Latar Belakang Merokok - Ingin Turun Berat Badan

Latar Belakang Merokok - Ingin Turun Berat Badan

Tahukah Anda alatar belakang merokok di kalangan masyarakat? Merokok, bagi sebagian orang ialah hal nan biasa. Bagi mereka, merokok ialah Norma rutin layaknya makan, tidur, ataupun beraktivitas nan lain. Dibalik hal merugikan nan menjadi Norma itu, ada beberapa hal nan menjadi latar belakang merokok . Apa saja sih latar belakang merokok? Yuk kita baca uraian tentang latar belakang merokok berikut ini!



Latar Belakang Merokok - Lingkungan dan Pergaulan

Hal pertama latar belakang merokok dan mendorong seseorang buat menjadi perokok ialah lingkungan dan pergaulan. Ya, kedua latar belakang merokok ini sepertinya ialah faktor nan paling besar. Kita tengok saja anak-anak sekolah atau ABG (Anak Baru Gede).

Merokok biasanya dilakukan saat seseorang berada di sekolah atau saat ABG. Di sekolah, mereka bergaul dan berteman dengan orang lain nan merokok. Supaya dianggap gaul dan sama dengan teman-temannya, otomatis dia akan mencoba buat merokok. Lama-kelamaan, mereka dapat kecanduan rokok. Inilah latar belakang merokok di kalangan ABG.



Latar Belakang Merokok - Ingin Turun Berat Badan

Hal kedua dari latar belakang merokok dan seringkali menjadi alasan dalam merokok ialah sebab ingin menurunkan berat badan. Ya. Banyak orang nan menganggap bahwa merokok merupakan salah satu cara dalam berdiet. Terutama kaum perempuan.

Merokok memang dapat menurunkan berat badan. Akan tetapi, berat badan hasil merokok sangat tak sehat. Biasanya, tubuh menjadi kurus kering, dengan kulit nan kering dan kusam. Belum lagi, berbagai penyakit nan mengintai tubuh dan kehidupan Anda. Latar belakang merokok terus dilakukan sebab ingin menurunkan berat badan ialah tak tepat.



Latar Belakang Merokok - Asumsi Rokok Berlabel ‘Mild’ atau ‘Light’ Tidak Berbahaya

Latar belakang merokok terus dilakukan ialah Norma mengisap rokok berlabel ‘mild’ atau ‘lights’. Ya. Label ini memang membuat seolah-olah bahaya rokok menjadi ‘jinak’ sebab kadar nikotin nan ada di dalam rokok dikurangi. Padahal, sebenarnya tak demikian. Banyak sekali pasien perokok rokok berlabel tersebut nan akhirnya meninggal dampak kanker paru-paru, agresi jantung, stroke, dan emfisema.

Selain nikotin nan sering menjadi penyebab beberapa penyakit pada perokok, di dalam sebatang rokok terdapat banyak sekali zat nan berbahaya. Misalnya, akrolen, karbon monoksida, ammonia, asam format, hydrogen sianida, nitros oksida, formaldehid, fenol, asetol, hydrogen sulfide, piridin, metil klorida, metanol, dan tar.

Dari adanya zat-zat berbahaya tersebut, kita jadi tahu bahwa sekalipun kita menghisap rokok 'mild' nan rendah nikotin, zat-zat berbahaya tersebut siap merongrong tubuh kita dengan bahayanya.



Latar Belakang Merokok - Asumsi Bahwa Kebiasaan Hayati Sehat Dapat Mengurangi dan Menghapus Imbas Buruk Rokok

Latar belakang merokok selanjutnya ialah banyak orang nan tetap merokok beranggapan bahwa Norma merokok mereka sudah parah. Jadi, mereka menganggap kerusakan tubuh mereka dampak rokok pun sudah parah. Itu sebabnya mereka kemudian berasumsi bahwa kalaupun mereka berhenti merokok, kerusakan tubuh mereka dampak rokok tak akan tetap rusak dan tak mungkin membaik.

Padahal, separah apapun tubuh nan rusak dampak rokok, jika asupan asap rokok berkurang, bagian tubuh tersebut akan membaik. Bukan mustahil juga buat sembuh. Ini ialah latar belakang merokok nan tak masuk akal.



Latar Belakang Merokok - Asumsi Bahwa Mengurangi Jumlah Konsumsi Rokok Dapat Mengurangi Bahaya Rokok

Jika ditanyakan kepada para perokok, apakah mereka tak takut akan bahaya rokok terhadap tubuh mereka? Sebagian kalangan niscaya akan menjawab bahwa bahaya rokok mereka dapat dikatakan sedikit. Hal ini sebab mereka mengurangi jumlah rokok nan dikonsumsi. Inilah latar belakang merokok terus dilakukan.

