akhir tulisan atau disebut penulisan catatan kaki.

Penulisan catatan kaki atau catatan kaki ialah catatan pendek berupa keterangan tambahan atas bagian eksklusif dari tulisan dan letaknya ada di kaki halaman atau bagian bawah. Unsur penulisan catatan kaki yaitu nama pengarang, judul referensi, loka dan tahun terbit, dan nomor halaman nan dikutip. Sebuah surat keterangan di dalam karya ilmiah biasanya dikutip tak hanya sekali dan ada nan dikutip berulang-ulang sehingga dibuatlah anggaran spesifik agar memudahkan penulisan catatan kaki.

Seluruh penulisan catatan kaki nan ada di dalam karya ilmiah atau naskah harus dicantumkan juga di bagian daftar pustaka. Daftar pustaka merupokan susunan berjejer dari atas ke bawah memuat bukti diri buku maupun bacaan ilmiah lainnya nan digunakan sebagai surat keterangan dalam penulisan karya ilmiah.



Metode Penulisan Catatan Kaki

Bagaimana metode penulisan catatan kaki? Berikut ini ialah metode penulisan catatan kaki.

  1. Metode penulisan catatan kaki nan pertama, yaitu catatan kaki dipisahkan dari naskah halaman nan sama dengan jeda tiga spasi.
  2. Metode penulisan catatan kaki nan kedua, yaitu antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
  3. Metode penulisan catatan kaki nan ketiga, yaitu catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
  4. Metode penulisan catatan kaki nan keempat, yaitu catatan kaki diketik sejajar dengan margin .
  5. Metode penulisan catatan kaki nan kelima, yaitu nomor urut angka Arab dan tak diberi tanda apapun.
  6. Metode penulisan catatan kaki nan keenam, yaitu nomor urut ditulis lebih kecil dari hurup lainnya, misalnya font size 10.

Penulisan catatan kaki nan berupa acum atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini.

  1. Nama pengarang tak dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang nan tertulis pada buku dan diikuti koma.
  2. Jika nama nan ditulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
  3. Judul karangan dicetak miring, tak diikuti koma.
  4. Nomor halaman bisa disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).

Contoh:

1 William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan publik , terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32

2Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, M.Sc. (Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.



Penulisan Catatan Kaki - Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.

Untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam penulisan catatan kaki , lazim digunakan singkatan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit. penjelasannya ialah sebagai berikut.

  1. Ibid merupakan singkatan dari kata Latin ibidem, nan berarti 'pada loka nan sama' dengan di atasnya. Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki berikutnya merujuk pada karya atau artikel nan telah disebut dalam catatan nomor sebelumnya. Ibid ditulis di bawah catatan kaki nan mendahuluinya dan diketik atau ditulis dengan huruf modal pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. Apabila halamannya sama, hanya digunakan singkatan Ibid, tetapi bila surat keterangan berikutnya berasal dari halaman lain, urutan penulisannya ialah Ibid, halaman.
  2. Op.Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Opere Citato, nan berarti 'pada karya nan telah dikutip' . Singkatan ini digunakan bila menunjukkan buku sumber nan telah disebutkan dan diselingi sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf modal pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diikuti titik (.). Urutan penulisannya adalah nama family pengarang, Op.Cit ., halaman.
  3. Loc. Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Loco Citato, nan berarti 'pada loka nan telah dikutip' . Loc. Cit. biasanya digunakan buat menunjuk atau menyebut sumber nan sama berupa artikel majalah, ensiklopedi, jurnal nan telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi sumber lain. Jika halaman sumber sama, kata Loc. Cit. tak diikuti nomor halaman. Akan tetapi, jika halaman sumber berbeda, kata Loc. Cit. diikuti nomor halaman. Urutan penulisannya ialah nama family pengarang, Loc. Cit.

Contoh:

1Daniel Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001), h. 43-156.

2 Ibid , 210.

3Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, (Bandung: Alumni, 1976), 111.

4Goleman Op.Cit. 175

5Rahardjo, Loc.Cit.

Penulisan catatan kaki memiliki loka spesifik dalam karya tulis ilmiah. Keberadaan catatan kaki memberikan evaluasi nan lebih berkualitas bagi suatu karya tulis ilmiah.

Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis tersebut memiliki kejujuran intelektual, bukan plagiat dan mempertinggi estetika. Dengan demikian, penulisan catatan kaki merupakan bagian nan integral dalam karya tulis ilmiah sehingga setiap penulis perlu memperhatikan sistematika penulisan dalam menyusun penulisan catatan kaki.