Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana

Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana

Berbicara mengenai tata busana busana, rasanya tak akan pernah ada habisnya. Setiap dekade, tata busana selalu menghadirkan koleksi nan beragam, baik itu berupa busana pria, wanita, maupun aksesori busana. Nah, artikel ini sengaja penulis hadirkan buat memperkenalkan sebagian ilmu Tata Busana.



Pengertian Desain Busana Menurut Ilmu Tata Busana

Berdasarkan ilmu Tata Busana, desain busana merupakan kumpulan informasi visual mengenai suatu busana nan akan diciptakan, berkaitan dengan kesempatan penggunaan, siapa penggunanya, berbagai elemen penyusun nan dibutuhkan, teknik pembuatan, dan pada persoalan pembiayaan samapi pada sistem pemasarannya.

Sebelum membicarakan lebih jauh tentang desain tata busana, sebaiknya kita ketahui terlebih dulu tentang segala hal nan berkaitan dengan tata busana, termasuk busana wanita.

Busana, dalam arti generik menurut ilmu Tata Busana ialah bahan tekstil atau bahan lainnya nan sudah dijahit atau tak dijahit nan dipakai atau disampirkan buat epilog tubuh seseorang. Dalam arti sempit, busana bisa diartikan sebagai bahan tekstil nan disampirkan atau dijahit terlebih dahulu dan dipakai buat epilog tubuh seseorang nan langsung menutup kulit ataupun nan tak langsung menutup kulit.

Sementara itu, ilmu Tata Busana menjelaskan bahwa busana dalam arti luas ialah semua benda nan digunakan mulai dari kepala sampai dengan ujung kaki nan menampilkan keindahan.



Jenis Busana Menurut Ilmu Tata Busana

Berdasarkan ilmu Tata Busana, jenis busana itu terdiri atas beberapa macam, yakni sebagai berikut.



1. Ilmu Tata Busana - Busana nan Bersifat Pokok

Ilmu Tata Busana mengelompokkan busana nan bersifat pokok ke dalam semua jenis baju nan dipakai pada tubuh manusia, baik tubuh bagian atas maupun tubuh bagian bawah, seperti blouse , t-shirt , kemeja, kebaya, rok, celana, dan baju dalam.



2. Ilmu Tata Busana - Busana nan Bersifat Pelengkap (Millineris)

Ilmu Tata Busana mengelompokkan busana nan bersifat pokok ke dalam semua benda nan berfungsi sebagai pelengkap dalam berbusana. Barang millineris bersifat fungsional, seperti alas kaki, tas, topi, ikat pinggang, dan sarung tangan.



3. Ilmu Tata Busana - Busana nan Bersifat Penambah (Accesories)

Ilmu Tata Busana mengelompokkan busana nan bersifat pokok ke dalam semua benda nan hanya memiliki fungsi sebagai penambah estetika dalam berbusana. Contoh accessories ialah pita rambut, bandana, giwang, anting-anting, kalung, gelang tangan, kacamata, cincin, dan broch.

Memilih busana nan tepat memerlukan pengetahuan dan ketelitian, yaitu pengetahuan mengenai bagaimana berbusana nan harmonis sinkron dengan bentuk tubuh seseorang serta kepribadiannya mulai dari memilih model, rona dan corak, tekstur, nan sinkron dengan pemakai.



Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana

Manusia pada masa sekarang umumnya membutuhkan busana buat menutupi badannya dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga busana akan mempunyai fungsi sebagai pelindung, alat penunjang komunikasi dan estetika atau membuat seseorang berpenampilan serasi.



1. Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana - Busana sebagai Pelindung

Menurut ilmu Tata Busana, badan seseorang perlu dipertahankan agar tetap sehat dan bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Salah satu usaha nan bisa dilakukan buat mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam, seperti angin, panas, hujan, sengatan serangga, dan sebagainya, ialah dengan berbusana.

Busana dengan bahan, model, rona sinkron dengan iklim, dan kondisi lingkungan di mana busana itu digunakan secara tak langsung akan memberi konservasi terhadap tubuh dari berbagai agresi tadi.



2. Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana - Busana sebagai Alat Penunjang Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Salah satu nan dipakai pada saat berkomunikasi itu ialah busana. Dengan demikian, busana bisa dikatakan sebagai salah satu alat penunjang komunikasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal:

  1. kebersihan dan kerapihan;
  2. kesopanan;
  3. keseragaman busana; dan
  4. keserasian.


3. Fungsi Busana Menurut Ilmu Tata Busana - Busana sebagai Alat Memperindah Diri

Ilmu Tata Busana menyebutkan bahwa busana bisa berfungsi sebagai alat buat memperindah diri. Jika seseorang terampil memilih warna, corak, dan model nan disesuaikan dengan pemakai maka dengan sendirinya busana itu bisa menciptakan hal-hal nan positif bagi pemakainya. Beberapa hal positif tersebut, di antaranya sebagai berikut.

  1. Menutupi kekurangan pada tubuh seseorang, misalnya orang nan gemuk agar tampak langsing perlu memilih model busana dengan garis hias vertikal.

