Moral Cerita Tentang Keong Mas

Moral Cerita Tentang Keong Mas

Ada nan tahu kisah legenda Keong Mas. Cerita Keong Mas ini diabadikan di Taman Mini Indonesia Latif sebagai salah satu monument penting, yaitu teater Keong Mas. Dimana, di sana merupakan bioskop besar dengan kapasitas jumlah penonton nan banyak. Tapi, jangan hanya tahu tentang teater Keong Mas, ada baiknya juga mengenal legenda tentang Kisah Keong Mas .



ALKISAH, CERITA PUN DI MULAI

Legenda Keong Mas bermula dari cerita tentang dua orang saudara perempuan di sebuah Kerajaan Daha. Kedua putri tersebut sangat cantik, nan sulung bernama Dewi Galuh, sedang nan bungsu bernama Candra Kirana.

Suatu hari, pangeran Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan datang ke Kerajaan Daha. Pangeran ini dibuat jatuh hati oleh kecantikan dan kebaikan hati Candra Kirana dan berniat buat meminangnya.

Lamaran tersebut kontan membuat seisi Istana Daha merasa senang. Raja Kertamarta merasa bahagia dan menyetujui pinangan tersebut. Berbeda dengan pendapat Candra Kirana dan sang Raja Kertamarta, Dewi Galuh rupanya menyimpan rasa iri pada lamaran tersebut.

Dewi Galuh merasa harusnya dialah nan menerima pinangan dan bukan sang adik, Candra Kirana. Rasa iri tersebut membuat Dewi Galuh menemui seorang nenek sihir. Dia meminta donasi buat menyingkirkan sang adik, agar pertunangan tersebut batal, dan dialah nan dapat menjadi pengganti Candra Kirana.

Permintaan Dewi Galuh dipenuhi si nenek sihir. Nenek sihir memberi ramuan nan digunakan oleh Dewi Galuh buat membuat Candra Kirana menjadi sesuatu nan menjijikkan, yaitu Keong Mas.

Setelah membuat adiknya berubah menjadi Keong Mas, Dewi Galuh membuang sang adik ke sungai. Kerajaan terkejut atas menghilangnya sang putri Candra Kirana. Mereka mencari namun sang putri tak ditemukan.

Dilain waktu, di suatu tempat, seorang nenek tua tengah menjaring ikan di sungai. Berharap ada ikan nan tertangkap, namun nan masuk ke dalam jalanya malah Keong Mas. Mendapat Keong Mas, sang nenek membawanya pulang dan memasukkannya ke dalam tempayan.

Besoknya, nenek tua tersebut kembali mencari ikan, namun ternyata dia pun tengah sial hari itu. Tidak ada seekor ikan pun nan sukses ditangkapnya. Karena hari sudah semakin tinggi, maka si nenek pun pulang. Begitu membuka pintu, sang nenek terkejut sebab di hadapannya sudah terhidang aneka makanan nan enak-enak.

Ditambah lagi rumahnya pun sudah dalam keadaan rapih. Dengan terheran-heran sang nenek pun menikmati makanan nan terhidang. Besoknya hal serupa terjadi lagi. Merasa penasaran sang nenek berniat buat membongkar misteri nan terjadi tersebut. Maka dihari berikutnya nenek tua tersebut berpura-pura hendak pergi menjala ikan, namun dia sebenarnya tak sungguh-sungguh pergi.

Sang nenek berbalik kembali pulang buat mengintip rumahnya sendiri. Dan betapa terkejutnya sang nenek ketika mendapati tempayan tempatnya menaruh Keong Mas nan pernah ditangkapnya terbuka. Dari tempayan tersebut, sang Keong Mas merambat keluar, dan berubah menjadi sesosok gadis cantik. Gadis cantik itu segera membereskan rumah sang nenek.

Nenek segera masuk ke dalam rumahnya dan memergoki gadis cantik nan ternyata ialah putri Candra Kirana. Sang nenek kemudian bertanya pada putri Candra Kirana. “Siapakah dikau wahai gadis cantik?” Tanya nenek tersebut nan membuat putri Candra Kirana terkejut lantas menangis.

Putri Candra Kirana pun menceritakan jati dirinya, bahwa dia ialah Keong Mas nan dapat berubah menjadi putri kembali hanya dalam beberapa jam, dan setelahnya akan kembali menjadi Keong Mas lagi. Kutukannya hanya dapat hilang kalau dapat berjumpa dengan kekasihnya kembali.

