Kisah Nabi Muhammad Sebagai Ayah

Kisah Nabi Muhammad Sebagai Ayah

Nabi Muhammad ialah Rasullulah atau nabi terakhir di akhir zaman dan merupakan nabinya umat muslim. Cerita Nabi Muhammad seringkali dikisahkan oleh banyak buku. Majemuk kisahnya, majemuk nan dibahas. Mulai dari Rasulullah nan bekerja sebagai pedagang, kehidupan sang Rasul dengan para istri, bagaimana adab sang Rasul terhadap orang lain, dan banyak lagi hal lainnya.

Pokoknya, cerita Nabi Muhammad tak pernah membosankan. Selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik itu umat muslim nan jelas-jelas mencintai beliau sebagai sebuah karakter alias pribadi. Maupun umat lainnya nan juga mengenal sang Rasul dari berbagai cerita Nabi Muhammad di dalam sejarah.

Yang paling menarik dalam kehidupan beliau tentu saja hubungannya sebagai seorang Rasul kepada umatnya. Harus diakui, semasa Nabi Muhammad menjadi Rasul, selama dua puluh dua tahun, banyak sekali kelakuan bangsa Arab nan rusak sukses beliau perbaiki, sampai ke taraf kehidupan berumah tangga dan bersikap terhadap orang tua.

Kisah-kisahnya memang inspirasi sampai di masa sekarang dan banyak sekali nan meneladaninya. Di sini akan dibahas cerita Nabi Muhammad nan seringkali dibahas dalam berbagai cerita di buku.



Cerita Nabi Muhammad Sebagai Pedagang

Tahukah Anda, bahwa selain menjadi seorang Rasul dan melayani umat, Nabi Muhammad pun tampil di muka publik sebagai pedagang. Dahulu, kisahnya sebagai pedagang sporadis sekali dibahas. Seolah dirinya nan tengah bekerja mencari nafkah tak cocok dengan image -nya sebagai Rasul.

Padahal, itulah nan menyebabkan beliau sama dengan manusia lainnya. Beliau ialah teladan bagi sang pekerja. Coba saja lihat, sebagai seorang pengusaha, Rasul pernah berhasil menjadi seorang pedagang. Beliau meletakkan dasar-dasar kejujuran nan saat itu tentu sulit didapat. Mengingat masa itu ialah masa jahiliah, di mana sikap jujur sangat sulit ditemui, kejujuran beliau mengundang pembeli nan luar biasa banyak.

Rasul sudah menanamkan satu hal krusial dalam berdagang. Kejujuran. Bukankah ini nan paling sulit ditemukan dalam berdagang? Anda dapat melihat bagaimana pedagang sekarang. Mereka melancarkan tipu-tipu, baik tipuan pada bahan, juga pada bualan tentang kapital dan timbangan.

Padahal, perdagangan ialah kunci kehidupan. Rasul pernah bersabda, “Bila para pedagang tak mau jujur, tunggulah kehancurannya.” Maksud kehancuran di sini ialah kehancuran pada usaha si pedagang sendiri maupun kehancuran kondisi umat. Sekarang ini, banyak kita saksikan di televisi nan menginfomasikan kecurangan pedagang nan tak jujur. Mereka mencurangi timbangan, membual tentang harga murah, dan nan lebih parah lagi menjual barang tak layak pakai/konsumsi kepada masyarakat.

Lihatlah kehancuran nan mulai terasa. Karena banyaknya pedagang nan tak jujur, bangsa ini akan dilimpahi penyakit dampak ketidaklayakan produk-produk nan dijual. Kini makin marak kemunculan makanan berpengawet formalin dan boraks. Ada juga pewarna makanan nan menggunakan rhodamin, yaitu pewarna tekstil. Menggunakan bahan makanan nan sudah tak layak pakai dan kadaluarsa buat membuat aneka jajanan, telebih lagi mencurangi timbangan.

Satu kilo ternyata dikurangi dua ons. Padahal, Rasul dan para sahabat berdagang dengan sikap jujur dan bertanggung jawab hingga mereka mendulang berhasil dan meraih kekayaan. Jadi, tak ada nan pernah rugi ketika kita berlaku jujur pada pelanggan.

Cerita Nabi Muhammad sebagai pedagang tak hanya sampai di sana saja. Tahukah Anda bahwa Rasul itu pernah menjadi orang kaya, berkat pengelolaan kekayaan nan baik dan dukungan sang Istri, Siti Khodijah?Namun, hartanya menyusut ketika memperjuangkan dakwah.

Rasul juga pernah jatuh ke titik kemiskinan. Bukan sebab dia bangkrut berdagang. Namun disebabkan oleh boikot nan dilakukan orang-orang Qurais terhadap keluarga Nabi. Oleh karena itu, Rasul pernah merasakan kemiskinan nan menyiksa.



