Kata-Kata Puisi - Menggugah Sekaligus Mendidik

Kata-Kata Puisi - Menggugah Sekaligus Mendidik

Pernahkah anda benar-benar memahami kata-kata puisi? Puisi ialah satu hasil karya seni ini sepertinya tak pernah lepas dari kehidupan kita. Secara sadar ataupun tak sadar, sepertinya tak ada manusia nan tak atau belum pernah membuat atau menyusun, atau membaca puisi. Benarkah? Sepertinya aku tak pernah.

Saya sendiri tak dapat mengerti atau memahami sebuah puisi, bagaimana mungkin aku dapat membuat sebuah puisi? Mengenali suatu puisi saja aku tak bisa, bagaimana mungkin aku membacanya? Kalau begitu simak apa pengertian puisi itu sendiri.

Puisi ialah suatu ragam sastra nan bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Dapat pula suatu gubahan dalam bahsa nan bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam pencerahan orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan spesifik lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Dari pengertian puisi nan diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2005) ini, kita sepertinya dapat mengaitkannya dalam bentuk lain, seperti sajak, atau lagu. Lagu secara sederhana bahkan dapat digolongkan ke dalam puisi. Bahkan mungkin rangkaian kata-kata nan kita ciptakan secara tak sengaja memiliki irama, dapat dikatakan sebagai puisi.

Seperti contohnya, “Tidak ada wanita, tak ada tangis.” Mungkin juga kata-kata gombal nan seringkali kita dengar akhir-akhir ini, nan ditujukan mempertajam pencerahan seseorang akan perasaan cintanya, seperti “Kamu niscaya lelah, sebab kamu semalaman berlarian di hatiku.”

Beberapa kata-kata seperti demikian itu dalam konteks pengertian ini bisa digolongkan ke dalam kata-kata puisi atau kata-kata puitis. Jadi, sekarang konfiden bahwa intensif ataupun tidak, sadar maupun tidak, kita niscaya pernah membuat, membaca, atau paling tak pernah menemui kata-kata puisi.



Kata-Kata Puisi dan Jenisnya

Kata-kata puisi bisa digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain :

  1. Puisi Bebas

Puisi bebas ialah puisi nan tak terikat oleh rima dan matra, dan tidka terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, atau oleh jumlah suku kata dalam setiap larik. Puisi modern atau puisi kebanyakan pada era sekarang termasuk ke dalam jenis kata-kata puisi ini, puisi bebas.

Jadi, kata-katanya sangat bebas secara bentuk, tak harus memiliki ciri-ciri atau terikat pada anggaran puisi nan standar seperti halnya puisi lama. Seperti telah disebutkan sebelumnya di atas, lirik lagu bisa digolongkan jenis puisi ini.

Lirik lagu bisa disamakan dengan kata-kata puisi mungkin dari faktor nan lain, seperti tujuan pembuatannya, atau sebab sifatnya nan memiliki makna. Contoh lain jenis puisi ini mungkin bisa terlihat dari kata-kata mutiara, motto, tagline , prinsip hidup, atau kata-kata motivatisi.

  1. Puisi Berpola

Puisi berpola ialah puisi biasa, lebih sering mencakupi jenis sajak, hanya saja lariknya disusun sedemikian rupa hingga berbentuk gemetris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, bentuk hati, ataupun bentuk lain. Bentuk-bentuk ini kadangkala memang menggambarkan isi atau makna puisi tersebut, kadang kala hanya sengaja dibentuk saja.

Di era teknologi canggih dan dimana kesenian berkembang cukup pesat seperti sekarang, puisi seperti ini sepertinya lebih banyak lagi kita temui, jika kita cukup cermat. Seperti karya seni berupa graffiti, kolase, vinyet kata, frame kata, sketsa kata, atau bahkan gambar iklan. Baik nan dibuat secara digital dengan menggunakan teknologi komputer, maupun dibuat secara manual dengan menggunakan tangan.

  1. Puisi Dramatik

Puisi Dramatik merupakan puisi nan memiliki persyaratan dramatik nan menekankan tikaian emosional atau situasi dilematis atau situasi tegang lainnya. Sepertinya drama itu sendiri, seni pertunjukan teater, bahkan film itu sendiri -tayang langsung ( live ) ataupun melalui media televisi atau CD/VCD/DVD-. Kata-kata gombal nan telah sempat dicontohkan di atas, bisa pula dikategorikan ke dalam kata-kata puisi dramatik ini.

  1. Puisi Lama

Jenis puisi ini telah disebutkan di atas, yaitu kebalikan dari puisi modern atau puisi bebas. Puisi nan belum dipengaruhi oleh puisi barat, masih tradisional, masih secara kuat menganut unsur-unsur lokal atau adat-istiadat setempat. Contohnya ialah pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.

