Peradaban Emas Yang Melahirkan Banyak Tokoh ilmuwan Islam

Peradaban Emas Yang Melahirkan Banyak Tokoh ilmuwan Islam

Berapakah tokoh ilmuwan Islam nan anda kenal ? Mungkin anda hanya mengenal satu dua dari mereka. Namun sebaliknya Anda tentu pernah mendengar nama-nama tenar, seperti Demokritus, John Dalton, J.J. Thomson, E. Rutherford, Archimedes, Blaise Pascal, de Broglie, Max Planck, Heinrich Hertz, Thomas Alva Edison, dan Albert Einstein.

Ya, nama-nama tersebut merupakan sebagian kecil nama-nama ilmuwan nan terkenal dengan berbagai teori, postulat, hukum, dan penemuan-penemuannya. Sehingga tak heran jika nama-nama tersebut menghiasi halaman buku-buku sumber ilmu pengetahuan. Mereka semua ialah ilmuwan hebat nan sebagian besar berasal dari global barat (Eropa) dan Amerika.

Kali ini kita akan membahas salah satu tokoh ilmuwan Islam nan dikenal dengan karya fenomenalnya, dia ialah Al-Khwarizmi.



Al-Khwarizmi Seorang Tokoh ilmuwan Islam

Al-Khwarizmi ialah salah satu tokoh ilmuwan Islam nan diakui dunia. Ia merupakan salah satu pakar matematika nan berperan dalam menemukan konsep-konsep dasar aljabar dan aritmetika. Ironis memang, jika global Islam nan besar seolah tak menampilkan sosok ilmuwan nan berkontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun hal ini salah besar sebab sebenarnya Islam mempunyai ilmuwan-ilmuwan besar nan diakui dunia. Hanya saja, peran mereka seolah tenggelam sebab luput dari pemberitaan. Salah satu ilmuwan Islam nan namanya cukup berkibar ialah Al-Khwarizmi. Siapakah dia?

Al-Khwarizmi ialah tokoh ilmuwan Islam Arab nan lahir di kota Khwarism (sekarang bernama Khiva di Uzbekistan) sekitar tahun 780-an. Ia mempunyai nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi atau nan juga dikenal dengan nama Muhammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, atau Mohammad Bin Musa Al-Khawarizmi.

Al-Khwarizmi dikenal sebagai ilmuwan besar dalam bidang matematika dan dikenal juga sebagai seorang penulis nan namanya berkibar dalam kurun waktu tahun 813 sampai 833.

Al-Khwarizmi mulai menampilkan karya-karyanya nan umumnya ditulis dalam bahasa Arab setelah ia mengikuti keluarganya pindah ke daerah di sekitar Baghdad Irak, di mana ia kemudian bekerja sebagai pegawai perpustakaan di kerajaan nan dipimpin oleh khalifah Al-Ma'mun dan sebagai seorang pakar astronomi di observatorium Baghdad.



Karya Al-Khwarizmi Sebagai Tokoh ilmuwan Islam

Sumbangan besar tokoh ilmuwan Islam ini dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain ialah sebagai berikut.

  1. Ia mengembangkan konsep-konsep algoritma dalam matematika. Hal ini membuat beberapa orang menganggapnya sebagai "bapak komputer sains".
  2. Ia mengembangkan pendekatan logika buat menyelesaikan persamaan linier dan persamaan kuadrat nan kemudian menjadi dasar ilmu aljabar. Kata aljabar sendiri diambil dari bukunya nan berjudul Hisab Al-Jabar Wa Al-Muqabala.
  3. Ia memperkenalkan simbol buat sapta nol nan awalnya berasal dari India.
  4. Ia berperan memperkenalkan cara-cara melakukan perhitungan nan menggunakan sapta Arab dan notasi desimal.
  5. Ia memperbaiki penelitian Ptolemi dalam bidang geografi berdasarkan penemuannya buat membuat peta.
  6. Ia menulis tentang alat-alat mekanik, seperti jam matahari, arloji, dan astrolabe (alat buat mengamati posisi matahari dan benda-benda langit).
  7. Ia juga berkontribusi dalam pengembangan konsep fungsi trigonometri dan penggambaran irisan kerucut.

Sumbangan pemikiran Al-Khwarizmi tersebut diakui oleh dunia. Hal ini terbukti dengan digunakannya karya-karya tokoh ilmuwan Islam ini nan telah diterjemahkan dalam bahasa Latin sebagai surat keterangan bagi beberapa universitas terkemuka di Eropa, paling tak hingga abad ke-16. Inilah bukti konkret bahwa umat Islam juga bisa berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan.




Peradaban Emas Yang Melahirkan Banyak Tokoh ilmuwan Islam

Generasi terbaik akan lahir dari sebuah peradaban nan besar dan tinggi. Sebuah peradaban tentu akan lahir dari bangkitnya pemikiran sebuah bangsa atau negeri. Sejarah renaisance dari eropa telah melahirkan banyak ilmuan terkenal seperti Johann Gutenberg, Nicolaus Copernicus,Andreas Vesalius, Donatello, Hans Memling, Leonardo da Vinci, Galileo Galilei, Johannes Kepler dan lainnya.

