Proses Pencernaan dalam Tubuh

Proses Pencernaan dalam Tubuh

Anatomi tubuh manusia nan diciptakan Tuhan memang sudah merupakan nan paling sempurna. Secara awam kita niscaya akan kesulitan memikirkan bagaimana makanan nan masuk ke dalam tubuh manusia dapat menghasilkan tenaga. Proses masuknya makanan dalam tubuh manusia buat kemudian dicerna sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan tenaga disebut juga proses pencernaan makanan.



Apa itu Proses Pencernaan?

Berbicara mengenai proses pencernaan manusia, sepertinya hal itu sudah sering kita pelajari semasa kita duduk di bangku sekolah dasar dahulu. Kita diajarkan mengenai proses bagaimana makanan tersebut diolah menjadi tenaga. Proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia merupakan sebuah proses nan terpenting sekaligus ‘terpanjang’.

Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan nan cukup ‘panjang’. Tahapan pertama ialah proses penghalusan makanan nan terjadi pada saat mengunyah makanan di dalam mulut, proses pelumatan makanan dalam mulut manusia dibantu oleh ‘hadirnya’ air liur.

Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan sebanyak 32 kali kunyahan, sebab hal itu nantinya akan mempermudah kinerja pada proses pencernaan selanjutnya. Setelah makanan benar-benar dirasa halus maka proses selanjutnya terjadi di daerah lambung.

Makanan nan sudah halus tersebut kemudian kembali dihaluskan, kali ini tak menggunakan donasi air liur, melainkan enzim nan terdapat dalam lambung itu sendiri.

Pada proses pencernaan makanan nan terjadi di lambung inilah semua sari makanan berupa vitamin, mineral, karbohidrat nan berperan sebagai ‘penyuplai’ tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari-sari makanan lain nan terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding-dinding lambung. Setelah makanan di proses melalui lambung, makanan nan diproses tersebut kemudian menuju usus.

Manusia pada umumnya memiliki usus nan terdiri dari tiga jenis, yaitu usus duodenum atau nan lebih dikenal dengan sebutan usus dua belas jari, usus tengah, dan usus penyerapan. Pada usus-usus tersebutlah makanan kembali dipilah mana nan masih memiliki zat nan berguna buat tubuh dan mana nan tidak.

Bila usus sudah menentukan pilihannya, maka tujuan makanan tersebut selanjutnya ialah usus besar. Usus besar merupakan ‘terminal’ terakhir makanan tersebut berada di dalam tubuh kita sebelum kemudian dibuang dalam bentuk feses atau kotoran.

Selain prosesnya nan sangat panjang, sistem pencernaan pada tubuh manusia pun memiliki tugas nan cukup berat. Jelas saja berat, sebab bagian tubuh manusia nan tergabung dalam ‘sistem pencernaan’ tersebut seperti, mulut, lambung, dan usus ditugaskan buat mengubah makanan menjadi zat nan berguna buat tubuh.

Maka dari itu sudah selayaknya kita menjaga semua asupan makanan dalam tubuh kita, sebab dengan menjaganya maka secara tak langsung kita juga telah menjaga sistem pencernaan kita.



Proses Pencernaan dalam Tubuh

Proses pencernaan makanan sangat krusial sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tak bisa diserap dalam bentuk alami dan tak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal.

Zat makanan akan dipersiapkan buat diabsorbsi melelui proses-proses eksklusif dengan donasi enzim-enzim eksklusif dalam saluran pencernaan. Berikutnya akan dijelaskan proses pencernaan zat makanan khususnya karbohidrat, protein dan lemak dalam masing-masing organ saluran pencernaan.

1. Mulut

Di dalam mulut makanan dihancurkan oleh gigi-gigi menjadi ukuran nan lebih kecil dengan tujuan proses pencernaan akan lebih mudah. Saat dikunyah makanan bercampur air liur nan mengandung enzim ptyalin. Karbohidrat nan masih berupa polisakarida dipecah menjadi disakarida yaitu maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Proses ini hanya sebagian kecil saja sebab makanan akan ditelan dan dalam lambung enzim ini menjadi tak aktif.

2. Esofagus

Tdak ada proses spesifik pencernaan makanan disini. Makanan melewati saluran dalam esofagus dengan sangat mudah dalam hitungan detik. Dinding saluran esofagus sangat licin sebab mengandung cairan mucus nan dihasilkan sel-sel nan terdapat di dindingnya.

