Tari Thailand Khon

Tari Thailand Khon

Anda mengenal kesenian tari Thailand ? Sebelum mengenal kesenian tarinya, ada baiknya kita mengenal Thailand lebih dekat. Thailand ialah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Kepala negaranya dipimpin oleh seorang perdana menteri. Namun, simbol pemerintahan paling tinggi ialah seorang raja nan memimpin secara turun-temurun.

Fungsi raja sangat krusial bagi Thailand sebagai figur pemersatu bangsa. Thailand ialah satu-satunya negara di Asia Tenggara nan belum pernah dijajah. Hal itu disebabkan letak geografisnya nan berada di pedalaman sehingga pada masa penjajahan bangsa Barat Thailand dijadikan daerah buffer atau penyangga.



Tarian Tradisional Khas Thailand

Budha ialah agama mayoritas penduduknya sehingga kesenian tradisional Thailand banyak dipengaruhi agama Budha, termasuk tari tradisionalnya.

Tari Thailand nan sering ditampilkan di berbagai pentas kesenian internasional ialah tari song kran, tari khon, tari sri-chaiya-sing, tari fon poothai, tari pong-laang, tari serng-tang-wai, dan sao mai seperti nan sering dibawakan oleh delegasi keseniannya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Berikut ini ialah beberapa contoh tari tradisional Thailand.



Tari Thailand Song Kran

Tari tradisional Thailand ini menceritakan kegembiraan dan keceriaan. Gerakannya gemulai dan perlahan, namun harmonisasi geraknya seimbang dan memikat. Dahulu, tarian ini dibawakan saat panen padi. Sekarang, tarian ini dibawakan saat menyambut event-event besar, seperti menyambut tahun baru atau menyambut tamu negara.

Tarian ini biasa dibawakan oleh penari wanita dengan jumlah 4-6 orang. Namun, jumlah tersebut dapat berubah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.



Tari Thailand Khon

Tari khon ialah semacam tari topeng di Indonesia, dengan latar belakang kisah Ramayana. Tarian topeng khon ini menggambarkan kancah peperangan akbar nan berlangsung selama pemerintahan Dinasti Ramakien, yaitu perang nan terjadi antara Raja Rama, seorang ksatria bijaksana dan gagah perkasa, melawan Raja Todsakan nan lalim dan durjana.

Raja Todsakan nan merupakan simbol kejahatan ini pada akhirnya bisa dikalahkan oleh Raja Rama nan merupakan simbol kebaikan.



Tarian Fon Poothai

Tarian ini berasal dari suku Poothai nan hayati di timur bahari Thailand dan dibawakan saat pesta-pesta dan upacara-upacara suku tersebut. Gerakannya cukup ritmis dan dinamis. Tari ini mengungkapkan rasa syukur kepada Dewa nan telah bermurah hati.



Tarian Pong-Laang

Tari pong-laang berasal timur bahari Thailand. Musik pengiringnya memilki ritme menyentak dan cukup cepat sinkron dengan gerakan tarinya nan nan sangat bergerak maju dan energik. Itulah nan membuat tarian ini memiliki daya tarik tersendiri.

Tari Thailand ini memiliki 15 bar kayu nan diikat bersama dengan tali nan kuat secara berturut-turut. Instrumennya bisa dimainkan secara solo atau dalam suatu ensemble. Namun, umumnya dimainkan oleh dua orang pemain dengan menggunakan tongkat kayu berbentuk gambang nan dirangkai tali.



Tarian Serng-Tang-Wai

Tari ini berasal dari timur bahari Thailand dan biasanya siapkan buat peristiwa tertentu, seperti festival dan pertukaran budaya. Seperti tari tradisional Thailand lainnya, serng-tang-wai memiliki gerakan nan sangat bergerak maju dan menarik. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 4 sampai 6 orang penari wanita.



Tarian Sao Mai

Tari sao mai ialah tarian tradisional nan berasal dari Thailand Utara. Tari ini dalah salah satu tari tradisional Thailand nan gerakannya mirip dengan tarian Jawa pada umumnya, yaitu gemulai dan perlahan, dengan banyak melakukan mobilitas pada bagian tangan.



Tarian Sri-Nuan

Tarian tradisional khas Tahiland tengah ini cukup popular sebab estetika serta musiknya nan enak didengar menyertainya. Lirik dan musik nan digunakan dalam tarian ini dapat membangkitkan sifat manis dan keanggunan sang gadis dari Thailand. Tarian ini ialah sebuah aktualisasi diri kerinduan seorang pemuda sebab pesona nan begitu besar nan dimiliki oleh si gadis.