Sementara itu, dilain tempat, sang pangeran Inu Kertapati ternyata diam-diam pergi mengembara buat mencari kekasihnya. Inu Kertapati menyamar menjadi orang biasa. Ditengah pengembaraannya, sang penyihir dursila mengetahui tujuan pangeran Inu Kertapati. Nenek sihir itu lalu berubah menjadi seekor burung nan dapat berbicara dan menyesatkan sang pangeran.

Beruntungnya, ditengah jalan pangeran menolong seorang lelaki tua nan ternyata sakti mandraguna. Laki-laki tua itu tahu bahwa pangeran inu diikuti oleh seekor burung nan merupakan jelmaan sang penyihir. Dengan kesaktiannya, kakek tua itu mengusir dan penyihir dan memberitahu pangeran buat pergi ke sebuah gubuk di ujung desa. Disana dia akan menemukan apa nan dicarinya.

Pangeran menuruti perintah laki-laki tua itu. Dia berjalan terus menuju desa dan singgah di loka sang nenek. Kebetulan sang nenek sedang pergi dan Keong Mas keluar dari tempayan dan berubah menjadi putri Candra Kirana. Ketika pangeran Inu Kertapati mencium bau kuliner dari dalam rumah, tertariklah pangeran dan mengintip dari balik jendela.

Terkejutlah pangeran Inu Kertapati ketika mendapati bahwa orang nan tengah memasak itu ialah kekasihnya, putri Candra Kirana. Maka, pupuslah sudah sihir sang nenek dursila dan putri Candra Kirana tak perlu risi lagi akan menjadi Keong Mas.

Kepulangan Candra Kirana membuat takut Dewi Galuh. Karena takut perbuatannya akan terbongkar, Dewi Galuh pergi dan menghilang dari kerajaan. Kini Putri Candrakirana pun menikah dengan pangeran Inu Kertapati dan hayati berbahagia.



Moral Cerita Tentang Keong Mas

Setiap legenda niscaya mengusung moral ataupun budi pekerti di dalamnya. Seperti cerita Keong Mas, bahwa nan menuai kejahatan akan mendapatkan balanya. Seperti sifat iri Dewi Galuh nan malah membuatnya kehilangan gelarnya sebagai putri.

Takut dampak perbuatannya nan dikhawatirkan akan dibocorkan oleh adiknya, Dewi Galuh memilih melarikan diri dari kerajaannnya. Dia tak mendapatkan cinta Inu Kertapati, malah mendapat malu dan rasa takut. Cinta Inu Kertapati pun diuji. Kehilangan sang kekasih apakah akan membuatnya tetap setia pada cinta, atau akan menduakan hatinya.

Cerita Keong Mas ini dapat menjadi suri tauladan bagi pembaca anak-anak, dan juga dapat menjadi hiburan nan baik. Munculnya tokoh nenek sihir nan dursila seringkali memang banyak bermunculan di berbagai cerita, seperti kisah Snow White And The Seven Dwaft, atau kisah Little Mermaid, juga Beauty And The Beast, atau tau Slepping Beauty.

Semua tokoh-tokoh itu juga menggunakan figur nenek sihir dursila sebagai tokoh antogonis, sehingga anak-anak cenderung tak suka nenek-nenek. Piker mereka, nenek-nenek identik dengan tokoh penyihir nan jahat. Dalam cerita Keong Mas, ada dua tokoh nenek-nenek nan muncul. Yang satu ialah nenek sihir nan satu lagi nenek pencari ikan.

Dua figur nenek ini muncul dapat sebagai berlawanan maupun protagonist, sehingga anak jeli, bahwa nan tua tak selalu nenek sihir, dan nenek sihir atau orang-orang nan memiliki kemampuan sihir biasanya menjadi jahat, atau menjadi pembantu si jahat.

Berbicara moral , intinya adalah, sebuah cerita harus memiliki moral nan menyentil perasaan anak-anak. Biasanya, ketika sebuah buku dibacakan di depan anak-anak, sang pendongeng akhirnya akan menyebutkan moral.

Bahwa si anak tak boleh melakukan ini, jangan meniru tokoh ini, atau akhirnya nan dursila akan kalah dan nan baik akan menang. Semua bacaan atau dongeng, ataupun legenda sarat akan pesan luhur nan dapat dipetik hikmahnya dan diambil manfaatnya.