Pelajaran

Pelajaran



Rahasia nan Tak Misteri Lagi

Sistem pengendalian intern pemerintah seharusnya dilakukan dengan sangat seksama dan tak boleh ada nan dapat menembus sistem itu. Apalagi kalau nan dilakukan merupakan sesuatu nan sangat rahasia. Berbagai taktik nan harus dijalankan akan tercium oleh orang lain. Tentu bukan sesuatu nan menarik kalau misteri itu tak menjadi misteri lagi. Perperangan atau saling curiga dapat saja terjadi. Semua negara niscaya mempunyai perencanaan besar bagi negaranya. Mereka tentunya tak ingin ada negara lain nan tahu.

Kepentingan negara ini harus dijaga. Sikap dan tindakan tak boleh ceroboh. Kalau mereka ceroboh, maka negara lain dapat saja menelikung dari belakang. Interaksi antarnegara di global ini cukup unik. Bila tak mempunyai satu kepentingan, interaksi itu tak akan berjalan lancar. Banyak negara nan akhirnya seperti sapi perahan atau bahkan seperti jajahan baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi ideologi. Kalau tak mempunyai kemampuan menghadapi gempuran informasi dari satu sumber, maka satu negara dapat menjadi negara nan tidak berkembang. Negara itu akan dikendalikan oleh negara lain.

Tidak ada satu negara pun nan mau berada dalam bayang-bayang negara lain. Pada saat Hongkong masih dibawah kekuasaan Inggris, Cina berusaha mengambil alih kekuasaan itu. Akhirnya kesepakatan diambil. Hongkong kembali ke pemerintahan Cina, tetapi Hongkong mempunyai swatantra tersendiri. Makau juga seperti itu. Tetapi Cina belum sukses mengambil alaih Taiwan. Perjalanan nan cukup panjang dilakukan oleh para pendiri negara Taiwan dalam membangun negerinya. Taiwan akhirnya mampu menjadi bagian kekuatan global baik dalam angkatan bersenjata maupun perekonomian nan lumayan bagus.

Cina pun tak kalah dengan Taiwan. Bahkan negeri Tirai Bambu ini kini mungkin telah menjadi satu kekuatan ekonomi nan lebih hebat dibandingkan dengan negara manapun di global ini. Amerika saja berhutang tak hanya budi tapi juga uang kepada Cina. Para pekerja Cinalah nan ikut mewujudkan mimpi Abraham Lincoln membuat rel kereta barah nan menghubungkan Amerika bagian barat dan Amerika bagian timur. Dengan daya juang nan luar biasa, pekerja Cina ini mengerahkan semua tenaganya demi suksesnya pembangunan rel kereta barah itu. Walaupun buat itu mereka harus kelaparan dan mendapatkan upah nan tak banyak.

Apa nan dilakukan oleh orang-orang Cina di negaranya dan di negara orang lain memang sangat luar biasa. Mereka memang pantas mendapatkan penghargaan dan laba ekonomi nan besar dari apa nan telah mereka lakukan. Lalu bagaimana dengan sistem pemerintahan Cina sendiri? Suatu kesuksesan harus dibayar cukup mahal dengan segala pengorbanan. Pengorbanan waktu dan tenaga serta pemikiran. Orang Cina sangat cerdik dan tak akan mudah menyerah. Wikileaks berusaha mendapatkan informasi tentang apa nan dilakukan oleh pemerintah Cina. Sistem pemerintahan nan tak demokratis tentu saja menjadi bulan-bulanan kritik orang di luar Cina.

Namun Cina menyadari bahwa nan tahu tentang diri mereka ialah mereka sendiri. Sehingga apapun nan dikatakan oleh orang lain, itu bukan urusan mereka. Yang mereka lakukan ialah bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyatnya nan berjumlah lebih dari satu miliar jiwa itu. Siapa nan akan bertanggung jawab dengan kelangsungan hayati orang-orang nan ada di daratan Cina itu. Gerakan demokrasi di negara ini memang seakan dipasung sehingga para penggeraknya banyak nan ditangkapi bahkan dibunuh.

Cina mungkin berpikir bahwa kalau mereka menjadi negara nan sangat demokratis, mereka tak akan mampu mengendalikan banyak hal. Demo akan semakin marak. Padahal kalau demo terlalu banyak, artinya waktu produktif menjadi berkurang. Kalau semuanya dalam kendali negara, maka negara dapat membuat peraturan nan bermacam-macam tanpa banyak gangguan dari berbagai kepentingan orang lain nan ingin membuat kepentingannya diakomodasi pemerintah. Ada benarnya juga apa nan dilakukan oleh pemerintah Cina ini.