Tarian Teut Teung

Tarian tradisional ini menggunakan alat khas nan biasanya digunakan oleh rakyat Thailand buat mengiringi parade festival tradisional di Thailand. Gaya modern dalam tarian ini diciptakan oleh beberapa guru musik nan ada di negeri gajah putih tersebut.



Tarian Petani

Sama halnya dengan di Indonesia, di Thailand juga ada sebuah tarian modern nan dibuat oleh departemen kebudayaan Thailand. Penari nan menggunakan busana beras petani ini menampilkan kegiatan sehari-hari masyarakat petani Thailand.

Koreografi dari tarian petani ini antara lain ialah adegan membajak dan menabur ladang. Dalam tarian ini, para petani merasa konfiden bahwa beras nan ditanam akan tumbuh dengan baik hingga akhirnya panen dan para petani pun merayakannya dengan menari dan menyanyikan lagu-lagu ceria.



Tarian Perang

Tarian ini bercerita tentang peperangan nan terjadi di negeri Thailand dengan menggunakan alat perang berupa tongkat dan pedang. Pedang dan tongkat tersebut harus digunakan dengan kelihaian eksklusif sehingga para penari dapat memainkannya seolah-olah mereka sedang bertemur melawan musuh dari jeda dekat.



Tarian Fon Sao Mai (Tari Tenun Sutra)

Traian ini dilakukan secara berkelompok dengan gerakan nan sangat lamban, anggun, dan hampir mediatif. Tarian nan berasal dari Thailand bagian utara ini menggambarkan seorang penenun kain sutra nan menjadi salah satu komoditi khas negara tersebut.



Tarian Nantha-Peri dan Pu-Cha Drum

Tarian nantha-peri ialah karakteristik khas drum dari wilayah Thailand utara nan digunakan buat memacu prajurit sebelum berperang dan memberi penghormatan kepada Budha dalam upacara keagamaan.

Sementara itu, pu-cha drum merupakan jenis drum nan digunakan oleh masyarakat suku tradisional Thailand. Drum ini juga digunakan dalam tarian pedang dan Raja Kai Lai.



Tarian Pedang

Tarian ini terinspirasi dari seni bela diri antik nan membutuhkan keberanian serta kekuatan buat memainkan pedang dengan jumlah lebih dari satu sambil melawan musuh dengan menggunakan pedang di bagian tangan nan lain.



Tarian Lilin

Tarian ini dilakukan buat menghormati Budha. Tarian nan dilakukan oleh para penari wanita buat memberi hormat kepada dewa-dewa nan melindungi delapan poin primer bagi kebaikan bumi. Para penari tersebut juga akan melewati lilin-lilin demi penghormatan mereka terhadap sang Budha.



Tarian Choeng Tua Auk Son

Tarian nan juga dilakukan buat menghormati Budha ini memiliki sebuah ilmu tari nan kompleks, nan terinspirasi dari bentuk kaligrafi dan huruf antik Thailand bagian utara. Selain itu, hal nan juga menginspirasi tarian ini ialah seni bela diri nan popular di kalangan masyarakat Thailand.



Tarian Serng Kratip Khoa

Tarian ini biasanya dilakukan selama seremoni tradisional dengan gerakan penari wanita nan membawa keranjang nasi nan dikenal dengan nama kratip. Para penari wanita ini bergerak seolah-olah mereka membawakan makanan buat para pria nan bekerja di ladang sebagai petani.



Tarian Serng I San

Sama halnya dengan tarian Serng Kratip Khoa, tarian ini juga biasanya dipentaskan saat ada festival tradisional dengan menampilkan para penari berkostum cerah buat mengungkapkan perasaan bahagia akan adanya perayaan.



Tarian Fon Phu

Tarian ini merupakan bagian dari upacara perdamaian nan diselenggarakan oleh masyarakat suku Phu nan tinggal di Thailand bagian timur laut. Dengan diiringi musik drum suku pipa, maka ritme tarian pun menjadi semakin memberikan keasyikan tersendiri.



Tarian Kelapa (Serng Krapo)

Dinamakan krapo sebab merupakan tarian nan menggambarkan kegiatan gadis secara berkelompok dari wilayah Thailand timur laut, nan memegang dua batok kelapa dan melakukan berbagai ilmu tari nan cukup rumit.

Batok kelapa nan dipegang oleh para gadis nan sudah boleh menikah ini dilempar, dibalikkan, dan dibuat dengan berbagai macam cara buat menunjukkan aksi nan spesial dalam tarian tersebut.



Tarian I-San Bantheong

Tarian nan merupakan serangkaian tarian rakyat ini dipentaskan dalam acara-acara nan meriah dengan gerakan nan cepat dan harmonis. Tarian ini juga biasanya dibawakan dengan diiringi lagu rakyat wilayah timur laut.