Ciri-Ciri Penyakit AIDS atau HIV pada Anak

Ciri-Ciri Penyakit AIDS atau HIV pada Anak

Ciri-ciri penyakit AIDS memang diperlukan agar masyarakat lebih waspada terhadap penyakit ini. Jika ciri-ciri penyakit AIDS dapat diketahui lebih dini, kemungkinan buat melakukan pertolongan kepada penderita juga dapat segera dilakukan.

AIDS benar-benar monster, bukan saja bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Bayangkan, dalam sebuah koran ibu kota disebutkan bahwa jumlah anak-anak penderita virus ini meningkat 700% dalam empat tahun terakhir. Celakanya, ciri-ciri penyakit AIDS pada anak cenderung lebih sulit dikenali sehingga penanganannya sering terlambat.

Angka nan dirilis oleh koran ibu kota itu tentu mencengangkan. Lebih-lebih, selama ini kita salah memahami bahwa HIV/AIDS lebih banyak menyebar di kelompok dewasa nan aktif secara seksual. Padahal, diam-diam monster itu menelan anak-anak dan membunuhnya lebih cepat. Hal ini sedikit banyak disebabkan sebab sedikitnya informasi mengenai ciri-ciri penyakit AIDS pada anak-anak.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) seperti kita ketahui ialah virus nan menyerang sistem kekebalan tubuh, ditularkan lewat cairan tubuh manusia seperti darah, cairan seksual, ASI, dan sebagian kecil virus terdapat pada air liur. Pengidap HIV pelan-pelan akan digerogoti penyakit ganas sebab tubuhnya tak lagi memiliki sistem imun, dan pada kondisi semacam ini, pengidap HIV disebut menderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Ciri-ciri penyakit AIDS nan sudah diketahui lebih dini memungkinkan buat pengobatan nan juga dapat dilakukan lebih awal.

Mengetahui ciri-ciri AIDS lebih dini memberikan imbas nan sangat luar biasa. Meskipun hal tersebut bukan berarti dapat langsung membuat seorang penderita AIDS sembuh seketika. Imbas dari mengetahui ciri-ciri AIDS ialah Anda dapat cepat langsung memberikan pertolongan kepada penderita AIDS. Paling tidak, upaya buat penyembuhan penyakit AIDS tersebut dapat dilakukan dengan lebih dini.

Menurut para pakar kesehatan, penyakit nan menyerang sistem kekebalan manusia ini belum ditemukan penyembuhnya. Sebuah vonis nan akan sangat membuat mental para penderita anjlok seketika. Pernyataan ini tentu saja atas penelitian-penelitian nan telah dilakukan beberapa tahun. Tapi ada satu hal nan harus sama-sama diyakini ialah bahwa Tuhan tak akan memberikan cobaan jika hambanya tak kuat menahan cobaan tersebut. Terus berpikiran positif terhadap Sang Penguasa niscaya akan membantu menguatkan mental para penderita AIDS.

Sebagai sebuah sirine awal, ciri-ciri AIDS akan membantu Anda buat mendeteksi apakah penyakit itu ada dalam tubuh kita atau tidak. Ataukah penyakit itu ada di dalam tubuh orang-orang terdekat kita atau tidak. Mewaspadai sesuatu akan lebih bijak dibandingkan dengan menyesalinya.



Ciri-ciri Penyakit AIDS - HIV/AIDS pada Anak Indonesia

Jumlah penderita HIV/AIDS usia anak di Indonesia diperkirakan mencapai angka 293.000 pada akhir 2009, dan jumlah tersebut semakin meningkat. Umumnya, anak-anak tersebut terpapar virus melalui ibu nan positif mengidap HIV. Jika demikian, ciri-ciri penyakit AIDS pada anak sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak awal.

Penularan dapat terjadi semasa kehamilan, saat proses persalinan, maupun saat menyusui. Berdasarkan data medis, penularan tertinggi terjadi pada proses persalinan (18%), disusul dengan masa kehamilan (6%), dan menyusui (4%). Penularan saat proses persalinan terjadi melalui darah, cairan servikovaginal, trakeobronkial, dan cairan ketuban. Ciri-ciri penyakit AIDS nan diderita ibu dapat menurun langsung pada anak nan dikandungnya.

Selama ini, tindakan medis nan dilakukan buat menurunkan risiko bayi terpapar HIV dengan cara pemberian antiretroviral (ARV) selama masa kehamilan, tindakan operasi saesaria saat persalinan, dan pemberian susu kaleng sebagai pengganti ASI. Cara-cara seperti itu syahdan akan menghindarikan bayi dari penyakit AIDS. Ciri-ciri penyakit AIDS pun kemungkinan besar tak akan terlihat pada bayi.