Dalam acara-acara pertelevisian, jenis puisi ini -terutama pantun- justru cukup sering digunakan kembali. Terkadang dalam acara-acara atau upacara adat suku-suku tertentu, seperti dalam upacara pernikahannya, masih suka digunakan.

  1. Puisi Mbeling

Puisi mbeling ialah sajak ringan nan tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main. Acara-acara lawak atau humor-humor modern terkadang masih suka menggunakan kata-kata puisi, dan bisa digolongkan ke dalam jenis puisi ini.



Kata-Kata Puisi - Menggugah Sekaligus Mendidik

Begitu eratnya puisi hubungannya dengan hayati kita, hingga kita sendiri kadang tak sadar kita telah menggunakannya ataupun sekedar mengenalinya. Tetapi nan jelas sepertinya hayati menjadi datar tanpa puisi. Ini sebab memang manusia diberi kenikmatan oleh Allah buat dapat menikmati nan namanya keindahan.

Kata-kata puisi merupakan wujud estetika bahasa. Kata-kata dalam puisi ini nan menggugah hati kita sehingga dapat melihat estetika global secara lebih kasat mata. Selain menggugah, ternyata kata-kata puisi bisa pula mendidik. Bagaimana bisa?

Para psikolog dan dokter telah sering mengemukakan, bahwa dalam diri kita ada bagian tubuh nan memang berfungsi buat mengolah bahasa, yaitu otak kiri. Semenjak bahasa merupakan satu faktor nan tak bisa dilepaskan dari hayati manusia, semenjak itulah otak kiri tidak pernah berhenti bekerja.

Berbagai macam latar belakang manusia dan hubungan satu dengan nan lainnya terkadang menambah berat tugas otak kiri ini. Oleh sebab itu, otak kiri terkadang perlu direlaksasi atau dilatih. Salah satunya dengan menggunakan puisi.

Puisi nan mana isinya atau kata-katanya memiliki rima dan makna tersendiri, tentunya memerlukan persiapan spesifik baik dalam pembacaan maupun dalam pembuatannya. Ketika dalam proses pembuatannya, kosa katanya harus dipilih dan dipilah, sehingga ketika dirangkai satu sama lain bisa menimbulkan harmonisasi dan estetika tertentu.

Proses nan kesemuanya dilakukan oleh otak kiri ini tentu saja kemudian bisa dijadikan latihan buat si otak kiri ini. Ketika di dalam pembacaannya, atau ketika kita berpuisi, buat mencerna maksud atau makna dari rangkaian kata-kata puisi nan telah ada juga membutuhkan peran otak kiri.

Dengan demikian, secara otomatis otak kiri pun terlatih. Selain melatih kinerja atau fungsi otak kiri, kata-kata puisi juga bisa mendidik kita. Baik dalam proses pembuatannya maupun pembacaannya. Ketika pembuatan atau pengerjaan puisi, seperti telah dijelaskan di atas, diperlukan suatu pemilihan dan pemilahan suatu diksi atau pilihan kata.

Hal ini bisa menjadi latihan pendidikan kita, yaitu ketika kita mau berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Suatu upaya koleksi dan koreksi kata-kata dan pemikiran perlu dilakukan. Dengan begitu, kita dapat berbicara atua berbahasa atau berkomunikasi dengan baik, efektif, dan efisien.

Kita bisa dengan mudah menyesuaikan antara bahasa dengan orang nan diajak bicara atau dengan loka dan waktu di mana dan kapan kita berada. Inilah kegunaan kata-kata dalam puisi dari segi pendidikan. Contoh lagi, ketika seorang cowok hendak merayu pacarnya, ia akan mengatur bahasanya, bagaimana dia bicara, dan mungkin mempertimbangkan buat memakai kata-kata puisi.

Kemudian ketika dalam proses pembacaan pun, melalui puisi kita dididik. Ketika kita mencerna bahasa puisi, otak kita diajak berpikir, mengkodekan dan menginterpretasi kata-kata dalam puisi itu tadi menjadi suatu bahasa nan kita kenali atau biasa gunakan sehari-hari.

Saat inilah kita secara tak langsung kata-kata dalam puisi mendidik kita buat berusaha memahami orang lain atau pun pemikirannya, pandangannya, lewat bahasa nan digunakannnya.
Ternyata puisi memang mempunyai kegunaan selain sekedar menggugah hati.

Mungkin setelah ini kita dapat mencari puisi dan mulai berusaha memahaminya. Puisi dapat melatih kita menjadi lebih kreatif. Terutama ketika menyangkut soal bahasa. Mungkin juga ada nan langsung ingin membuat puisi. Buat saja! Kata-kata puisi memang menggugah dan dapat juga mendidik.