Cerita Nabi Muhammad Sebagai Seorang Suami

Untuk para pasangan, ada baiknya Anda mengintip banyak buku nan bertutur tentang interaksi suami istri nan harmonis, terutama cerita Nabi Muhammad dan istri-istrinya. Baik itu terhadap cinta sejatinya nan pertama, Siti Khodijah, maupun kisahnya dengan para istri berikutnya, Siti Aisah dan beberapa istri lainnya.

Beberapa buku menyebutkan bahwa Rasul memiliki sembilan istri. Ada nan bilang tujuh. Jumlahnya ternyata jauh lebih banyak dari empat? Beberapa buku lainnya malah tak menyebutkan jumlah istri sang Rasul. Mungkin dikarenakan bila disebutkan jumlah istri-istrinya, nanti banyak orang nan terheran-heran. Kok, istri Rasul jauh lebih banyak dari nan diperbolehkan dalam Islam?

Harap diingat, kehidupan Rasul dan izin untuknya berbeda dengan umat. Rasul memperistri beberapa orang nan merupakan janda perang. Mereka kehilangan suami di medan perang. Agar ada nan menjaga mereka dan mengasihi mereka, Rasul memperistrinya. Namun, pernah juga nabi Muhammad tak pernah berniat buat berpoligami ketika didampingi oleh Siti Khodijah.

Beliau tetap setia pada sang istri. Disparitas usia di antara keduanya tak membuat cinta sang Rasul berkurang ataupun main lirik sana lirik sini. Cerita Nabi Muhammad dalam berumah tangga nan rukun terlihat ketika beliau membina interaksi dengan Siti Khodijah. Bukan berarti ketika memiliki istri banyak beliau tak rukun dengan istrinya. Namun, dengan banyaknya sang istri, terkadang mereka dilanda cemburu nan merepotkan.

Di sinilah sang Rasul dapat mengatasi, mengajari kita tentang menyenangkan istri, dan kemudian nan terpenting menjaga kebaikan di antara istri-istrinya.



Kisah Nabi Muhammad Sebagai Ayah

Sebagai seorang teladan, Nabi Muhammad pun mengajarkan dalam bersikap dan mendidik anak. Seperti kisah dalam sejarah nan ada, Rasul dikarunai empat anak wanita. Salah satu putrinya nan paling terkenal dalam sejarah ialah Siti Fatimah. Interaksi Rasul dengan putrinya ini amat baik. Begitupun sikap Fatimah sebagai seorang anak. Gadis tersebut demikian berbakti, baik kepada ayahnya maupun kepada suaminya.

Rasulullah juga berlaku lembut pada anak-anak angkatnya. Adab berlaku baik pun beliau lakukan pada banyak anak yatim. Bahkan, Rasulullah menekankan prilaku baik pada anak yatim akan dekat hubungannya dengan Rasul di surga kelak. Sungguh suatu teladan nan patut ditiru oleh banyak orang.

Yang paling menarik dari cerita Nabi Muhammad dengan anak-anaknya ialah ketika sang istri, Siti Khodijah, beberapa kali melahirkan anak buat Rasul. Namun, ketika sukses memiliki anak lelaki, malah anak laki-lakinya meninggal. Apalagi, saat itu Rasul memiliki anak perempuan, sesuatu nan sangat tabu di masa itu. Rasul tetap bertindak tenang dan mensyukuri kelahiran anaknya. Walau cemoohan keluar dari mulut masyarakat Mekah saat itu.



Cerita Nabi Muhammad - Teladan Sepanjang Masa

Jadi, sesungguhnya refleksi kehidupan Rasullulah setelah diangkat oleh Allah menjadi Rasul merupakan refleksi baik nan harus diteladani. Sesungguhnya, tak pernah ada prilaku beliau nan sia-sia sebab Allah menjaga Rasulnya nan satu ini.

Kehidupannya sebagai seorang pemimpin nan arif dan bijak serta menempatkan kepentingan umat di atas kepentingannya sendiri ialah suri tauladan bagi para pimpinan dan patut dijadikan contoh buat seluruh pemimpin di dunia. Interaksi Rasul dengan para sahabatnya pun merupakan suri tauladan dalam berdekatan dan membangun interaksi sosial dengan orang lain.

Rasul tak pernah memperlakukan para sahabat sebagai hamba atau pengikut. Namun beliau memperlakukan mereka sungguh-sungguh selayaknya sahabat dan kerabat. Kehidupannya dalam berumah tangga dan urusan interaksi intim sebagai suami istri pun menjadi kesadaran bagi banyak orang.

Rasul menjaga dengan baik setiap interaksi dan semua prilakunya dapat menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Itulah mengapa cerita Nabi Muhammad, baik sebagai manusia biasa maupun sebagai Rasul dan pimpinan umat, selalu menjadi inspirasi kehidupan di muka bumi. Ingin masuk surga? Tirulah prilaku beliau, pasti Allah akan meridhai.