Puasa bisa Memperbaiki Sistem Pencernaan

Puasa bisa Memperbaiki Sistem Pencernaan

:

Sebenarnya, adanya kegunaan puasa bagi kesehatan bukanlah hal baru. Nabi Muhammad sendiri telah mengungkapkan hal ini dalam sebuah hadist nan diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu'aim nan artinya: "Berpuasalah maka kamu akan sehat."



Tentang Puasa

Puasa ialah kewajiban bagi setiap muslim nan telah baligh, yaitu termasuk rukun islam nan keempat. Secara harfiah puasa berarti menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar sampai dengan terbenam matahari (Maghrib) pada bulan Ramadhan.

Sebagai kewajiban, puasa absolut harus dilaksanakan kecuali bagi orang nan sedang sakit atau sedang bepergian. Karena nilai wajibnya, orang nan saat bulan ramadhan menderita sakit atau dalam perjalanan nan mengakibatkannya tak berpuasa, maka dia harus menggantinya di hari lain. Selain puasa nan wajib di bulan Ramadhan, umat Islam juga mengenal adanya puasa sunnah nan dilaksanakan di hari-hari tertentu, misalnya puasa senin dan kamis, puasa arafah , dan sebagainya.

Baru-baru ini, puasa tak hanya wajib atau sunnah di kalangan ummat Islam, berpuasa kini juga disarankan pada pemeluk agama lain sebab alasan medis. Ya, puasa diyakini memiliki kegunaan nan sangat signifikan bagi kesehatan tubuh.

Kemudian para pakar kesehatan modern melakukan serangkaian penelitian tentang kegunaan puasa bagi tubuh manusia dan hasilnya ditemukan fakta bahwa puasa memang bermanfaat secara positif bagi kesehatan serta tak berpengaruh negative bagi organ dan sistem organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, mata, syaraf dan otak. Namun demikian memang ada beberapa penyakit tertentuyang mengharuskan seseorang harus berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti rekomendasi ilmiah jika ia hendak berpuasa pada saat sakit.

Bagi para pakar medis modern, berpuasa merupakan bagian dari starvasi atau kelaparan sebab pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sementara itu islam lebih menekankan substansi dari puasa, yakni, bukan semata-mata menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan nafsu, mengerjakan berbagai amal kebaikan, serta pengendalian diri. Artinya para pakar medis modern lebih menkankan kegunaan puasa secara medis saja, padahal di sisi lain puasa juga memiliki kegunaan secara fsikologis dan sosial.

Puasa ramadhan selama sebulan penuh paling sering diteliti secara medis, hasilnya diketahui bahwa puasa sebulan penuh saat bulan ramadhan bermanfaat bagi tubuh manusia. Di sisi lain, penelitian juga membuktikan bahwa puasa berbeda dengan starvasi biasa, sebab puasa secara generik tak akan mengganggu tubuh manusia.



Puasa bisa Memperbaiki Sistem Pencernaan

Setiap hari kita memasukkan berbagai jenis makanan dan minuman tanpa terkontrol, bahkan kadang jumlahnya berlebihan. Sebaliknya, pada saat puasa, tubuh dan sistem pencernaan bisa berisitirahat buat sepanjang siang hari. Pada saat kita berpuasa maka organ-organ pencernaan seperti kerongkongan, lambung serta usus bisa bekerja lebih optimal ketika mulai mencerna makanan kembali.

Pola makan saat puasa nan bersifat rotatif menjadi beban dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Keluarnya berbagai hormon tersebut diduga merupakan salah satu faktor nan memperlambat penuaan.

Akan tetapi hal tersebut hanya berlaku buat orang nan menjalankan puasa dengan baik. Artinya ia tak makan hiperbola baik saat sahur maupun ifthar/buka puasa. Sementara itu pada kenyataannya puasa rupanya telah menjadi bagian dari budaya, di mana pada saat bulan Ramadhan, hampir setiap rumah menyediakan makanan nan enak-enak dan banyak.

Jika semua makanan tersebut dimasukkan dalam tempo nan cepat pada saat berbuka puasa, maka hal ini malah bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan gangguan kesehatan lainnya. Makanan nan “dipaksakan” masuk pada saat bulan puasa diyakini menyebabkan bertambahnya timbunan lemak sebab makanan pada saat buka puasa terjadi menjelang malam dan kemungkinan kandungan kalorinya tak dibakar menjadi energi.



