Pidato nan Benar-Benar Kontributif

Pidato nan Benar-Benar Kontributif



Lebih Berbahaya dari Babi

Berikut ini ialah contoh pidato tentang narkoba nan disampaikan kepada masyarakat di sebuah pedesaan. Mengapa narkoba disampaikan hingga ke pelosok negeri, sebab keluguan orang-orang desa dapat dimanfaatkan oleh orang-orang nan hatinya telah beku dan tak peduli dengan kehidupan mereka di global dan di akhirat. Masyarakat desa ini kadang tak tahu kalau ladangnya telah digunakan buat menanam ganja. Ketidaktahuan sangat rentan dengan melakukan kesalahan nan sangat berbahaya.

“Bapak, ibu, adik-adik, dan saudara-saudara sekalian.
Di sekeliling kit amungkin saja ada nan pernah melihat tanaman ini (sambil memperlihatkan foto atau slide gambar ganja dan semua tanaman nan mengandung ganja atau opium). Semua tanaman ini mengandung bahan nan sangat berbahaya. Hukum memakan dan memanfaatkannya secara sembarangan haram. Tingkatnya mungkin lebih haram darpada makan babi. Apa-apapun nan berhubungan dengan mengkonsumsi bahan-bahan dari tumbuhan ini, ialah haram.

Bahayanya lebih parah dari bom atom. Kalau bom atom akan memusnahkan manusia dan lingkungan dalam sekejap. Namun, narkoba termasuk ganja dan ekstasi, pil koplo ini akan memusnahkan kehidupan secara perlahan dan korbannya akan bertambah banyak sebab pengaruh nan luar biasa dari lingkungannya. Otak nan mengkonsumsi narkoba ini akan wafat dan ia tak akan berdaya. Akan ada kejahatan lain nan dilakukan sebab terkait narkoba.


Itulah mengapa mengkonsumsinya lebih parah daripada makan babi dan efeknya lebih parah dibandingkan dengan imbas bom atom. Siapa nan dapat terkena narkoba? Semua oarng bisa, mulai dari bayi hingga orangtua renta. Masuknya narkoba ke dalam tubuh dapat melalui apapun termasuk sebab dijebak dan di’racun’ orang lain. Untuk itulah semua orang harus berupaya menghindarkan diri dari narkoba sekecil apapun pengaruhnya.

Bahkan ada orang-orang terpelajar seperti dokter, pilot, pendidik, nan terkena narkoba. Mereka niscaya tak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Selanjutnya mereka akan terkena berbagai masalah. Kalau ada apa-apa nan membuat hati gelisah, jangan pergi k etempat haram seperti ke loka nan banyak menjual dan menyuguhkan minuman keras. Pergilah ke loka nan niscaya akan memberikan ketentraman jiwa.

Kalau pergi ke loka nan memberikan makanan atau minuman nan haram, maka masuknya narkoba dalam kehidupan akan lebih mudah. Jaga anak-anak dan beritahukan bahayanya narkoba. Sekali mereka mencoba, sama dengan memasukan mereka ke barah neraka. Cobaan narkoba ini luar biasa. Orang akan merasa sangat bersemangat dan merasa mampu melakukan banyak hal dalam waktu nan singkat. Padahal ia sebenarnya merusak tubuhnya dan memperlemah jantung dan oragn tubuh nan lainnya.

Jangan sungkan-sungkan dan merasa lelah menyebarkan warta tentang bahaya narkoba. Kehidupan ini hanya sekali dan harus dimanfaatkan sebagai wahana mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya. Kalau disiakan, maka tak ada kehidupan global nan kedua kalinya. Mari perangi apapun nan berkaitan dengan narkoba.”

Itu ialah sedikit cuplikan dari pidato tentang narkoba. Jika kita memperhatikan contoh pidato bahaya nan bisa ditimbulkan narkoba nan ada di buku, setidaknya kita semakin konfiden bahwa narkoba itu sungguh musuh paling konkret dalam kehidupan. Dan, buat itu harus dijauhi dan dihindari oleh siapa saja. Terlalu besar risiko nan harus kita tanggung jika mengkonsumsi barang terlarang ini. Sementara kegunaan nan didapatkan sama sekali tak bisa menutup kondisi negatif tersebut.


Permasalahannya ialah jika ternyata semua pidato bahaya narkoba itu ternyata hanya menjadi macam kertas semata. Masyarakat kehilangan kepercayaan dengan segala pidato bahaya narkoba nan telah ada. Dan, mereka kehilangan acuan buat mengikuti sesuatu nan terbaik. Mereka telah kehilangan informasi nan sesungguhnya sangat diharapkan sebagai acuan utama. Rasa tak percaya ketika tak ada tindakan nan konkret nan dapat dilihat.