Ya. Mereka beranggapan bahwa jumlah rokok nan dikonsumsi sedikit, kerusakan atau bahayanya akan sedikit. Bahkan, mungkin tak ada. Padahal, tak demikian. Jangankan orang nan merokok dalam jumlah sedikit, orang nan sering terkena asap rokok pun dapat mengalami kerusakan anggota tubuh, yaitu paru-paru.



Latar Belakang Merokok - Pernah Mencoba Berhenti Merokok

Ada sebagian kalangan nan beralasan bahwa latar belakang merokok tersu dilakukan sebab mereka sudah mencandu dan tak dapat berhenti. Mereka pernah mencobanya tetapi gagal. Belum lagi, mereka mengatakan bahwa berhenti merokok membuat mereka stres.



Latar Belakang Merokok - Merokok Hanya Merugikan Diri Sendiri

Ada juga beberapa kalangan nan tetap terus merokok dengan beralasan bahwa mereka merokok itu hanya merugikan dirinya sendiri, tak ada orang lain nan rugi. Inilah latar belakang merokok di kalangan masyarakat. Hal ini dilihat dari uang nan dipakai buat merokok ialah uang sendiri dan bahaya rokok nan ditimbulkan juga terasa di badan sendiri.

Padahal, tak demikian. Merokok juga merugikan orang lain. Siapa pun nan terkena asap rokok (perokok pasif) akan mengalami kerusakan anggota tubuh, terutama paru-paru. Jadi, semua latar belakang merokok tersebut hanyalah dalih agar tetap dapat merokok.



Latar Belakang Merokok Diharamkan

Merokok haram? Sebagian kalangan menganggap bahwa merokok itu haram hukumnya. Mengharamkan rokok merupakan sebuah keputusan besar nan berdampak besar juga. Walaupun tak ada ayat Al-quran, hadits Nabi Muhammad Saw, dan pendapat ulama empat mazhab nan menyatakan bahwa rokok itu haram, sebagian kalangan berpendapat bahwa merokok itu haram. Latar belakang merokok itu haram ialah sebab merokok itu berdampak jelek bagi kesehatan.

Latar belakang merokok itu haram juga sebab dianggap mengganggu orang lain. Pada umumnya orang merokok di loka generik sehingga mengganggu orang-orang di sekitarnya. Latar belakang merokok itu haram juga sebab bau dan asap rokok mengganggu orang lain. Perbuatan ini dianggap sebagai dosa besar. Jangankan merokok nan dianggap haram, mengonsumsi bawang putih nan jelas-jelas halal, tetapi sebab baunya mengganggu, orang nan mengonsumsinya dilarang masuk ke dalam masjid.

Latar belakang merokok itu haram sebab merusak diri sendiri dan orang lain serta didasarkan pada dalil-dalil berikut.

  1. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, sebab sesungguhnya Allah menyukai orang-orang nan berbuat baik .” (QS. Al-Baqarah: 195)
  1. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan, saudara mereka Syu’aib, maka ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan .” (QS. Al-‘Ankabuut: 36)
  1. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. ” (QS. Al-A’raaf: 56)
  1. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan .” (QS. Asy Syu’araa: 183)
  1. Dari Sa’id Sa’d bin Malik bin ra, Rasulullah Saw bersabda, “ Dilarang segala nan berbahaya dan menimpakan bahaya .” (Hadits hasan diriwayatkan Ibnu Majah, Daruquthni, dan Malik dalam Al-Muwatha’.)
  1. Allah dan Rasul-Nya menghalalkan semua nan baik dan mengharamkan semua nan buruk: “ Nabi nan ummi nan (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil nan ada di sisi mereka, nan menyuruh mereka mengerjakan nan ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan nan mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala nan baik dan mengharamkan bagi mereka segala nan buruk. ” (QS. Al-A’raaf: 157)
  1. Latar belakang merokok itu haram sebab dianggap sebagai pemborosan. Jika sebungkus rokok harganya Rp8.000, dalam satu bulan orang nan merokok harus mengeluarkan uang Rp240 ribu. Lebih baik uang tersebut dipakai buat hal lain nan bermanfaat, menyekolahkan anak. Allah jelas melarang sifat boros dan merusak seperti itu: ” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga nan dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang nan dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu ialah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu ialah sangat ingkar kepada Tuhannya. ” (QS. Al Israa’: 26-27)