Pendekatan Biografis

Pendekatan Biografis

Dalam wacana penelitian sastra , sudah selayaknya novel nan berjudul The Ninth layak buat menjadi studi pustaka karya ilmiah dalam pembuatan makalah ilmiah, skripsi, tesis, atau disertasi. Tentunya, penelitian sastra nan digunakan dengan pisau analisis sosiolgi sastra. Novel nan ditulis oleh Ferenc Barnas ini diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Dalam novel tersebut dibahas tentang kehidupan masyarakat Hungoria nan miskin dan melarat di bawah rezim komunis.



Mengenal Apa Itu Penelitian Sastra?

Penelitian sastra niscaya sudah sangat familiar dikalangan sastrawan atau siapapun nan mengaku sebagai pecinta sastra. Penelitian sastra sendiri memerlukan beberapa metode. Sama dengan penelitian-penelitian ilmu lain, nan membedakan ialah metode nan diterapkan dalam penelitian sastra tentu berbeda dengan metode nan diterapkan pada penelitian lain.

Metode penelitian sastra atau kemudian disebut dengan pendekatan dalam meneliti sebuah karya sastra nyatanya tak lepas dari bagaimana sebuah karya sastra itu diciptakan. Dalam penelitian sastra, ada beberapa pendekatan nan harus benar-benar dipahami agar karya sastra itu bisa “diteliti”.



Pendekatan dalam Penelitian Sastra

Dalam penelitian sastra, diperlukan beberapa metode atau pendekatan agar karya tersebut bisa diteliti. Berikut ini ialah beberapa metode nan biasanya digunakan ketika akan meneliti sebuah karya sastra nan biasanya berbentuk tulisan.



Pendekatan Biografis

Pendekatan dalam penelitian sastra nan pertama ialah pendekatan biografis. Pendekatan biografis sendiri ialah meneliti sebuah karya sastra dengan menimbang berat latar belakang penulis atau sastrawan tersebut, sebab pada kenyataannya, latar belakang penulis atau sastrawan memberikan bukti diri nan luar biasa bagi sebuah karya nan dihasilkannya. Penulis memiliki kepribadian dan latar belakang nan berbeda, dan hal itulah nan kemudian membuat karya sastra juga berbeda-beda.



Pendekatan Sosiologis

Pendekatan dalam penelitian sastra selanjutnya ialah pendekatan sosiologis. Jika pendekatan biografis melibatkan latar belakang penulis atau sastrawan secara pribadi, maka pendekatan ini akan mengulas penulis beserta hubungannya dengan kehidupan sosial nan nantinya membawa akibat bagi karya nan diciptakannya.



Pendekatan Psikologis

Pendekatan dalam penelitian sastra selanjutnya bukan hanya melibatkan sastrawan dengan lingkungannya, tapi juga kejiwaan atau psikologis dari penikmat sastra itu sendiri. Pendekatan secara psikologi membawa akibat nan luar biasa bagi sebuah karya. Karya nan diciptakan akan cenderung menonjolkan penokohan dengan berbagai ekspresi.



Penelitian Sastra Novel The Ninth

Ketimpangan sosial selalu terjadi dalam pemerintah nan komunis. Karena, setiap orang niscaya punya ego tersendiri buat memperkaya dirinya daripada harus berbagi dengan orang lain.

Inilah sebuah karakteristik masyarakat komunis nan miskin di mana pekerjaan sulit dicari dan uang sulit didapat. Kupasan sosiologi sastra akan menjadi sangat tajam jika menilai bahwa penderitaan rakyat terjadi dampak pemerintah nan korup dan sulit diberantas. Pendekatan nan digunakan dalam penelitian sastra diawal novel The Ninth ialah jenis pendekatan sosiologis.

The Ninth ialah sebuah novel sosiologis nan cukup tajam mengupas kehidupan rakyat Hongaria nan miskin pascaperang global kedua saat pemerintah komunis berkuasa. Dalam novel tersebut, dihadirkan tokoh saya seorang anak kesembilan berusia sembilan tahun dari sebelas bersaudara.

Anak itu menuturkan kisahnya pada pembaca dengan sudut pandang kenaifannya dalam memandang kehidupan sosial nan terjadi di kota Debrecen di Hongaria. Dia ingin memahami kehidupan keluarga nan tetap miskin padahal ayah dan ibunya sudah bekerja sangat keras. Namun, tetap saja mereka selalu tak mempunyai cukup uang buat menghidupi keluarga. Penelitian sastra novel The Ninth ini niscaya akan menghasilkan sebuah pandangan baru tentang global sosial.

