Penumpukan Toksin

Penumpukan Toksin



Tentang Batuk

Secara umum, batuk merupakan reaksi tubuh nan alamiah terhadap masuknya benda asing atau zat berbahaya ke saluran pernafasan. Bayi batuk pun begitu. Dapat jadi batuk itu merupakan respon dari tubuhnya. Respon ini sebenarnya dilakukan oleh paru-paru nan mampu mendeteksi meski zat asing nan masuk baru sampai ditenggorokan bagian atas atau di sekitar larink. Dengan cara batuk, zat atau benda asing tersebut dihentakkan buat keluar dari saluran pernafasan. Ketika menghentakan benda asing itulah terdengar suara batuk.

Orang nan pengalaman niscaya akan tahu apakah suara batuk itu dampak benda asing nan masuk atau dampak dari penyakit lain nan lebih parah. Bila hanya sebab benda asing, cukup dengan minum air hangat, lalu batuk tak akan berlanjut. Tetapi kalau batuk itu dampak dari adanya penyakit lain seperti flu, maka nan harus diobati ialah penyakit flu. Bila batuk terjadi sebab asma nan kambuh, nan harus diperhatikan ialah penyakit asmanya.

Begitu juga ketika batuk terjadi sebab penyakit nan ada di paru-paru, baik sebab TBC, pnemonia, bronchitis, maka penyakit pangkal ini harus diobati. Yang menyedihkan kalau batuk itu dialami oleh bayi. Dada bayi nan masih sangat kecil itu akan terlihat turun naik. Hati siapa nan tak akan ngilu melihat pemandangan nan begitu menyakitkan itu. Tidak mengherankan kalau banyak orangtua nan begitu menjaga bayinya.

Mereka tak akan sering-sering membawa sang bayi keluar rumah. Kalaupun sang bayi membutuhkan sinar matahari, paling snag bayi keluar di halaman belakang rumah atau di halaman depan rumah buat waktu selama 10 menit atau 15 menit. Selanjutnya bayi dibawa masuk kembali. Bayi juga ditempatkan di kamar nan dibersihkan dengan saksama agar badan bayi tetap sehat. Akan sangat membahayakan kalau bayi telah mengkonsumsi obat-obatan kimia.

Semua organ dalam tubuh bayi nan masih sangat riskan itu akan mendapatkan akibat nan tak sedikit dampak dari zat kimia nan masuk ke dalam tubuhnya. Apalagi ketika penyakit sperti batuk dan pilek menjadi langganan. Suhu panas sedikit si bayi langsung diberi obat. Alangkah kasihannya nasib sang bayi. Sebaiknya sebelum mempunyai seorang bayi, orangtua harus membekali diri mereka dengan berbagai ilmu kesehatan anak.

Hal ini akan membuat orangtua mempunyai komitmen buat menjaga kesehatan bayinya. Bila mereka tak tahu apa-apa bagaimana menjaga kesehatan sang bayi, mereka akan mudah panik. Kepanikan inilah nan terkadang malah membuat mereka terjebak dalam pemberian obat-obatan nan tak baik bagi bayi. Bagaimanapun organ dalam bayi masih sangat rentan dengan berbagai jenis obat-obatan.

Ginjal mereka dapat saja tak kuat memproses sisa dari oabta-obatan nan dikonsumsinya. Bila bayi masih mengkonsumsi ASI, nan terbaik ialah memberikan obat melalui ASI. Artinya ialah sang ibulah nan mengkonsumsi obat-obatan itu dan bayi mendapatkannya dari sari pati nan ada dalam kandungan ASI. Yang menjadi pertanyaaan apakah sang ibu tahu obat apa nan sekiranya dapat menyembuhkan batuk pada bayinya.

Ramuan tradisional banyak sekali. Tetapi apapun itu, tetap saja harus banyak minum air putih agar ramuan itu tak memberatkan kerja ginjal. Jangan dikira bahwa ramuan tradisional tak mengandung imbas samping. Lebih baik berpikir bahwa semua nan masuk ke dalam tubuh mempunyai imbas samping sehingga menjadi sangat berhati-hati dalam memasukan jenis makanan apapun ke dalam tubuh. Bayangkan nan masuk itu ialah racun agar selalu ingat buat membaca doa sebelum memakan atau meminumnya.

Bukan sesuatu nan ekstrim buat berpikir seperti itu. Semakin sering lupa berdoa ketika mau makan ialah satu hal nan cukup tak baik dilanjutkan. Tanpa doa, makan dan minum tak dinilai sebagai salah satu ibadah. Padahal tak ada nan tahu bahwa mungkin saja apa nan masuk ke dalam tubuh itu mengandung kuman. Dengan izin Allah Swt, kuman atau bakteri sekalipun akan lenyap sebab ada bacaan doa sebelum menyantapnya.