3. Lambung

Proses nan sangat krusial dalam lambung ialah barcampurnya makanan dengan getah lambung nan bersifat asam. Disini juga terjadi proses pencampuran makanan oleh gerakan kontraksi lambung. Proses pencampuran dengan asam lambung mengakibatkan makanan menjadi lebih cair dan hancur disebut dengan chymus.

Pepsin dari lambung memulai pencernaan protein. Enzim ini bekerja dengan baik sebab sifat keasaman dari lambung. Pencernaan pepsin di lambung ini hanya sekitar 10-30% dari pencernaan total protein. Pepsin mempunyai kemampuan mencerna kolagen nan merupakan unsur primer dari jaringan penyambung interseluler daging.

Proses ini krusial buat memudahkan proses pencernaan protein selanjutnya.
Tidak ada proses pencernaan spesifik dari karbohidrat. Sedangkan pencernaan lemak di lambung hanya proses minimal oleh enzim lipase lidah nan berasal dari kelenjar di bawah lidah.

4. Usus Halus

Di dalam usus halus inilah proses pencernaan dan absorbsi atau penyerapan zat-zat makanan sebagian besar berlangsung. Proses pencernaan karbohidrat dilanjutkan kembali disini.

Pokok dari pencernaan karbohidrat ialah memecah molekul karbohidrat menjadi monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa) nan dapat diserap usus masuk ke peredaran darah. Tugas ini dilaksanakan oleh enzim nan dihasilkan oleh pankreas yaitu alfa amylase, maltase, lactase, sukrase, glukosidase dan alfa dekstrinaase.

Pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus bagian atas diawali pengaruh enzim proteolitik nan dihasilkan oleh pankreas. Protein nan sebagian sudah dipecah di lambung dipecah kembali oleh enzim dari pankreas yaitu tripsin, kemotripsin, karboksipeptidase dan proelastase menjadi polipeptida, tripeptida dan asam amino tunggal.

Terakhir ialah oleh enzim peptidase nan terdapat dalam enterosit atau sel dinding usus halus memecah protein nan masih berupa polipeptida besar maupun kecil menjadi asam amino tunggal buat diserap ke dalam darah.

Kenyataan bahwa lemak tak larut air menimbulkan masalah spesifik pencernaan nan berada di lingkungan air dalam saluran pencernaan. Lemak dalam makanan sebagian besar dalam bentuk trigliserida atau lemak netral. Lemak harus diemulsifikasikan terlebih dahulu menjadi gelembung-gelembung lemak nan ukurannya lebih kecil.

Proses emulsifikasi ini sudah dimulai di lambung melalui kontraksi bagian bawah lambung dan pencampuran dengan asam lambung. Kemudian lemak akan menjadi partikel nan lebih kecil lagi yaitu 300 kali dari sebelumnya dengan donasi garam empedu nan diproduksi oleh hati.

Di hati akan terbentuk micelus atau butiran-butiran lemak. Dengan enzim lipase dari pakreas, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan 2-monogliserida. Bentuk trigliserida dalam micelus ini nan mudah diserap oleh usus halus. Proses pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut.

  • Makanan nan berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pankreas.
    • Makanan nan kini berada di usus halus kemudian dicerna sinkron kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
      • Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
        • Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan atau diemulsifikasi oleh cairan empedu nan dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
        • 5. Usus Besar

          Pencernaan zat makanan buat kebutuhan absorbsi sudah tak ada lagi dalam usus besar. Yang ada hanya penyerapan air dan elektrolit buat memadatkan chymus nan masih dalam bentuk cair. Chymus dalam usus besar berupa bahan-bahan nan tak bisa diserap di usus halus misalnya selulosa dari tumbuhan nan nantinya akan memberikan bentuk feses atau tinja dan dibuang melalui anus.

          Dalam usus besar terdapat bakteri nan bisa mencernakan sebagian kecil selulosa buat nutrisi bakteri itu sendiri. Aktivitas bakteri ini membentuk beberapa vitamin K, B12, tiamin, riboflavin dan gas-gas karbondioksida, hidrogen dan metana. Vitamin K sangat krusial dalam proses pembekuan darah dan hanya ada dalam jumlah nan sedikit dalam makanan kita. Chymus makin ke arah anus makin padat dan dikeluarkan sebagai feces melalui proses defekasi atau buang air besar.