Masyarakat harus diajak agar berdikari dan tak mempertanyakan apa nan dapat dilakukan oleh orang lain. Mereka harus diajak buat selalu bertanya kepada diri sendiri apa nan dapat mereka lakukan agar pahala nan didapatkan buat diri mereka sendiri. Bukankah setiap kebaikan nan dilakukan akan kembali kepada diri sendiri. Dengan demikian, masyarakat akan bersikap baik apapun nan telah dilakukan orang lain. Mereka akan memerangi narkoba dengan cara nan baik tanpa melakukan anarkis.



Pidato nan Benar-Benar Kontributif

Pada dasarnya, sebuah pidato diarahkan agar para pendengar atau pembaca teks tersebut bisa memahami isi pidatonya. Dengan cara ini, maka upaya penanaman konsep gaya hayati sehat bisa dilakukan pada generasi muda atau masyarakat secara umum. Selama ini masyarakat memang telah melakukan banyak kesalahan dalam upaya menyadarkan betapa berbahayanya narkoba bagi kesehatan diri dan masyarakat pada umumnya.

Oleh sebab itulah, maka jika kita membuat pidato bahaya narkoba sebaik-baiknya dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak. Pidato narkoba ini sudah seharusnya mampu menggiring anak muda atau masyarakat pada umumnya buat bisa menerapkan gaya hayati sehat dengan tak mengkonsumsi narkoba. Hayati tanpa narkoba sangatlah latif dan sehat.

Bagaimanapun, narkoba sangat berbahaya bagi tubuh kita. Sekali kita terjebak dalam pelukannya, maka akan sulit buat kembali pada kondisi normal, apalagi jika kita sudah sampai pada tahapan ketagihan. Oleh sebab itu, jangan sampai kita terjebak dalam pelukan narkoba ini. Pidato nan kita untuk haruslah benar-benar kontributif buat pengkondisian anak muda atau masyarakat dalam menciptakan gaya hayati sehat tanpa narkoba.

Dalam pidato itui juga ditampilkan gambar barang atau bahan-bahan nan mengandung narkoba. Tidak lupa juga buat menunjukkan gambar orang-orang nan terjerat narkoba dengan paras nan layu dan kehidupan nan tak karuan. Hal paling krusial dalam sebuah pidato mengenai bahaya narkoba ialah hal-hal mudah nan sine qua non di dalam pidato sehingga masyarakat mudah memahaminya. Hanya dengan cara seperti itulah, maka tujuan penulisan pidato bahaya narkoba bisa kita capai secara maksimal.



Teknis

Sementara, secara teknis jika kita menulis pidato bahaya narkoba, maka kita harus memperhatikan hal hal berikut, yaitu:

* Tidak bertele tele
Jika kita membuat naskah pidato bahaya narkoba atau naskah pidato nan lainnya, maka bahasa nan kita pergunakan jangan bertele tele. Kita harus menyusun kalimat nan tepat dan padat serta langsung pada pokok permasalahannya.

Isi pidato nan bertele tele hanya membuat orang nan mendengarkan merasa jenuh dan bosan. Dan, jika kebosanan ini sudah tumbuh di hati masyarakat, maka tak lagi masyarakat tak akan memperdulikan segala hal nan dibicarakan.

* Memuat contoh konkrit dampak narkoba bagi tubuh
Pada sisi lainnya, isi pidato narkoba seharusnya memuat berbagai contoh nan konkrit. Jika memang isi pidato merujuk pada sebuah kejadian krusial dalam pemakaian narkoba, maka nan jelas pada pembahasan kita ialah sisi negatifnya. Dan, memang mayoritas akibat nan dialami oleh pemakai narkoba ialah akibat negatifnya.

Dengan memberikan contoh-contoh konkrit kejadian dampak pemakaian narkoba nan salah, maka kita harus memberikan contoh konkrit buat kejadian nan sering terjadi.

* Jangan terlalu tegang
Masalah pidato bahaya narkoba termasuk dalam kelompok pidato dengan masalah nan membutuhkan taraf keseriusan tinggi. Kita tak bisa melakukan proses pidato dengan seenaknya. Tetapi, hal tersebut bukan berarti kita harus dalam kondisi tegang saja melaksanakan kegiatan pidato. Sebab sebenarnya, sebaik-baiknya pidato ialah nan bisa membawa pendengarnya terlibat secara emosional dalam isi pidatonya.

Keterlibatan pendengar dalam sebuah pidato memberikan citra betapa pendengar memahami isi dari pidato tersebut. Oleh sebab itulah, maka kita harus melibatkan pendengar atau peserta secara maksimal agar isi pidato kita sahih benar efektif.

Begitulah seharusnya kita lakukan pada saat menyusun contoh sebuah pidato bahaya narkoba dan saat kita menyampaikannya ke masyarakat. Dengan cara seperti ini, maka setidaknya masyarakat dengan mudah memahami isi sebenarnya dari pidato nan kita lakukan. Sudahkah pidato bahaya narkoba kita mampu seperti itu?