Fenomena Hujan Kodok

Fenomena Hujan Kodok

Manusia mengenal hujan sebagai sebuah proses alamiah nan terjadi di bumi. Sebuah proses perubahan gas menjadi cair. Itulah sebabnya mengapa hujan nan kita alami berbentuk tetesan air. Jika hawa atau suhu nan dibentuk berada pada posisi sangat rendah, maka hujan nan turun akan berbentuk es atau nan biasa dikenal dengan istilah hujan salju.

Turunnya tetesan air atau salju dari atas langit ialah hal nan biasa, tapi apa jadinya jika hewan seperti kodoklah nan turun dari atas langit dalam jumlah nan cukup banyak dan dalam waktu nan bersamaan? Kenyataan Hujan Kodok nan terjadi di Negara Jepang baru-baru ini cukup mendapat perhatian nan cukup tinggi dari masyarakat dunia.



Hujan Kodok di Jepang

Hujan kodok ialah kenyataan nan terjadi dan dialami oleh masyarakat Jepang pada bulan Juni 2009 lalu. Masyarakat Jepang dikagetkan dengan berjatuhannya ikan berbentuk mirip kodok di beberapa kota di Jepang. Kota-kota nan “didatangi” pasukan kodok dari atas langit diantaranya ialah Taiwa, Nakanoto, Asahi, dan Kuki.

Kodok nan berjatuhan di sebagian kota Jepang itu lebih menyerupai anak kodok atau kecebong. Bentuknya kecil, tak sebesar kodok-kodok normal. Hewan itu memiliki buntut dan memipih di bagian depan, persis seperti kecebong. Panjang kodok tersebut diperkirakan 5 cm.

Jika hujan kodok terjadi di Indonesia, kenyataan mistis niscaya mengiringi pemberitaannya. Masyarakat Indonesia nan masih akrab dengan hal-hal ghaib seperti itu dapat dipastikan akan menghubungkan kenyataan aneh tersebut dengan hal-hal nan kurang logis. Padahal jika dilihat dari kacamata keilmuan, kenyataan Hujan Kodok ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Meskipun hingga kini, para pakar belum dapat menjelaskan secara gamblang apa penyebab Hujan Kodok tersebut.

Hujan Kodok nan terjadi di Jepang terjadi selama beberapa hari. Tepatnya pada tanggal 9, 15, 16 dan 17 Juni. Beberapa saksi mata merasa kaget mengetahui ada sekumpulan kodok nan berjatuhan dari langit. Menurut saksi mata, ketika Hujan Kodok terjadi pada 15 Juni, keadaan cuaca Jepang sedang bagus. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

Perubahan cuaca nan sangat ekstrem dirasa sebagai salah satu penyebab terjadinya Hujan Kodok di Jepang. Kenyataan Hujan Kodok ternyata pernah terjadi sebelumnya. Dua negara yaitu Inggris dan Serbia juga pernah mengalami kenyataan cuaca nan aneh ini. Jika Serbia mengalaminya pada 2005, Inggris sudah merasakannya lebih dulu. Kenyataan Hujan Kodok di London terjadi pada 1998.



Fenomena Hujan Kodok

Fenomena hujan binatang ini sebenarnya termasuk dalam kategori kenyataan nan sudah generik terjadi. Binatang nan sering muncul dalam kenyataan ini ialah ikan dan kodok. Ketika terjatuh, binatang-binatang itu tidak sporadis masih dalam keadaan hidup.

Menurut beberapa saksi nan pernah melihat kenyataan ini secara langsung mengatakan bahwa, gerakan dari para binatang itu sangat agresif. Menunjukkan bahwa mereka tengah ketakutan. Pada beberapa kejadian, ikan atau kodok tersebut terjatuh dari atas langit dalam keadaan beku atau terbalut dalam bongkahan es.

Keadaan seperti itu menunjukkan betapa rendahnya suhu nan membawa binatang itu lalu menjatuhkannya ketika suhu sudah sedikit menurun. Binatang itu seolah terbawa oleh awan nan terbentuk sebab proses perubahan air laut. Ketika hujan binatang akan turun, keadaan cuaca tak berbeda jauh dengan ketika hujan air akan turun. Langit gelap dan mendung, kemudian hujan nan turun dibarengi dengan petir dan angin nan kencang.