  2. Membuat seseorang lebih cantik. Pemilihan warna, corak, dan model nan sinkron dengan pemakai serta dilengkapi dengan pelengkap busana seperti aksesori dan milineris, nan sinkron dengan busana nan dikenakannya, akan membuat penampilan seseorang terlihat lebih menarik dan cantik.


Beberapa Istilah Busana dalam Ilmu Tata Busana

Berbicara mengenai ilmu Tata Busana, dalam hal ini busana pada umumnya dan mode pada khususnya, tentulah tak dapat lepas dari pemahaman istilah-istilah busana. Untuk itu, sebaiknya Anda mengetahui istilah-istilah krusial nan menyangkut tata busana. Istilah-istilah nan dimaksud dalam tata busana ialah sebagai berikut.

  1. Baby doll adalah istilah dalam tata busana berupa baju tidur wanita nan terdiri atas celana pendek dan blus.

  2. Bebe atau gaun adalah busana anak perempuan atau wanita dewasa nan bagian atas dan bawah menjadi satu, baik dengan cara disambung di pinggang, di pinggul, atau pun tanpa sambungan.

  3. Blus adalah busana luar wanita bagian atas nan umumnya memiliki panjang sampai panggul atau lebih pendek. Biasanya dipakai dengan cara dimasukkan ke dalam rok maupun tidak.

  4. Blazer, yaitu busana berupa jas nan dikenakan di atas bebe (gaun), blus dan rok, atau blus dan celana panjang. Fungsi blazer ini ialah sebagai hiasan, pemanis atau sebagai penghangat. Bentuk blazer biasanya berlengan panjang, tiga perempat ataupun pendek. Blazer ini dapat didesain dengan atau tanpa kancing, namun umumnya selalu berkerah.

  5. Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing, dikenakan di atas busana lain, panjangnya sampai pinggang atau beberapa centimeter (cm) di atas pinggang.

  6. Cardigan adalah busana semacam jas nan panjangnya sampai pinggul/panggul (pangkal paha) atau melewati pinggul sedikit, tak berkerah, berfungsi sebagai bahan tambahan, dan dikenakan di atas bebe atau blus, serta dibuat dari bahan rajutan.

  7. Celana rok disebut juga kulot, yaitu celana longgar nan menyerupai rok.

  8. Celana Bermuda, yaitu celana panjang sampai lutut.

  9. Celana begi ( baggy pant ), yaitu celana nan longgar dengan kerutan di pinggang dan di bagian pergelangan kaki memakai tali cord buat membuat kerutan ketika dipakai.

  10. Deux pieces atau two pieces , artinya busana nan terdiri atas dua pangkas busana, yaitu rok dan blus dengan bahan dan rona atau corak nan sama, dengan model nan spesifik (blus dikenakan di luar rok dengan membentuk badan).

  11. Jas kamar ialah busana berupa mantel panjang tanpa kancing, diikat dengan tali pinggang dari bahan nan sama, dipakai di dalam kamar atau rumah dalam keadaan santai sebelum seseorang berhias, dan dibuat dari flannel atau satin. Jika dibuat dari bahan handuk, biasanya sering dipakai buat pergi mandi.

  12. Jump suit , yaitu celana panjang dan blus/kemeja nan dijahit menjadi satu bagian, seperti baju montir.

  13. Pantsuit , yaitu setelan celana panjang, blus dengan jas atau tanpa blusnya.

  14. Sack dress adalah bebe/gaun tanpa garis pinggang, lurus dari atas bawah, dan pas di badan.

  15. Spencer , yaitu pakaian nan panjangnya sampai pinggang nan berlengan ataupun tak berlengan, bisa berkerah ataupun tanpa kerah, dipakai di atas blus atau bebe .

  16. Vest , adalah homogen jas pendek panjang sampai pinggang, tanpa lengan, belahan di muka, berkancing, dipakai di atas baju lain, biasanya di pakai dengan jas atau di bawah jas.

  17. Tunik, yaitu blus nan panjangnya sampai di bawah panggul nan dipadukan dengan rok atau celana panjang.

  18. Angkin, yaitu bahan tekstil polos nan biasanya dibuat dengan bahan berkilau (mengkilat) nan dibentuk sedemikian rupa sinkron ukuran pinggang atau panggul, nan lebarnya mulai dari pinggang sampai panggul, dan biasa digunakan epilog nan berkain kebaya.

  19. Bebe Dalam ( onderjurk ), yaitu bebe nan dibuat spesifik buat epilog langsung pada badan setelah memakai celana dalam dan BH. Model bebe dalam biasanya tanpa sambungan di pinggang.

  20. Long Torso , yaitu semacam BH, nan panjangnya sampai menutup perut, dan biasanya dipakai ketika orang berkebaya.

Nah , itulah beberapa istilah busana dalam ilmu Tata Busana nan sudah penulis jabarkan. Sebenarnya masih banyak istilah lainnya dalam tata busana nan belum sempat dijabarkan mengingat keterbatasan ruang dalam artikel tata busana ini. Semoga bermanfaat!