Gerakan Dasar Perisai Putih

Gerakan Dasar Perisai Putih

Perisai Putih dikenal sebagai salah satu perguruan beladiri nan ada di Indonesia. Lebih spesifik lagi, beladiri nan ditekuni oleh Perisai Putih ialah pencak silat. Anda mengenal pencak silat? Di seluruh dunia, hampir tiap-tiap wilayah memiliki ilmu beladiri khas masing-masing. Kekhususan tersebut biasanya dikarenakan latar belakang budaya, wilayah, dan Norma masyarakat setempat.

Pencak silat sendiri tak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Karena terdapat kecenderungan seni bela diri pencak silat itulah, kemudian dibentuk organisasi federatif internasional nan bernama Komplotan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT) pada 1980.

Istilah organisasi nan digunakan pun tak memakai bahasa Inggris, sebab masih sama-sama satu rumpun Melayu. Presiden Persilat I dijabat oleh H. Eddy Marzuki Nalapraya nan menduduki kursi kepemimpinan sampai dengan tahun 2002. Rentang 40 tahun sebelumnya di Surabaya, tepatnya 1948, dibentuk organisasi persatuan dari berbagai perguruan pencak dan silat di Indonesia. Organisasi itu bernama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Awalnya, memang istilah pencak silat berasal dari dua kata nan digabungkan menjadi satu. Hal ini dikarenakan istilah nan digunakan oleh masyarakat di Indonesia mengenai bela diri jenis ini berbeda-beda. Pada 1987, secara resmi pencak silat menjadi salah satu dari cabang olahraga nan dipertandingkan di SEAGAMES XIV. Dengan terbentuknya Persilat, maka perkembangan pencak silat lambat laun sampai ke beberapa negara.

Kejuaraan taraf internasional nan pertama ialah Invitasi Pencak Silat Internasional I tahun 1982 nan diselenggarakan di Jakarta. Sejak tahun 1992, nama Invitasi Pencak Silat diganti dengan Kejuaraan Global Pencak Silat nan pertama kali di Jakarta diikuti oleh 20 negara peserta.

Dewasa ini, Persilat telah sukses menghimpun 46 negara anggota nan tersebar di kawasan Asia, Eropa, Australia, dan Oceania, Timur Tengah, Afrika, serta Amerika (Oyong Karmayuda:2001).

Perguruan bela diri di Indonesia nan mengusung pencak silat ada bermacam-macam, antara lain Tapak Suci, Perisai Diri, Perisai Putih, Persatuan Pencak Indonesia (PERPI) Harimurti, Phasadja Mataram, Persaudaraan Setia Hati, Persaudaraan Setia Hati Terate, (Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara, dan Putra Betawi. Kali ini kita akan membahas tentang perguruan pencak silat Perisai Putih.



Sejarah Berdirinya Perguruan Perisai Putih

R. Ahmad Boestami Barasoebrata merupakan sosok krusial di balik berdirinya Perguruan Silat Nasional (PSN) Perisai Putih. Kakeknya, Kyai Agus Salim nan dikenal dengan panggilan Ki Lamet, telah menularkan kecintaan kepada pencak silat terhadap Ahmad Boestami.

Selama hidupnya, Ahmad Boestami banyak mempelajari jenis-jenis pencak silat dari berbagai perguruan dan pendekar silat dari seluruh penjuru Nusantara. Pemahamannya pada berbagai disparitas jurus pencak silat di berbagai perguruan, disikapinya dengan arif.

Dalam berbagai kesempatan, tokoh krusial kelahiran Bangselol, Sumenep, Madura ini selalu mengemukakan bahwa semua perguruan nan mengusung pencak silat memiliki kelebihannya masing-masing, semuanya baik dan patut dipelajari. Meski dalam perkembangannya, pencak silat ala Madura-lah nan menjadi karakteristik khasnya.

Berbekal misi melanggengkan tradisi, Ahmad Boestami kemudian melatik para kerabat, tetangga, dan orang-orang di sekitarnya agar menguasai pencak silat. Bermula dari situ, lambat laun murid Ahmad Boestami bertambah dari waktu ke waktu. Demi mewadahi keberadaan murid-muridnya, Ahmad Boestami kemudian mendirikan sebuah perguruan silat nan dikenal dengan YIUSIKA atau Yuiyitsu Silat Karate.

YIUSIKA juga sering disebut sebagai Sekolah Beladiri Tanpa Senjata resmi berdiri pada 1 Januari 1967 di Surabaya. Peresmian perguruan ini tidak lepas dari donasi Kapten Soeparman. Seiring dengan upaya penyatuan berbagai perguruan pencak silat di Indonesia nan tergabung di bawah IPSI, YIUSIKA pun mendaftarkan diri sebagai anggota pada Kongres IPSI ke IV tahun 1973.