Risiko kematian pada anak nan menderita HIV jauh lebih besar dibandingkan orang dewasa. Sebab, orang dewasa memiliki antibodi nan lebih aktif dan secara alami memperlambat perkembangan virus, sementara anak-anak belum memilikinya. Namun, ciri-ciri penyakit AIDS pada anak cenderung susah dikenali dibandingkan dengan ciri-ciri penyakit AIDS pada orang dewasa.

Cara terbaik buat mengetahui seseorang mengidap HIV atau tak ialah dengan memeriksakan darah, melalui inspeksi baku seperti enzyme-linked immunoabsorbent assay dan analisis antibodi immunoglobulin buat mengetahui taraf imunitas darah. Sayangnya, hasil tersebut tak dapat digunakan buat mendiagnosis bayi di bawah usia 18 bulan, sebab pada usia tersebut masih terdapat immunoglobulin anti-HIV ibu. Sehingga ciri-ciri penyakit AIDS pada bayi benar-benar sulit dideteksi.

Untuk mendiagnosis bayi terpapar virus atau tidak, diperlukan proses nan sangat lama dan sulit. Akurasinya pun tak sebaik penaksiran buat orang dewasa. Inspeksi HIV pada bayi biasanya dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) nan dilakukan sejak lahir sampai usia dua bulan. Mengetahui atau mengenali ciri-ciri penyakit AIDS pada anak menjadi sulit.



Ciri-Ciri Penyakit AIDS atau HIV pada Anak

Cukup banyak variasi dalam manifestasi klinis infeksi HIV pada anak, mulai dari asimtomatis sampai penyakit berat nan dinamakan AIDS. Umumnya, ciri-ciri penyakit AIDS pada anak didampingi beberapa gejala klinis. Gejala klinis nan tampak ialah dampak infeksi mikroorganisme di lingkungan anak dan gejalanya tak spesifik, seperti gagal tumbuh, berat badan menurun, anemia, panas berulang, pembengkakan kelenjar limfa dan hati.

Gejala nan lebih khusus biasanya berupa infeksi kuman, parasit, jamur, atau protozoa nan biasanya tak menyerang anak normal. Penyakit tersebut misalnya kandidiasis mulut nan bisa menyebar ke kerongkongan. Ciri-ciri penyakit AIDS seperti ini rasanya cukup menggangu anak.

Kandidiasis ialah infeksi oleh jamur kandida nan secara alami berada pada tubuh manusia dan umumnya tak berbahaya pada anak normal. Gejalanya berupa gumpalan putih kecil seperti busa, atau berupa bintik merah menyerupai sariawan. Penyakit ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan. Ciri-ciri penyakit AIDS pada anak ini akan mampu menurunkan berat badan anak secara drastis.

Ciri-ciri penyakit AIDS akan terlihat samar terlebih jika diiringi dengan penyakit nan lain, misalnya radang paru-paru. Lebih-lebih kalau anak terserang bakteri TBC, penyakitnya akan sangat berat dan menimbulkan akibat nan luas pada paru-paru dan otak.

Yang lebih tragis apabila muncul gejala ensefalopati atau kerusakan otak kronik nan menghambat perkembangan keterampilan motorik, menurunkan daya intelektual, bahkan retardasi mental.

Namun, ciri-ciri penyakit AIDS nan tampak generik pada anak-anak biasanya berupa diare berkepanjangan, demam dalam waktu lama, badan semakin kurus dan berat badan menyusut, dan sebagainya. Secara umum, ciri-ciri penyakit AIDS tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua: gejala minor dan mayor.
Gejala mayor:

  1. Pertumbuhannya sangat lambat, dan berat badan menurun jauh di bawah normal.
  2. Diare berkepanjangan nan berlangsung lebih dari dua minggu.
  3. Demam monoton selama sebulan atau lebih.

Gejala minor:

  1. Mengalami gatal-gatal di seluruh permukaan kulit.
  2. Terjadi pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan, tanpa karena nan jelas.
  3. Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan.
  4. Infeksi di telinga dan tenggorokan.
  5. Batuk terus menerus.

Apabila seorang anak memiliki dua tanda mayor nan diikuti dengan dua tanda minor, maka kemungkinan besar anak tersebut telah terpapar HIV/AIDS. Ciri-ciri penyakit AIDS seperti diatas tersebut mungkin akan terlihat sebagai gejala penyakit biasa. Jika Anda ragu, segeralah pergi ke dokter buat memastikan hal itu.