Buktinya ialah bahwa mereka telah menggapai banyak kemajuan. Tidak adanya sistem pemilu nan terbuka telah menghemat biaya nan luar biasa besarnya. Seandainya bangsa Indonesia seperti Cina, mungkin aturan buat pemilu nan sangat besar itu dapat dialihkan buat pembangunan. Tetapi rasanya bangsa ini tak akan lagi mau seperti itu. Bagaimana dapat negeri Cina ini sedikit terbuka dan sedikit tertutup tetapi masih banyak negara nan berkepentingan dengannya? Prinsip nan tidak tergoyahkan oleh pengaruh orang lain dari negara manapun.

Bangsa Cina lebih baik tak menjadi negara nan sangat demokratis daripada banyak masalah nan akan timbul. Kekuatan Cina dicitrakan oleh pemerintahnya sehingga rakyat percaya kalau negara mereka kuat. Pemahaman bahwa negara mereka kuat ialah salah satu hal nan membuat semangat bekerja keras itu tak pernah luntur. Akhirnya begitu banyak karya orang Cina nan mencengangkan. Mereka mampu membuat gedung tinggi. Para atlitnya berjaya di banyak turnamen. Kritik niscaya ada ketika mereka mengetahui kalau banyak anak-anak balita Cina nan telah dipaksa melakukan latihan nan cukup ekstrim.

Akhirnya, kalau satu sistem pemerintahan harus diatur oleh bangsa lain, maka sistem itu niscaya tak akan dapat membuat masyarakat puas. Bahkan sistem nan diatur oleh bangsa sendiri pun masih banyak kekurangannya dan masih banyak dikritisi oleh bangsa sendiri. Namun, pemilihan harus ditempuh dengan pertimbangan bahwa sistem nan paling baik bagi seluruh rakyatlah nan akan dipilih. Bangsa Cina telah membuktikan itu. Bangsa Indonesia harus mampu lebih baik dari itu.



Wikileaks

Bagaimana dapat beberapa orang nan ada di Wikileaks mengetahui banyak informasi nan seharusnya rahasia? Yang mereka ambil ialah informasi nan sangat krusial. We open goverment. Demikian prinsip Wikileaks. Wikileaks tidak segan membongkar aib negara adidaya sekalipun. Rusia, US, dan China, sudah jadi korban keganasan Wikileaks. Era 2.0 membuat publik mudah mengakses. Sekali klik terbuka data. Meskipun Julian Assange sempat mendekam di penjara, Wikileaks masih tetap meluncurkan visi mereka, we open goverment.

Sistem pengendalian intern pemerintah tak berfungsi apa-apa dihadapan Wikileaks. Sistem nan berfungsi mengecek ricek kinerja sistem ini abai. Terutama, ketika sistem tersebut terkoneksi dengan internet. Orang sekelas Julian Assange maha ahli internet. Konon, selama tersambung dengan internet, sistem apapun dapat ditembus oleh Raja Hacker ini.

Amerika Serikat
Kini, perhatian global tertuju pada US. Diplomat US dituduh sombong dan kelewat campur tangan. Bocoran Wilkileaks justru jadi sandaran kebijakan diplomasi setiap negara. Bocoran Wikileaks seolah mengafirmasi persepsi sebagian orang nan mengangap US pongah. Misalnya, kebijakan perang Irak, Palestina–Israel, dan sebagainya.

US harus menanggung dampak dari semua itu. Menurut lansiran beberapa media internasional, kini negara sahabat US mulai tertutup. Mereka berhati-hati buat menjalin komunikasi dengan US. Sistem pengendalian intern US jebol sebab disinyalir ada campur tangan orang dalam. Selalu ada pembelot dalam kejadian seperti ini. Namun, itu bukan pangkal masalah.

Negara sebesar US dapat lalai, apalagi negara global kedua dan ketiga. US nan dihuni para ahli internet, pakar IT, dan sebagainya, mampu diterobos. Adagium ada gula ada semut berlaku. Reputasi AS sebagai juara demokrasi sekaligus polisi global membuat para hacker kesetanan buat meruntuhkan keangkeran tersebut.



Pelajaran

Pelajaran nan dapat dipetik ialah soal human resource. Sistem pengendalian intern harus diisi oleh para profesional di bidangnya. Mereka ini mengawal tujuan negara. Lebih krusial menjaga misteri negara. Sistem pengendalian intern bersifat integrasi, tak parsial. Jadi, multi sektor harus ikut bergerak. Prinsip imparsial ini nan harus dijalankan.

Sistem pengendalian intern akan menjadi guardian (penjaga) dari aksi semacam ini. Tidak saja bersifat kuratif (mengobati), tetapi lebih krusial preventif (mencegah). Ibarat sedia payung sebelum hujan sebab hujan tidak dapat ditolak sehingga payung harus siap sedia. Dengan demikian, sistem pengendalian intern pemerintah harus berfungsi.