Puasa bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Siapa sangka puasa bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh ? Bukan semata-mata puasa melatih tubuh kita buat menahan lapar adlam waktu nan cukup lama, melainkan juga meningkatkan daya tahan tubuh dari berbagai penyakit. Pada saat kita berpuasa, terjadi peningkatan jumlah sel darah putih dalam tubuh terutama pada minggu kedua puasa. Sel darah putih merupakan unsur primer dalam sistem pertahanan tubuh sehingga membuat tubuh kita kuat dari agresi berbagai penyakit.

Selain itu, puasa juga bisa menetralisir racun dalam tubuh. Puasa bisa melakukan detoks alami bagi tubuh kita sebab pada saat lambung kosong, proses penyerapan nutrisi makanan akan lebih sempurna. Dengan demikian, organ pencernaan kita tak menyimpan residu makanan nan membusuk nan tak diperlukan oleh tubuh.

Tubuh orang nan sedang berpuasa juga menghasilkan Netrofil, yaitu hormon nan bisa menetralkan racun atau bakteri nan menjadi penyebab radang sendi. Bertambahnya netrofil sangat berguna buat mengurangi rasa nyeri pada persendian bagi orang nan menderita arthritis.

Menurut penelitian, saat kita berpuasa maka terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Selain itu juga terjadi penurunan kadar apobetta, dan sebaliknya terjadi peningkatan kadar apoalfa1. Hal ini diyakini bisa menjauhkan agresi penyakit jantung dan pembuluh darah.



Puasa itu Menyembuhkan atau Mempercepat Penyembuhan

Pada hari-hari awal berpuasa bulan Ramadhan, tubuh kita mengeluarkan sejumlah besar racun melalui genre darah, pori dan organ pembuangan lain. Proses ini ditandari dengan menebalnya lapisan lidah dan nafas nan biasanya lebih berbau daripada hari biasa. Pada hari-hari selanjutnya, lemak dan racun nan terakumulasi dalam sel tubuh akan dikeluarkan.


Demikian juga sel-sel nan rusak dan mati, serta lapisan lendir di dinding usus akan dikeluarkan melalui organ ekskresi seperti hati dan ginjal. Sel nan wafat dalam tubuh bisa mencapai 125 juta perdetik, namun pada usia produktif akan muncul sel pengganti dengan jnumlah nan lebih banyak lagi.

Pola makan saat puasa bisa mensuplai asam lemak dan asam amino nan krusial buat membangun sel baru dan membersihkan sel lemak nan menggumpal di dalam hati. Prosedur pembuangan racun dan sel-sel rusak tersebut bisa meningkatkan kerja sel. Hal in mendorong proses penyembuhan lebih cepat.

Selain itu, jika puasanya dilakukan dengan mengontrol pola makan nan tepat maka bisa mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh sehingga puasa secara langsung dapa menunkan kadar kolesterol dan darah tinggi.



Puasa bisa Menurunkan Berat Badan

Sekali lagi, jika puasa dilakukan dengan kontrol makanan dan minuman nan tepat, yaitu dengan pola makan nan teratur dengan kadar nan pas serta menghjindari makanan nan penuh lemak dan kolesterol maka hal ini bisa menurunkan berat badan.

Puasa juga bisa mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh sebab pada saat puasa asupan air ke dalam tubuh kita berkurang secara signifikan. Terkontrolnya jumlah cairan bisa memicu kinerja lokal pembuluh darah dan menambah prostaglandin nan meningkatkan fungsi sel darah merah. Kondisi ini juga seperti kita ketahui, bisa menyebabkan pembengkakan pada perut, kaki dan lutut.



Puasa bisa Meningkatkan Kesuburan Laki-Laki

Penelitian terbaru menunukkan bahwa puasa bisa meningkatkan kesuburan laki-laki. Penelitian tersebut ditujukan pada kadar hormon kejantanan (testoteron), perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH). Terjadi perubahan kadar berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu.


Dalam termin awal didapatkan penurunan hormon testoteron nan berakibat penurunan nafsu seksual tetapi tak menganggu jaringan kesuburan. Namun hanya bersifat sementara sebab beberapa hari setelah puasa hormon testoteron dan performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya. Hasilnya diketahui bahwa terjadi peningkatan pembentukan sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari testicular.