Tidak berbeda dengan eropa bahwa sejarah Islam dengan kekhilafahannya telah menghasilkan lebih banyak lagi ilmuan terkenal nan sampai sekarang ilmunya dipakai, beberapa di antara mereka yaitu Salman Al Farisi, Miqdad bin Amru, Al Nadim, Ma'mun Ar Rasyid, Nizam Al Mulk, Al Ghazali, , Fakhruddin Razi, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufail, Ibnu Al Muqaffa, Ikhwan Ash Shafa, Al Khawarizmi, Al Khindi, Al Farabi, Ibnu Rusydi dan lainnya

Akan muncul pertanyaan pada diri kita sebagai seorang muslim bagaimana dapat Islam melahirkan generasi emas seperti itu sedangkan sekarang Islam tak memiliki kejayaan. Jawaban dari pertanyaan itu ialah hilangnya sebuah institusi khilafah dari kehidupan umat Islam. Khilafah dipimpin oleh khalifah nan merupakan wakil dari umat dan diangkat melalui baiat buat melaksanakan syariat Allah Swt berdasarkan hukum al Qur'an dan as Sunnah.

Khalifah wajib memberikan pendidikan nan murah bahkan tak berbayar nan berkualitas tinggi kepada umat Islam nan dipimpinnya. Hal itu sebab pengetahuan ilmu Islam merupakan hal nan fundamental bagi umat Islam buat beramal shalih. Selain itu Islam juga mendorong seorang mukmin buat mencari ilmu, dalilnya yaitu :

"Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang nan paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang nan telah sia-sia amalannya dalam kehidupan global ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya." (Al-Kahfi: 103-104)

"Allah akan meninggikan orang-orang nan beriman di antaramu dan orang-orang nan diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat " (Q.s. al-Mujadalah : 11)

"Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat" (HR. Ibnu Abdil Bari)

"Menuntut ilmu itu ialah kewajiban bagi setiap orang Islam" (HR. Ibn Majah)

"Barangsiapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka akan dimudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

Selain khalifah wajib menyiapkan wahana dan prasana nan berkualitas, dia pun wajib menyiapkan hal-hal nan mewujudkan terciptanya generasi beriman dan cerdas. Berikut ini ialah sedikit beberapa cara nan dapat ditempuh khalifah buat menghasilkan ilmuan besar seperti Al-Khwarizmi, yaitu :

1. Menerapkan sistem pendidikan Islam.

Sistem pendidikan Islam memilki kemampuan nan besar dalam melahirkan generasi cerdas daripada sistem pendidikan sekuler nan telah terbukti gagal total. Sistem pendidikan Islam harus mengacu pada al Qur'an dan as Sunnah dalam merancang kurikulum, bahan ajar, cara pembelajaran dan lainnya.

Pendidikan Islam menghasilkan generasi nan berilmu keislaman nan tinggi dan memiliki kemampuan tinggi dalam bidang sains dan teknologi. Dominasi ilmu Islam harus dimiliki setiap pelajar sebab dengan itulah akan terwujud kepribadian Islam pada dirinya. Dia akan beramal shalih berdasarkan ilmu Islam nan dipelajari di sekolah, sehingga tak heran bila banyak tokoh ilmuwan Islam nan memiliki karya mengenai ilmu Islam sekaligus ilmu sains teknologi.

Dalam pembelajarannya sistem pendidikan Islam mengacu pada dominasi dan keahlihan pelajar, hal ini tentu berbeda dengan sistem pendidikan sekuler nan hanya berpatok pada nilai mengerjakan ujian nasional.

2. Menerapkan hukum allah secara keseluruhan.

Khilafah dipimpin khalifah nan diberi amanah buat menerapkan hukum al Qur'an dan as Sunnah secara holistik dalam segala bidang, seperti politik, ekonomi, jual beli, peradilan, dan lainnya. Sehingga negara nan dipimpin oleh khalifah memiliki sebuah kehidupan nan unik dibandingkan kehidupan sistem demokrasi. Kehidupan tersebut memiliki pemikiran, perasaan dan peraturan nan bersandar pada akidah dan syariah Islam.

Ketaqwaan individu dan masyarakat akan terlihat secara konkret dalam sistem khilafah. Suasana seperti ini akan mendorong anak-anak buat serius dalam menggali ilmu Islam di sekolah. Mereka akan bersemangat belajar tak seperti sekarang bersekolah ibarat sebuah tuntutan buat ekonomi nan lebih baik atau sekedar mencari kekuasan dan jabatan. Tentu anda akan kenal dengan Al Ghazali, seorang tokoh ilmuwan Islam nan terkenal dengan karyanya nan membahas ketaqwaan.

Sistem ekonomi Islam nan diterapkan akan memberikan pemasukan negara nan sangat banyak, bahkan contohnya pada kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, kas baitul harta benda sampai berlebih. Dengan APBN nan kuat maka memberikan pendidikan perdeo dengan kualitas terbaik bisa dilakukan. Baik pengajar maupun pelajar akan mendapatkan bonus nan besar dari khalifah. Hal ini akan membuat mereka menjadi pengajar dan pelajar nan hanya fokus pada proses belajar dan mengajar.

Itulah 2 cara dari sekian banyak cara nan dapat dilakukan oleh khalifah dalam mewujudkan generasi beriman, berilmu Islam dan pakar dalam sains teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan sekuler saat juga dapat melahirkan pelajar nan shaleh dan pakar sains teknologi, namun bila lihat mereka tak sebanyak seperti generasi masa khilafah, bahkan bila dibandingkan keilmuan mereka dengan tokoh ilmuwan Islam seperti Al-Khwarizmi, Al Khindi, Al Farabo, Al Ghazali dan lainnya maka akan sangat jauh perbedaannya.

Inilah artikel singkat mengenai biografi Al-Khwarizmi seorang tokoh ilmuwan Islam dan peradaban Islam di masa dia hidup, semoga ini bisa memberikan inspirasi bagi Anda buat selalu mengembangkan diri, sehingga pada saatnya nanti pemikiran Anda bisa bermanfaat dan selalu digunakan orang.