Namun sayang, keinginan buat bergabung tersebut ditolak sebab YIUSIKA menggunakan nama beladiri asing. Yuyitsu sendiri merupakan beladiri nan berasal dari Jepang. William Maramis pun menambahkan nama Perisai Putih di belakang YIUSIKA sehingga menjadi YIUSIKA Perisai Putih.

Berkat idenya tersebut, IPSI menambahkan perguruan ini sebagai salah satu dari sepuluh perguruan historis. PSN Perisai Putih sangat menjunjung tinggi sikap disiplin, patuh, dan percaya terhadap perguruan.

Dalam seni beladirinya, PSN Perisai Putih mengenal sembilan strata kemampuan nan terdiri dari tujuh ikat pinggang/sabuk. Selain mempelajari gerakan dasar, perguruan ini juga memiliki teknik pernapasan dan ilmu pijat. Saat ini di beberapa wilayah di Jakarta, perguruan silat ini telah menjadi kegiatan ekstra kurikuler bagi pelajar SMP dan SMA.



Lambang Perisai Putih

Lambang perguran silat ini dibuat oleh FX. Siswadi, salah satu murid guru besar Ahmad Boestami pada Mukernas I , 10 Oktober 1987 di Surabaya. Bentuk segi lima menandakan asas Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tepian lambang berupa garis berwarna hitam dan terdapat dua orang nan tengah bertempur di dalam ruang segi delapan.

Segi delapan melambangkan pengembangan ajaran perguruan ke delapan penjuru mata angin. Dasar putih melambangkan kesucian hati dalam membela kebenaran tanpa pamrih. Gambar dua orang bertempur melambangkan anggota PSN Perisai Putih berani bertempur demi kebenaran dengan slogan "ketahanan merupakan sumber kedamaian" nan dalam pepatah yunani berbunyi " sivis pacom para belum ".

Warna hitam dari dua orang bertempur melambangkan di dalam ilmu pencak silat PSN Perisai Putih terdapat banyak misteri ilmu nan belum terungkap dalam kehidupan manusia. Di atas gambar persegi delapan bertuliskan "Perguran Silat Nasional" dan "Perisai Putih" di bawah gambar persegi delapan berbentuk busur berarti melambangkan kebenaran dan keadilan.

Warna hitam pada segi lima melambangkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai falsafah negara, sumber budaya bangsa dalam menggali ilmu pencak silat PSN Perisai Putih.



Gerakan Dasar Perisai Putih

Dalam mempelajari teknik-teknik pencak silat perguruan silat ini, terdapat beberapa gerakan dasar nan patut dikuasai terlebih dahulu (Sudirman Yan: 2008).

  1. Senam dasar 1

Kaki kanan maju membentuk kuda-kuda T, posisi serong disertai dengan kedua pukulan mengarah ke dada. Kaki kanan dirapatkan dengan kaki kiri, kemudian geser ke samping kanan. Posisi kuda-kuda T sejajar disertai dengan tangkisan sikuan, tangan kanan dan tangan kiri terbuka di depan dada.

Kaki kanan diangkat rata-rata air disertai dengan tangkisan pinggang tangan kanan (sikap mengepal) dan tangan kiri terbuka di depan dada. Sikap sempurna.

  1. Senam dasar 2

Kaki kanan diangkat rata-rata air, disertai dengan tebangan kedua tangan ke arah leher (terbuka). Kaki kanan diturunkan membentuk kuda-kuda (membentuk sudut 45 derajat) disertai dengan pukulan kedua tangan mengepal.

Kaki kanan maju membentuk kuda-kuda sejajar. Kaki kanan terlebih dahulu dirapatkan dengan kaki kiri, disertai dengan bandulan tangan kanan ke arah pelipis kanan versus dan tangan kiri terbuka di depan mata.

Materi pembelajaran dalam ilmu silat nasional Perisai Putih mencakup empat bagian (Sudirman Yan: 2008), yaitu pelajaran tangan kosong, pelajaran penggunaan senjata, pelajaran pernapasan, dan pelajaran mengenal kekuatan di luar jasmania.

Pelajaran tangan kosong mencakup teknik permainan atas, teknik permainan bawah, dan teknik permainan melengket. Pelajaran penggunaan senjata mencakup penggunaan alat buat membela diri dan teknik merampas senjata. Pelajaran pernapasan mencakup pernapasan buat kesehatan dan pernapasan buat keperluan tertentu.

Pelajaran mengenal kekuatan di luar jasmania didasarkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (samadi, puasa, dan doa), didasarkan ilmu pencak silat, dominasi mental spritual, dan menghadapi magic. Demikianlah soal Perisai Putih, nan merupakan salah satu perguruan pencak silat legendaris di Indonesia.