Penumpukan Toksin

Selain itu, batuk nan terjadi pada bayi dapat dampak telah menumpuknya toksik dalam tubuh bayi. bukan sekedar mengeluarkan zat asing nan masuk tenggorokan, namun sebab kondisi dan daya tahan tubuh bayi mengalami penurunan. Toksin ini dapat berasal dari makanan maupun udara nan kurang bersih. Perkembangan tubuh bayi nan masih sensitif terhadap berbagai reaksi nan terjadi memang harus dicermati para orang tua, khususnya ibu.

Pengenalan nan baik terhadap kondisi tubuh bayi akan membantu ibu buat mengatasi setiap masalah nan ada. Termasuk apabila batuk pada bayi sebab masuknya benda asing ke tenggorokan, ibu dapat segera memberikan air minum agak banyak buat menetralisirnya. Apabila batuk masih juga beum hilang, air minum dapat ditambahkan dengan madu agar memberikan daya tahan nan lebih baik pada bayi.

Ada baiknya memang air minum itu ialah ASI sehingga bayi tak mengalami tersedak. Dapat jadi ketika memberikan minum kepada bayi, sang bayi belum siap meminumnya sehingga ia batuk lagi sebab air itu tak masuk ke saluran pencernaan dengan baik. Hal ini malah akan semakin membuat bayi menderita. Beda kalau ASI. Bayi langsung dapat menghisap puting sang ibu dan ASI akan langsung masuk ke dalam saluran pencernaannya.

Kalaupun misalnya hal ini terjadi pada anak balita, tak menjadi masalah kalau ibu masih ingin memberikan ASI-nya. Dari penelitian ASI nan diberikan kepada anak diatas usia 3-4 tahun, masih memberikan imbas nan baik. Apalagi kalau produksi ASI ibu masih sangat banyak. Hal ini dapat terjadi sebab sang ibu rajin makan sayuran dan buah. Sayuran nan mampu menunjang produksi ASI, misalnya, daun singkong, daun katu, sayuran hijau lainnya.

Demi mendapatkan anak nan sehat, ibu harus mengkonsumsi makanan nan sehat selama ia memberikan ASI kepada anaknya. Makanan nan sehat ini akan membuat kualitas ASI bagus. Dengan ASI nan berkualitas, anak akan mudah kenyang sehingga ia tak harus banyak mengkonsumsi makanan protesis nan terkadang telah banyak mengandung zat pengawet. Zat pengawet ini akan membuat kerja ginjal menurun.

Sangat disayangkan kalau bayi mengalami gagal ginjal. Transfusi darah nan diberikan kepada tubuh nan sangat mungil itu niscaya akan mengganggunya. Setelah transfusi darah mungkin bayi akan terlihat sehat. Tetapi ia dapat saja mengalami bisulan dan bintik-bintik merah pun tumbuh di sekujur tubuhnya. Imbas ini niscaya akan semakin membuat sang ibu dan keluarga bayi lainnya, bersedih.



Batuk Pilek

Sedangkan buat mengatasi dan menyembuhkan bayi batuk, terutama nan disertai pilek, bisa dilakukan secara alami oleh ibu. Berikut cara mengatasi maupun penanganan pertama oleh ibu bila bayi mengalami batuk, khususnya nan disertai pilek atau keluarnya lendir.

* Berikan bayi atau anak Anda dengan minuman air putih agak banyak dengan frekuensi agak sering buat melancarkan saluran pernafasan dan membuang lendir dahak nan ada. Dapat juga minuman air ini ditambahkan madu secukupnya buat memperkuat daya tahan tubuh anak, dan berikan setidaknya 3 - 5 kali sehari.

* Untuk mempercepat proses penyembuhan, buatkan minuman jus dari campuran jeruk, madu, dan royal jelly. Untuk bayi nan telah mendapatkan makanan tambahan, campuran ini dapat ditambahkan pada makanan tim atau bubur bayi, dan berikan 2 - 3 kali sehari.

* Untuk menekan dan mengurangi lendir dahak, lakukan kompres dengan menggunakan air hangat di dada dan di sekitar muka, hidung, atau kening bayi Anda. Lakukan compress ini selama 1 jam dan lakukan minimal 3 kali sehari, pada pagi siang atau sore, dan malam hari.

* Selain itu, Anda juga bisa membantu meringankan bayi batuk dengan melakukan pemijatan ringan dengan menggunakan minyak bayi atau baby oil di dada dan punggung, serta di sekitar kening. Pemijatan dilakukan sesering mungkin, terutama buat menghangatkan badan dan di sekitar saluran pernafasan.