Dia selalu ingin tahu kenapa orang-orang dapat sangat kaya dan memiliki rumah nan besar dengan jumlah keluarga nan sedikit. Padahal, ayah-ayah mereka tak bekerja sekeras ayahnya bekerja. Dia harus sudah berangkat kerja pukul lima pagi dan baru berhenti bekerja sekira jam dua belas malam. Begitupun ibunya dan kakak-kakak perempuannya nan bekerja keras namun hayati mereka tetap miskin.

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dalam benaknya nan menyimpulkan bahwa global ini tak adil. Tokoh saya juga ialah tokoh nan mempunyai krisis mental dalam dirinya. Dia lebih bahagia sendirian, mengobrol dengan dirinya membicarakan tentang apa-apa nan dilihat dan apa apa nan dirasakannya. Dia ialah anak nan menyukai kamar mandi meskipun baunya tak sedap tetapi dia berusaha menikmatinya sebab hanya di kamar mandi dia dapat menikmati kesendirianya.

Novel nan diciptakan oleh Ferenc Barnás ini menjadi kajian nan menarik buat penelitian sastra . Penelitian sastra nan terjadi pada novel ini pun rasanya akan menghadirkan sebuah cerita baru nan menarik. Tentang sebuah kenyataan sosial nan memang sahih terjadi di kehidupan nyata, bukan hanya novel.



Penelitian Sastra dan Alur The Ninth

Anak ini juga ialah anak nan menyukai kematian. Dia akan bahagia dan merasa senang ketika melihat iringan-iringan orang nan mengantarkan jenazah, ketika melihat mayat dikuburkan dan ketika melihat banyak air mata tumpah. Yang lebih parah lagi, anak ini juga menikmati penderitaannya dan kesakitan nan dia rasakan. Misalnya, saat jempol tangannya tergenjet ranjang di rumahnya, dia sama sekali tak merasa sakit, dia menikamati rasa sakit itu. Sisi psikologis juga ikut dimainkan ketika Anda melakukan penelitian sastra terhadap karya ini.

Anak ini juga mengalami tidak bisa tidur akut sebab pikiran-pikiran terus menerawang pada wilayah-wilayah keganjilan nan terjadi di lingkungannya. Kenapa ada sekolah nan melarangnya berdoa, kenapa ibu dan ayahnya begitu menyayangi Peter kakak laki-lakinya nan selalu mendapat perlakuan istimewa dibanding anak-anak nan lain. Hanya sebab Peter ialah anak laki-laki pertama dari keluarganya dan ibunya berharap Peter menjadi seorang pastur nan pandai berdakwah. Penelitian sastra pada novel The Ninth ini melibatkan emosi penulis serta pembaca.

Dia berusaha mencerna kehidupan nan dia alami nan penuh dengan versus asas di mana rakyat nan mayoritas beragama Katolik harus hayati di bawah tekanan pemerintah nan komunis. Dia juga berusaha mencerna disparitas pendapat antara orang tuanya dan pendapat orang-orang di sekitarnya. Di mana orang tuanya menganggap bahwa salib itu punya kekuatan dan berdoa di gereja ialah hal nan berguna, sementara orang-orang nan komunis mengaggap bahwa itu pekerjaan sia-sia.

Penelitian sastra buat novel ini juga akan memberikan sebuah teka-teki tersendiri. Hebatnya novel ini ialah tokoh saya nan dapat merahasiakan dirinya pada pembaca, meskipun dia menceritakan semua apa nan dialaminya, tetapi dia tetap merahasiakan identitasnya. Pembaca tak akan pernah menemukan siapa nama tokoh saya sampai akhir cerita.

Dia juga menceritakan peristiwa nan tetap menjadi rahasia bagi pembaca. Cerita itu dibiarkan menggantung begitu saja seolah tokoh saya ingin menutupi kesalahannya dari mata publik. Misalnya seperti peristiwa seorang temannya nan kehilangan uangnya di kelas dan pada saat itu tokoh saya membuang uang ke dalam wc, entah uang siapa. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan dalam novel ini, apakah tokoh saya mencurinya atau tidak? Bagian ini tentu akan menjadi part menarik ketika penelitian sastra dilakukan terhadap novel The Ninth ini.

Novel ini menyajikan cerita nan sangat menarik dan mengajak pembaca buat berpikir objektif dan cerdas dalam menilai sesuatu tentang apa-apa nan terjadi di sekitar kita. Yang tak dapat kita pandang dari satu sisi dalam kehidupan sosial manusia tetapi kehidupan sosial itu memliki banyak sisi nan mempunyai kebenaran dan kesalahan. Siapapun nan melakukan penelitian sastra lebih mendalam terhadap novel ini bukan tak mungkin akan menemukan hal baru nan bisa dijadikan pelajaran.